33) Pacar Baru

379 10 0
                                    

Ketika cinta dapat meruntuhkan sebuah pertemanan.

SyavGomes.

--

Syav POV

Minggu pagi aku terbangun dengan udara segar. Aku tidak terlalu memperdulikan lagi kiriman pesan berupa foto foto ijah dan kak santi dari nomor tak dikenal itu. Aku tidak memikirkannya terlalu dalam karena aku tidak ingin lelah sendiri.

Akupun mandi dan bersiap sarapan. Saat hendak sarapan suara motor CB100 terdengar. Tak lama lelaki bertubuh tegap dengan helm Bogo hitam, berjaket kulit hitam memasuki halaman rumah. Dari meja makan dapat dilihat bahwa itu Fikhri

Jujur saja aku masih sakit hati dengan ucapannya. Aku berusaha acuh terhadap fikhri.

"Assalamualaikum tantee" ucapnya kemudian salam pada mamaku.

"Waalaikumsalam.. yuk masuk syavila sarapan tuh" ucap mama

"Iya tantee" ucap fikhri

Fikhri pun menghampiriku yang sedang sarapan.

"Ngapain" ucapku ketus

"Mau minta maaf. Aku bercanda. Aku gak ada niat mau nyakiti kamu. Beneran aku bercanda" ucapnya

Becanda ada batasnya juga kan? Aku membatin

"Nih minuman kesukaanmu" ucapnya aembari memberiku Fayrouz. Minuman bersoda favourite ku

Pintar kali membujukku. Tapi aku tidak segampang itu terayu. Aku membatin lagi

"Gini deh sebagai permintaan maaf kita jalan jalan?" Ucapnya

Sungguh aku sangat menyukai jalan jalan meski hanya berkeliling menggunakan sepeda motor.

"Sibuk" ucapku

"Pleasee!! Maafin aku" ucapnya

"Udah maafin aja sayang kan fikhri juga bercanda" tiba tiba mama datang

"Allah aja maha pemaaf masa kamu hambanya ngga" ucap mama lagi yang persis seperti ucapan ijah

"Yauda yauda" ucapku

"Yess" ucapnya. Bibirnya tertarik keatas, dia tersenyum lebar menampilkan deretan giginya

"Yaudahh habis ini kamu ganti baju yaa kita jalan jalann" ucapnya sembari mengusap ujung kepalaku

Dia kira aku kutuan? Diusap usap seperti orang mencari kutu

Aku pun mengganti bajuku. Aku menggunakan leging hitam yang tidak terlalu ketat, baju tunik yang panjangnya hingga lutut dan bermotif bunga dibagian dada, kerudung hitam, dan sendal gunung.

Aku tidak berniat mengikuti warna baju fikhri hanya saja aku enggan mengambil baju di lemari. Jangan dikira aku tidak mengganti baju. Baju seperti ini hanya ku pakai ketika keluar saja. Kalau dirumah aku menggunakan hotpants dan kaos saja. Jadii kalau baru sekali pakai aku tidak akan menaruhnya di cucian.

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang