40) Psikopat '2

311 9 0
                                    

"Ternyata aku memperjuangkan orang yang salah, lagi"

SyavGomes.

---

"Asal kamu tau! Kamu ga pantes buat dia!!" Jeritan bercampur tangisan seorang perempuan terdengar di telingaku.

Mataku terlalu berat untuk dibuka. Pipiku perih, ruangan ini sangat pengap.

Plakkk--

"Aku ngga suka orang ngatur hidup aku!! Kamu tau nggak? Kamu itu tukang ngancurin hidup orang. Aku udah berjuang buat kamu tapi nyatanya?" Suara bariton kini menggema di ruangan ini. Akupun berusaha membuka mataku. Perlahan mataku terbuka dan kepalaku sangat pening.

Aku kaget bukan main saat mataku terbuka sempurna. Mengenaskan. Mungkin itu gambaran yang pantas untuk seseorang yang aku lihat saat ini. Kak santi, wajahnya merah, penuh luka. Darah mengalir dari hidung dan pelipisnya. Matanya bengkak seperti telah menangis 3 hari. Baju putih terdapat banyak noda darah.

"FIKHRI STOP!!" Akupun berteriak menyudahi penyiksaan yang keji itu. Aku benci laki laki yang menyiksa perempuan. Apakah mereka lupa bahwa mereka dilahirkan dari rahim seorang perempuan?

"Hai sayang. Udah bangun? Nyenyak nggak tidurnya?" Fikhri pun berbalik badan dengan senyuman yang manis. Tidak, kini bukan senyuman manis. Tapi seringai iblis

Dia pun mendekat dan mensejajarkan tubuhnya dengan ku yang terduduk di kursi dengan tangan terikat. Wajahnya sejajar dengan wajahku.

Nyaliku menciut saat melihat matanya yang tajam. Tidakk kau tidak boleh takut pada manusia seperti ini. Bahkan seperti inipun aku menyebutnya manusia.

"Kamu tau nggak Fenomena Aurora yang di gunung gunung salju? Indah banget kan? Kayak kamu" ucapnya sembari memegang daguku.

Biasanya aku membaca atau menonton film tentang psikopat, dan kini aku mengalaminya sendiri. Ternyata lebih menakutkan dari yang ku bayangkan.

"Jawab dong ay! Mulut kamu kan masih berfungsi dengan baik" ucapnya sembari memanyun manyunkan bibirku.

"Ternyataa kamu kalau ketakutan lucu ya. Makin imut tau gak" ucapnya lagi.

"Kamu gila fikhri!!" Ucapku dengan nada penuh kebencian.

"Aku gila karena kamu ay! Aku tu cinta sama kamu. Nggak langsung cinta sih. Jadi dengerin yaa. Bener apa yang dibilang santi ke kamu itu. Aku cuman mau bales dendam. Tapi akhirnya aku nyaman loh sama kamu. Trus cinta deh." Ucapnya

"Gilaa, kamu gila fikhri!!" Ucapku. Airmataku tak terbendung lagi. Aku sangat takut. Dadaku sangat sesak.

"Sttttt jangan nangis sayang! Aku nggak suka kamu nangis" ucapnya sembari mengusap air mataku.

Tangisanku semakin pecah. Dadaku semakin sesak dan nafasku pun mulai tersenggal.

Fikhri pun berdiri dan menuju kak santi yang berada di sebrang ku.

"Kamu nggak kalah imut kok dari dia. Cumann aku lebih suka ke syav. Diaa itu lrbih bisa ngehargai aku. Nggak kaya kamu yang gak ngehargai aku." Ucap fikhri pada kak santi. Fikhri berada di depan kak santi dengan posisi persis seperti padaku tadi.

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang