57) Akhirnya

71 2 1
                                    

"Aku tak tahu, apakah aku benar benar di hatimu atau aku hanya kau jadikan teman"

----

Hari yang sangat melelahkan. Setelah seharian penuh berkeliling dengan menggunakan Gelly -Motor GL milik ijah-, syav dan ijah pun telah sampai dirumah.

Syav sangat menikmati keindahan yang dimiliki kota nya itu, tadi ia berangkat setengah 9 bersama ijah, dengan 3 orang teman ijah yang masing masing bersama pacarnya.

"Neng" ucap ijah yang membuat syav menoleh.

Mereka kini tengah duduk di kursi ruang tamu rumah syav. Syav tengah melihat hasil foto di bukit tadi.

"Iya jah?" Ucap syav

"Maaf ya, tadi sudah buat syav nangis pas di atas bukit" ucap ijah

"Nggak papa ijah, sekarang syav lega" ucap syav


Flashback On

Mereka telah sampai, sepanjang perjalanan syav masih terdiam. Namun menikmati perjalanan. Sesekali memegang pundak ijah ketika jalan yang dilewati mulai menanjak.

Perjalanan mereka terbayarkan dengan betapa indahnya pemandangan di hutan Itu.

"Jah syav pingin ngomong" ucap syav

"Ahirnyaa neng mau ngomong sama ijah" ucap ijah. Bukan apa sepanjang perjalanan ketika ijah mengoceh banyak hal, syav hanya berdehem

ijah dan syav memisahkan diri dari teman temannya. Mereka duduk di batang pohon pinus yang tumbang.

"Neng mau ngomong apa" ucap ijah. Sedikit takut.

"Aku bingung" ucap syav

"Bingung kenapa neng?"

"Selama 3 tahun kita bareng bareng, kenapa ijah gampang banget suka sama perempuan lain? Aku tau, kita ini ga ada hubungan apa apa. Dan aku ga punya hak untuk mengatur hati ijah. Tapi apa ijah ga liat perjuangan aku?" Ucap syav dengan tatapan lurus ke depan.

Ijah menarik napas nya, membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegap.

"Neng mau tau kenapa ijah gampang suka sama cewek lain?" Ucap ijah

Syav hanya diam. Sebenarnya ia takut. Teramat sangat takut, ketika nanti jawabannya tak sesuai harapan.

"Bukan ijah ga liat perjuangan syav, ijah liat. Ijah jelas liat perjuangan itu" ucap ijah

"Tapi, selama hampir 3 tahun juga ijah nyari" ucap ijah

"Nyari? Nyari apa?" Ucap syav

"Ijah nyari apa yang ijah suka dari syav. Selama hampir 3 tahun itu ijah belum nemu. Ijah nyari kenyamanan ketika sama syav, juga ijah ga nemu. Ijah coba buat memantapkan hati ke syav tapi ijah gabisa. Ijah mau sama perempuan yang sempurna" Ucap ijah

Hati syav mencelos. Dadanya naik turun. Airmatanya mendesak keluar. Meminta untuk keluar. Ternyata benar kata orang, ucapan tak selalu menggambarkan perasaan. Lalu selama ini, kenapa ijah masih bersamanya? Syav ingin pulang sekarang. Jika bisa ia ingin menggunakan baling baling bambu doraemon.

"Oke" itu yg bisa syav ucapkan

"Tapi, asal syav tau. Sekarang ijah sudah nemu. Dan hal ini ternyata ijah temuin dari dulu. Ijah sadar neng, ga ada yang sempurna dan ga akan pernah ada yang sempurna. Selama ijah nyari pada akhirnya ijah selalu kembali ke syav" ucap ijah

"Ijah sadar perjuangan syav berat banget. Syav selalu maafkan kesalahan ijah yang sudah sangat sangat fatal. Syav selalu ada buat ijah. Syav selalu bikin nyaman yang sayangnya ijah lupa kalau rasa itu adalah rasa nyaman"

"Ijah minta maaf sama syav atas kesalahan ijah kemarin. Meski ijah tau, ga pantas untuk syav maafkan, tapi tolong neng ijinin ijah untuk bales semuanya. Hati ijah sudah menetap buat syav. Ijah sayang sama syav." ucap ijah.

"Maaf ijah sudah sering nyakitin syav. Tapi sekarang perasaan ijah gabisa di tahann lagi" ucap ijah

Ijah pun menyamping, menghadap syav. Mengambil tangan syav yang dingin. Hatinya bergetar, sekali lagi ia melihat syav menangis. Sedari tadi ia tak mendengar tangisan sedikit pun. Tapi ternyata syav menangis.

"Neng, apa neng mau jadi pacar ijah?" Ucap ijah

"Kak santi gimana? Adik kelas? Cewek cewek yang lain?" Ucap syav

"Ga ada lagi kak santi neng, ga ada lagi adik kelas atau cewek yang lain. Yang ada cuman kita berdua. Sampai nanti. Sampai kita tua. Punya 12 anak kalahin gen halilintar" ucap ijah

"Idih apaan dah nyampe anak anak segala" ucap syav

"Jadi? Apa neng mau jadi pacar ijah?. Udah 2 kali nih ngomong, sekali lagi ngomong dapet piring ijah" ucap ijah

"Apa nanti ijah bisa jaga hati syav? Ga nyakitin syav? Ga bikin nangis syav? Janji ya?" Ucap syav

"Nggak neng, ijah gamau janji. Tapi ijah mau buktiin" ucap ijah

"Yaudah deh" ucap syav

"Yaudah apa?" Ucap ijah

"Yaudah kita anu" ucap syav

"YESSSSSSSSS!!!" Teriak ijah

"Ih dasar gila"

Flashback Off

"Neng?" Ucap ijah mengagetkan syav yang tengah melamun mengingat kejadian tadi

"Iyaaa jah?" Ucap syav

"Oohh neng lagii inget inget yang tadi yaaaa" ucap ijah

"Ih buaya PD banget si" ucap syav

"Yaiya dong jelas. Nih ya liat wajah syav merah" ucap ijah

"Nggak apaan dah. Dasar ijah buayaaaa" ucap syav sembari melemparkan bantal ke wajah ijah.

"Ih nengggg" ucap ijah yang juga ikut melemparkan bantal kepada syav. Mereka pun tertawaa di sore itu. Seakan lupa. Bahwa mereka pernah sama sama terjabak pada perasaan mereka sendiri




---

HOLAAAA😲
I'm back guys. Maaf buat kalian yang sudah nunggu berbulan bulan😢 Aku aku lagii ga mood banget sm wattpad huhu😭 Tengkyu banget buat yang masih simpen cerita ini di perpus kalian. Tengkyu banget❤

Oh iya, menurut kalian apa cerita ini bakal tamat?

Follow instagram aku @syavila.lz_
Biar kita bisa makin deket. Kita bisa mutualan gitu loh😂❤





Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang