39) Psikopat

313 9 0
                                    

Tetaplah bersikap baik meski hatimu sedang tidak baik.

SyavGomes.

---

"Bangun ay" samar samar aku mendengar suara dalam mimpiku. Ah tidak ini hanya mimpi.

"Ayyyyy!! Bangunnn woy pagi iniii" suara fikhri?

Akupun berusaha membuka mata, samar samar aku melihat seseorang berbadan tegap berjaket army.

"Oh fikhri" gumamku khas orang bangun tidur melihat keberadaan fikhri di kamarku.

Ah! Sebentaarr. Fikhri?

Aku pun terpelonjak kaget. Bagaimana bisa ada laki laki dalam kamarku?

"Fi-- fikhrii ngapain di-- kamaarku?" Ucapku terbata bata.

Ku sampirkan selimut yang sedari tadi ku genggam menutup tubuhku. Ternyata bajuku lengkap.

"Dihhh.. aku ga ngapa ngapain kamu kali. Ogah aku mah sama bocah kecil kayak kamu. Mending cari lain yang montok" ucap fikhri dengan cengengesan khas nya.

"Bomat ah!" Ucapku kembali tidur.

"Ehh nggak boleh tidur lagi. Ayooo jogging." Ajak fikhri

"Ide bugasss" ucapku mengacungkan jempol

"Bagus buk, baguss bukan bugass"

"Yade kamu sekarang pergi dari kamarku. Mau mandi" ucapku sembari mendorongnya keluar kamar.

Setelah fikhri keluar kulirik jam. Ternyata masih jam setengah 5. Terlalu pagi dasar fikhri gila.
Aku mengambil handuk kemudian merapikan rambutku.

~Clentung~

Hp ku berbunyi tanda pesan masuk. Aku pun segera mengambilnya di nakas.

Kak Santi
Syav? Bisa ke taman jam 6? Aku mau ngomong sesuatu. Penting banget.

Eh? Apa ini? Mataku tidak katarak kann? Kak santi memberi pesan? Mau ngomong penting? Haruskah ku balas? Kalau ternyata dia mau bilang kalau sudah dengan wahyu bagaimana?

Aku pun segera mandi dan menemui fikhri. Aku penasaran sampai mati akan ku perjuangkan memang diaa--. Lah kok nyanyi?-_-

Setelah pamit kepada mama aku dan fikhri pun jogging hingga sampai ke taman. Fikhri banyak bercerita dari tentang teman kelasnya yang sangat receh hingga ternak kecoa nya yang bangkrut. Dasar gila!

"Ay makan yuk. Sarapan" ajak fikhri

"Kuy!"

Kamipun sarapan di tempat bubur ayam yang waktu itu kami datangi.

"Ih kok di aduk gitu si. Jijikk" ucapku kegelian melihat bubur fikhri yang dicampur jadi satu kesatuan. Menjijikkan.

"Dihh.. enakan gini"

"Bomat ah"

Setelah selesai fikhri membayar dan kami hanya tawaf di taman. Beginilah nasib orang moody. Kadang bersemangat kadang tiba tiba hilang semangat.

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang