22) Nyaman

445 15 2
                                    

Aku sangat nyaman berada didekatmu.

SyavGomes.

---

*Syavila POV*

Hari ini ulang tahunku, tapi aneh semua orang seperti melupakannya. Teman temanku pun tak adaa yang mengucapkan. Bahkan ijah pun melupakannya.

"Happy birthday for me" gumam ku dalah hati.

"Ehh ehh bentar hari ini ulang tahunmu kan?" Ucap salah seorang teman padaku

Aku hanya tersenyum. Pasalnya aku sedikit kecewa karena sepertinya semua orang melupakan hari bahagiaku.

"Aihh iyaa neng ulang tahun yaa. Maaf neng ijah lupa" ucapnya yang membuat mood ku turun drastis.

"Gappaaa kokk ga penting jugaa" ucapku

Sepulang sekolah aku meminta ijah untuk menemaniku bertemu ayah. Dan ijah menyetujui hal itu. Aku sangat merindukan ayahkuu

Soreenya kami berangkatt.

"Ijah ngapainn aku disuruh sarung" aku heran pada ijah yang memintaku untuk membawa sarung.

"Udah bawaa aja" ucapnya.

Disepanjang perjalnan seperti biasa aku mengoceh banyak hal. Hingga rasanyaa setiap jalan mendengarkan semua ocehanku. Iyaa aku memang cerewet.

Sesampainyaa di kuburan aku sedikit bingung dengan tingkah laku ijah.

"Ijah ngapainn?" Aku bertanya saat melihat ijah memakai sarung seperti akan sholat .

Belum sempat ijah menjawab, tukang bersih dikuburan menanyai ijah

"Lee ate sembayang ta?" (Nakk mau sholat ta?) Ucap bapak bapak itu

Aku sedikit menahan tawaku. Ntah kenapaa ijah sangat lucu. Katanya begitu tradisi dirumahnya. Tapi setahuku kalau diirumahku tidak.

Kami punn membersihkan kuburan ayahku. Lalu menaburi bunga. Dan berdoa sejenak.

"Ayah, syav kangen ayah. Kenapa ayah ninggalin syav secepet ini? Syav ga siap ditinggal ayah" ucapku dalam hati

Ayahku adalah sosok yang sangat penting bagiku. Dia meninggalkanku karena kecelakaan kerja. Meski kejadian itu sudah berlangsung sekitar 10 thun yg lalu. Rasanya aku masihh mengingat semua itu. Aku masih menbutuhkan ayahku.

Selesai aku dan ijah pun bergegas pulang karena cuaca mendung.

"Ijah pulang ya. Mendung ni" ucapku

"Iyaa" ucapnya

Sesampainya di gang aku heran.

"Ijah dulu! Neng di belakangg" ucapnya
Tak biasanya dia menyuruhku dibelakangnya. Biasanya dia menyuruhku untuk di depan. Tapi aku tak terlalu memusingkan hal itu.

"Ehh bentarr itu dirumah kok banyak sandal ya? Perasaann ga ada orang" gumamku saat mendekati rumahku

"Happyy birhtday to youu...... happy birthday to youuu" ucapp alisa sahabatkuu sambil membawa kue tart

"Ternyata mereka tidak melupakannya" aku bergumam sambil mematung karena bahagiaa sekaligus kaget. Mereka tidak melupakan birthday kuu.

"Ngapaainnnn. Ini apaan" ucapkuu

"Hihiiii happy birhtday" ucap alisa.

"Tiup tiupp syavila" ucap silvi

Aku membuat harapan lalu meniup lilinnyaa

"Thank you semuanya" ucapku

Keesokannya aku dan ijah pergi jalan jalan. Membeli kaos kaki dan makan seblak basah bersama Alisa.

Setelah ke Departement store untuk membeli kaos kaki. Kami pun pergi membeli seblak.
Setelah cukup lama menunggu, seblaknya matang dan kami pun bergegas kerumah alisa.

"Al ini seblakmuu, inii punya silvi, dan ini punya ijah" ucapku membagikan seblak itu

"Punya neng mana?" Tanya ijah

"Ini" ucapku sambil menunjuk seblak ceker komplit level 5 kesukaanku.

Kamii pun makan bersamaa dan membahas semua hal yang tidak pentingg. Hinggaa malam pun tiba dan sebenarnya aku tidak ingin pulang, tapi karena dilep aku ingin cepat bertemu pacar abadiku, seperangkat kasur.

"Jah pulang yok" ajakku

"Iya ayok" ucap ijah

"Al aku pulang dulu dah ya. Mana ibumu? Aku mau pamit" ucapku

"Ituu di depan" ucap Alisa

"Tee mau pulang duluu" pamitku

"Loh gak sholat dulu?" Ucap ibu Alisa

"Dirumah te sudah malam" ucapku

"Iya sudahh hati hati yaa nak" ucapnya.

Aku dan ijah pun melaju diatas motpr GL milik ijah, menurutku hampir mirip dengan motor Dilan. Ijah berjalan dengan kecepatan sedang. Membuat angin malam terasa.

"Jalan jalan yuk bentar keliling aja. Biar neng ga bosen dirumah" ajak ijah

Aku pun meng-iyakan hal itu karena kupikir itu akan menyenangkan.

Sepanjang perjalanann aku tidak mengoceh karena dilep. Ntahlah rasa sakit ini mengalahkan semuaa sikapku.

Rasanya tidak mungkin jika aku berteriak untuk meluapkannya. Akhirnya aku meremas baju ijah sesekali.

"Kenapaa?" Ucap ijah

"Dilep jahh" ucapku yg kemudian menempelkan kepalku di pundak belakang ijah.

Ijah pun mengeluss kaca helmku.

Posisi seperti ini sangat sangat nyaman. Harum parfumnya yang selalu aku rindukan sangat terasa dihidungku. Rasanya tanganku ingin melingkar memeluk badannya karena aku tidak ingin kehilangan dirinya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk itu. Begini saja sudah cukup.

"Aku mencintaimu. Aku tidak ingin kamu diambil oleh orang lain. Berhentilah bermain main. Sadarlah disini aku selalu merindukanmu" aku membatin.

Sepanjang perjalanan dilepku tak berhenti. Ntah kenapa ini membuatku manja pada ijah

"Ijaahh" ucapku dengan nada yang menurutku aneh

"Apaa" ucap ijah

"Gapapaa" ucapku

"Kalau ngantuk tidurr dah. Kalau dilep disinii enakk pasti" ucap ijah menunjuk pundak belakangnya

Tanpa basa basii aku pun menempelkan kepalaku di pundaknya. Dan sedikit menggoyangkan hidungkku di punggung nya. Seperti kucing yang ingin di manja tuannya.

"Kalah kucingg kalau gini" ucap ijah

"Meoowww" ucapkuu

Kami pun melaju melewatii jalan yang cukup ramai. Aku sangat nyaman berada dengannya. Aku inginn memeluknya tapi sekali lagi aku tidak berani untuk hal ituu.

Sesampainya di gangku, ijah pun pamit dan tidak mampir karena sudah malam.

"Ijah pulang yaaa" ucapnya

"Iyaa atiati ya ijah" ucapku sambil berbalik badan.

"Nenngg" panggil ijah menyodorkan tangannya.

Aku pun menyalami dan mengarahkan tanganku dan tangannya kehidungnya (jika tidak pahamm sabar)

Ijah pun pulang dann aku berbalik badan.

"Ilymore dear" gumamku




---

Oke maafkan aku yang updatenyaa lama bangett. Ini karena aku sibuk okeee.
Maafkan jugaa cerita ini garing. Tapi kalau bacanya pake perasaan insyaallah nyampe kokk di hati heheh:vv terimakasih semua dukungannnyaa ya kawan kawan:))

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang