32) Restu Mama

336 11 0
                                    

Terkadang dia singgah hanya untuk memberimu pelajaran berharga. Tidak untuk berjuang bersama

SyavGomes.

-

--

*Syav POV*

"Maaf" ucap seseorang sembari menyodorkan ice cream padaku

Dengan cepat aku menoleh. Aku membeku tak percaya dengan apa yang ku lihat

"Kok disini? Bukannya jalan jalan sama kak santi?" Ucapku

"Kak santi ada urusan jadi pulang duluan" ucap ijah

Secepat itu kak santi pergi? Padahal aku baru 5 menit disini. Aneh-

"Gausah nangis. Jangan sedih nanti ijah ikut sedih" ucapnya

Saat seperti ini aku merindukannya. Dia yang akan menenangkanku saat aku menangis ketika mengingat ayah ataupun hal lainnya. Kini dia disampingku, menatap lurus pada jalanan yang ramai

"Kalau boleh tau tadi kenapa marahin adik kelas?" Tanya nya setelah keheningan melanda kami

"Adik kelas numpahin es"

"Terus kenapa dimarahi? Kan ga sengaja. Kasian dia tadi sampe nangis di kelasnya"

"Aku gasuka ada orang rusuh ke aku. Senga--" ucapanku terputus saat ijah mengikuti ucapanku

"Sengaja atau nggak apapun itu tetap kesalahan yang harus diberi pelajaran agar tidak di ulangi di lain hari" ucapnya

"Iyaa tau prinsipmu ga bakal ter ubah. Namun apa salahnya memaafkan? Allah aja maha pemaaf masa kamu sebagai hambanya nggak?" Tambahnya

Kini ucapannya lebih sopan dan menuntun ke agama. Ternyata dia benar benar memperdalam ilmu agama.

"Nggaksuka aja" ucapku

Setelah itu keheningan melanda kami. Aku sibuk dengan fikiranku dan dia, tidak tau apa sedang dilakukannya.

"Pulang yuk? Atau jalan jalan deh" ucapnya

"Ngerepotin" ucapku sungkan

"Kamu kayak ke siapa aja ngerepotin. Udah ah ayo" ucapnya sembari dengan lembut menarik pergelangan tanganku.

Ijah pun mengajakku jalan jalan berkeliling. Aku pun yang masih pusing dan linglung tidak terlalu menikmati perjalanan ini. Belum lagi rasa sesak di dadaku karena memori tentang aku dan ijah terus saja berputar.

Sekarang aku di sini, diatas motor ijah. Geli panggilan dariku untuk motor ijah. Motor ini saksi antara aku dan ijah. Saksi akan gombalan ijah. Saksi atas ocehanku. Dulu di motor ini aku akan memeluk ijah dan ijah akan sangat marah apabila aku tidak memeluknya. Kini aku dan ijah terpisah jarak. Aku menghindar dan sepertinya ijah juga seperti membuat jarak padaku. Sungguh, aku merindukannya.

Ijah pun berhenti di sebuah taman yang biasanya kita kunjungi. Entah hawa apa aku tambah pusing dan mataku sudah tidak jelas lagi.

"Lohh syav kenapa?" Ucap ijah setelah melihatku

"Gapapa. Aman"

Dia pun memegang dahiku "Syav sakit. Ayo pulang" ucapnya

"Ngga gapapa."

"Udah ayo naik"

Geli pun melaju. Entah aku berbunga atas perhatian ijah. Sudah lama aku merindukan sosok ijah.

Tanpa disadari dia pun menarik tangan yang kuletakkan di paha. Diarahkannya sehingga aku memeluknya persis seperti saat kita bersama.

"Pegangan takut jatoh" ucapnya

Tak lama aku pun sampai dirumah.

"Makasih dan maaf merepotkan" ucapku

"Sama sama. Minum obat dan istirahat yang banyak. Makan dijaga jangan sampe maag nya kumat"

Aku pun masuk ke halaman rumah. Terlihat motor CB100 yang di Platnya terdapat tulisan "Penguasa Jagat Raya" . Yang sudah bisa dipastikan bahwa itu motor Fikhri. Aku sendiri tidak tau maksut dari tulisan itu. Mungkin hanya nama keren yang fikri tuliskan disana. Aku pun masuk ke dalam rumah dan mendapati Fikhri dan mama yang sedang berbincang. Mama berdiri dan menghampiriku diikuti fikhri dibelakangnya

"Sayang kamu kenapa? Pucet loh. Terus kok telat pulangnya kemana aja seharian" ucap mama

Namun tak sempat menjawab ucapan mama kepalaku berdenyut dan semakin lama semakin gelap.

*Fikhri POV*

Syav pingsan tepat di depan mamanya. Aku pun dengan cepat menggendong syavila kearah sofa dengan gaya "Bridle style" . Semua yang ada disana panik. Syav sangat jarang pingsan separah apapun sakitnya.

"Tante, syav deman" ucap ku pada mama syav

"Sebentar, tante ambilkan kompres"

Tak lama syav pun di kompres. Aku sangat khawatir pada syav. Aku pun terus memegangj tangan kiri syav. Aku tidak mempedulikan mama syav yang melihatnya.

"Sini ikut tante" ucap mama syav padaku

Kamipun sampai di ruang keluarga. Mama syav menatapku dengan serius.

"Jadi gini, syav pernah sakit overthingking. Dimana orang tersebut tidak boleh mempunyai beban terlebih." Ucap mama syav

Aku terkejut bukan main. Syav yang selama ini ku kenal periang dan seperti tidak memiliki beban apapun ternyata bisa seperti ini.

"Tante percaya sama kamu, kamu bisa jaga syav. Jangan bebani dia apapun itu. Jaga ucapan kamu. Syav orang yang sangat pemikir jadi meski sebuah gurauan syav akan memikirkan itu." Lanjut mama syav

Aku pun teringat tadi siang. Ucapanku mungkin terlalu kasar.
Maafkan aku sayang,

"Iya tante" ucap ku

"Dan satu lagi--" ucap mama syav tergantung

"Suatu hari tante pingin liat kamu menikahi syavila" ucap nya

Aku terkejut bukan mainn. Aku shock. Jujur aku memang menyukai syav sejak kecil tapi aku masih takut untuk menyatakan perasaan ini. Karena kamipun masih sama sama sekolah. Namun aku senang itu tandanya mama syav merestui kami.

"Dengan senang hati tante" ucapku



***

*Syav POV*

Aku pun terbangun dan melihat jam pukul 5 pagi. Cukup lama aku tertidur ternyata. Yang terakhir ku ingat adalah sore hari aku pingsan di depan mama beserta fikhri.

Ku buka HP ku. Ada pesan dari nomor tak di kenal. Pesan itu memperlihatkan ijah yang sedang membeli arbanat dengan kak santi. Sesak langsung menyerang dadaku. Aku tidak tau kenapa orang ini seperti sengaja membuatku membenci ijah. Dan aku tersadar mungkin memang aku harus melupakannya. Harus.


---

Follow on instagram
@Syavila.lz_

Haii semuaa💙
Maaf baru update:v baru selesai UN prak akutuu gaes. Jadii sibuk😁 maapkeun yak🙂


Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang