51) Antara Aku, Kamu dan Hujan.

208 5 0
                                    

Datangnya hujan membuat bumi basah, Datangnya kamu membuat hidupku berwarna.
Syavilaa

---

Setelah pertemuannya dengan Fikhri, Syav men-sugesti dirinya untuk lebih berhati hati. Ia juga membuat semua kejadian kemarin sebagai pelajaran agar ia lebih kuat. Membuat dirinya percaya bahwa setiap orang yang ada di hidupnya akan pergi. Ntah pergi karena kematian, percintaan, karir atau bahkan pergi karena sebuah penghianatan.

Kini ia menjalani harinya seperti biasa. Ia merasa cukup untuk kesedihannya kemarin. Cukup membuat orang yang perduli padanya gelisah atas kesehatannya. Ia tak perdulikan lagi masalah Aurel -sahabatnya- atau pun zahra. Ia masih punya banyak teman. Meski ia tahu tak semua dari temannya itu tulus. Bukannya suudzon, di zaman sekarang ini ia merasa bahwa tidak mungkin tidak ada yang membencinya. Termasuk orang terdekatnya sekalipun. 

"Seluruh pelajaran hari ini telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru.  All lesson is ending for today, see you tomorrow morning with a new spirit. Careful on the road and have a nice day"

Bel pertanda pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa X OTKP 2 yang tadinya mengantuk saat jam terakhir karena lapar ditambah suasana yang mendung mendadak bersemangat. Tak terkecuali syav.

"Yaallah akhirnyaa pulanggg" ucapnya bersemangat

"Kalau bel pulang aja denger, daritadi di curhati ga denger malah tidur" ucap Silvi -teman sebangku syav-

"Komen aja netijen, dahlahh aku mau pulang. Laparr, ngantuk juga" ucap syav sembari mengemasi buku buku yang sedari tadi ia jadikan bantal bukan ia pelajari.

"Di jemput ijah?"

"Nggatau deh" ucap syav

~Tringg~

Tepat setelahnya terdapat notif.

Ijah.
Neng ijah yang jemput ya? Ini sudah pulang

Syav.
Ga ngerepoti nih?

Ijah.
Yaa nggak lah, tunggu yaa 15 menit lagi aku nyampe.

Syav.
Siap kapten! Syav absen dulu

Ia tersenyumm, ntah kenapa mood nya sangat baik sekarang. 

Mendung tampak semakin rapat, membuat suasana seperti semakin gelap. Ramainya gerbang sekolah menjadi pemandangan biasa setiap sore.

Rintik hujan mulai turun dan membuat siswa siswi yang tadinya berdiri di pinggir jalan mendadak mencari tempat teduh untuk berlindung dari hujan.

Syav.
Ijah dimana?  Kalau hujan jangan kesini dulu, nanti sakiit

Tak ada jawaban. Menandakan bahwa ijah tidak memegang hp. Rintik hujan kian deras. Seolah berbondong bondong menyerang bumi. Membuat hawa menjadi dingin. Membuat jalanan menjadi basah. Jalanan yang semula banyak dilewati kendaraan bermotor mendadak sepi, hanya ada mobil yang berlalu lalang.

Syav kebosanan. 20 menit sudah menunggu ijah. Teman temannya yang lain sudah pulang. Kini ia tinggal sendirian.

Membuka ig, line, facebook, whattsap, bahkan wattpad sekalipun tak mampu menghilangkan kebosananya.

Ia ingin mandi hujan, bahkan sepatunya sudah cukup basah. Tapii ia tak ingin kondisinya down lagi.

''Cukup membuat orang disekitarmu khawatir" Batinya

~Brummm~

Dari kejauhan terdengar suara seperti Gely, motor ijah. Benar saja, tampak laki laki yang basah kuyup. Syav pun langsung berdiri. Ia khawatir.

"Kokk hujan hujanann sii jah?" Ucap nya namun tak di dengar oleh wahyu karena derasnya hujan membuat suaranya teredam.

Ia menatap lelaki di depannya ini dengan perasaan campur aduk. Ingin tertawa karenaa wahyu lucu, namun juga kasihan karena demi dia wahyu sampai menerjang hujan.

"Ijah basah semuaaa" ucap syav

"Nenek nenek juga tau neng iss"  ucap wahyu

"Syav pingin hujan hujan jah" ucap syav

"Gaboleh"

"Lahh kenapa? Ijah kann hujan hujan masa syav gabole? Syav juga pingin pulang jah" ucapnya memelas

"Tunggu reda baru pulang"

"Gak bakal berhenti jah kalo ditunggu" ucap syav

"Kalo berhenti gimana?" Tanya wahyu

"Kalo ga berhenti gimana?" Syav pun balik bertanya

"Tunggu sampe berhentii lah" ucap wahyu

"Isss ijahh"


Sekitar 25 menit mereka menunggu hujan, tapi tak kunjung reda. Wahyu pun bingung karena sedari tadi syav hanya meracau ingin mandi hujan.

Bukannya ia tak ingin menuruti, tapi menurutnya cukup melihat syav sakit. Ia ingin gadis itu sehat agar terus bisa berjalan jalan bersamanyaa.

"Ayoo jahhh mandii hujann" rengek syav

"Tunggu reda neng" ucap wahyu

"Syav sama ijah ga perna mandi hujan tauu" ucap syav

"Ihh neng gabaik tau mandi bareng. Belum muhrimm" ucap wahyu

"Bukan gituu ijahh iss" ucap syav

Menggoda syavila adalah kesenangan bagi wahyu, membuat pipi syavila merona karena semburat merah. Imut, teramat sangat imut

"Yaudah ayo naik" ucap wahyu mengalah

"MANDI HUJAN!!!???" Ucap syav kegirangan 

"Mau nggak nih?" Ucap wahyu

"Berangkaaaaatttt" ucap syav setelah naik di belakang wahyu

Merekapunn pulang dengan basah kuyup. Menceritakan banyak hal yang tidak penting. Membuat keduanya tertawa bahagia.

Rintik hujan tak membuat mereka kedinginan dan berdiam diri. Mereka seolah melawan derasnya air yang jatuh dari langit.

"Syav harap kita bisa gini terus jah, jangan pergi lagi" Batin syav





---

Haii❤
Terimakasih masih setia:)
Luvyu❤









Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang