52) Denganmu

175 4 0
                                    

Aku tau rasanya berjuang sendiri, aku tau rasanya sepi, aku tau rasanya hidup abu abu. Namun denganmu, aku merasa sedang diperjuangkan, aku merasa ramai, dan aku merasa hidupku mulai banyak warna.

-Syavilaaaa

---

Hari ini sangat melelahkan, membuat syav merasa ingin cepat cepat pulang. Rasanya ia ingin menghempas semua buku di depannya, ia ingin teriakk sekeras mungkin agar lelahnya tersingkirkan.

Belum lagi pelajaran matematika yang membuat kepalanya ingin dicabut lalu di ganti dengan kepala yang baru.

Bel pulang masih 45 menit lagi, syav dan silvi -Teman sebangku syav- sudah tidak perduli lagi dengan segala rumus yang diterangkan oleh gurunya. Yang di lakukan mereka hanya menggambarkan gaun pernikahan, membuat gunung, membuat laut, mewarnai segala sesuatu yang ada. Otak mereka sudah menyerah.

Bae❤
"Mau ijah jemput?" 

Tawar ijah, hubungan mereka semakin membaik. Malah tanpa ijin syav memberi nama kontak ijah dengan istimewa.

Senyum syav merekah, iaa sangat bersemangat.

Syav
Mauuuuuuuuuu

Bae❤
Kutunggu kehadiranmu tuan putrii.

Syav
Ayeyyyy kaptenn!!!!

"Yang belakang kok senyum sendiri" ucap guru matematika itu. Syav pun langsung mematikan hp nya.

"Hehe nggk buu" ucap syav dengan cengirannya

"Ayo perhatikan lagi"

"Iya bu"

Syav pun memperhatikan papan tulis yang penuh dengan angka dan rumus rumus. Tapi otaknya tetap berkelana. Entah kenapa di jemput ijah rasanya bahagia.

S a t u K e l a s

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Syav pun keluar dr gerbang. Ia mengedarkan pandangan. Ditemukannya satuu sosok yng berhasil membuat senyumnya merekah. 

"Haaaiiii ijah" ucap syav

"Haii. Yuk naik" ucap ijah

"Okeyyyy"

Mereka pun berjalan membelah probolinggo, dengan canda gurau sepanjang jalan.

"Neng jangan terlalu di forsir ya! Jangan capek capek. Nugas boleh tapi jangan lupa istirahat" ucap ijah

"Iyaa ijahhhh"

"Makann jangn ditundaa, jangan telat yaa!!"

"Yessss"

Mereka mentertawakan banyak hal. Membuat senyuman tak henti hentinya merekah.


S a t u K e l a s

Teruntuk kamu yang masih menemaniku hingga saat ini, terimakasih telah mengajarkan banyak hal. Tentang sabar, tentang rindu, tentang bagaimana rasanya dicintai. Bagaimana rasanya dikhawatirkan, bagaimana rasanya di perdulikan, bagaimana rasanya hidup berbhnga bunga. Rasanya sangat bahagia. Sangat sangat bahagia. Bisa bersamamu, melewati hijaunya sawah, dinginnya malam, panasnya siang, mentertawakan setiap hal yang lewat di depan kita. Kau tau? Rasanya aku ingin memberhentikan jam waktu. Agar aku tetap bersama mu.  Rasanya perjuanganku telah terbayarkan, kesabaranku kemarin telah dibayar. Untuk kamu, jangan pergi. Tetaplah disini, bersamaku, disampingku, setiap saat, dan setiap rindu itu telah datang.
Aku ulangi, jangan pergi.

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang