30) Dengan Fikhri

365 16 0
                                    

Kau akan mengerti betapa berharganya seseorang saat orang itu sudah tidak bersamamu, lagi.

SyavGomes

----

Syavila POV

Besoknya aku terbangun saat subuh. Aku mandi kemudian sholat subuh. Setelah sholat aku mengecek hp. Dan ada pesan dari nomor tak dikenal.

0856xxxxxxxx
Hai syav udah bangun belom?
Bangun dong
Hey syav
Jaketku di kamu yaa
Belom bangun ya?

Bila menebak mungkin ini nomor Fikri. Dilihat dari kalimatnya yang menyatakan jaketnya ada padaku.

Jujur saja mendapat pesan itu tidak membuatku baper. Tidak! Aku malah merindukan sosok ijah yang dulu. Biasanya setiap pagi dia akan mengirimi ku pesan membuatku tersenyum meski arwahku tidak sepenuhnya kumpul.

Namun semakin hari ijah tidak pernah lagi mengirimiku pesan seperti itu setiap pagi.

Syavilaa
Ini nomor Fikri?

0856xxxxxxxx
Iya, save ya syav.

Syavilaa
Oke. Btw jaketnya masih di aku

Fikri
Iyaa pake aja. Kamu sekolah berangkat jam berapa?

Syavilaa
Aku berangkat jam 06.15

"Biasanya mah setengah 7 masih belum berangkat fik" aku membatin

Fikri
Aku anterin oke

Syavilaa
Eh gausahh kita beda arah kan

Fikri
Tidak menerima penolakan. Cepet siap siap jam 06.05 aku bakal udah dirumahmu.

Syavilaa
Whatt?

Aku pun bergegas memakai baju ketika aku melihat jam menunjukkan pukul 05.30 (perempuan kalau siap siap minimal setengah jam yak:v belum sarapannya loh) aku sarapan dengan tergesa gesa.

"Tumben kamu jam segini udah rapi? Biasanya juga masih duduk di teras" ucap mamaku

"Aku ada piket maa jadi harus berang--" ucap ku terhenti saat mendengar suara motor

"Matii aku, fikri beneran dateng" batinku

"Eh itu siapa ya?" Ucap mamaku

Aku melihat sosok fikri dengan seragam SMA nya, kita selisih satu tahun jadi sekarang dia kelas 10. Aku sempat terpesona melihat wajahnya, alis tebal yang hampir menyatu, Rambutnya yang masih basah, terlihat klimis namun seperti tidak menggunakan pomade atau semacamnya. Badannya yang tinggi, jaket berwarna cream dan dengan motor CB100 nya.
Samar samar aku mendengar percakapan mereka.

"Eh kayaknya kenal" ucap mamaku memperhatikan fikri

"Iyaa tante saya fikri, temen kecil syav anaknya bu sum ituu" ucap fikri menampilkan senyum lebarnya.

"Oalahh fikri yang pindah ke bandung itu ya?" Ucap mamaku antusias

"Iyaa tante" ucapnya

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang