48) Berakhir

254 6 0
                                    

"Tenang, masih ada aku"

---

Syav luruh di lantai. Ia menangis. Hatinya perih. Luka yang dibuat orang orang rasanya semakin menganga setelah apa yang zahra ucapkan. Ia ingin berdamai, namun rasanya damai memusuhi dirinya.

Derap langkah kaki terdengar dengan tergesa. Lelaki itu segera masuk setelah mendengarkan semuanya. Ia sudah menduga bahwa ada yang tidak beres antara syavila dengan zahra. Dan benar saat ia mengikuti syavila ia menunggu diluar dan ia tahu apa yang sebenarnya.

Ia sangat khawatir tatkala mendengar tangis yang membuatnya mengepal kan tangan.
Wahyu menemukan syavila yang terduduk dilantai. Di dekapnya gadis itu. Dipeluknya sembari mengusap punggung gadis itu agar lebih tenang. Ia membiarkan bahu nya basah oleh airmata syavila.

"Tenang, masih ada aku" ucap wahyu sangat lembut. Ia tak tega melihat gadis nya yang biasanya tertawa riang ternyata menanggung luka yang teramat besar.

"Ayo pulang, ijah anter neng" ucap nya lagi. Kemudian menuntun syavila agar berdiri dan membawanya pergi dari ruangan itu.

Ia harus bisa membuat syav tenang agar syavila tidak melakukan hal hal diluar logika.

Dibonceng nya syavila dengan "Geli" kesayangannya. Ia membelah jalan dengan tenang. Perlahan ia tak mendengar lagi isak tangis dari gadisnya. Ia menarik tangan syav untuk memeluknya bermaksut agar syav tidak jatuh dan ia bisa lebih tenang.

"Kita makan dulu ya neng. Habis itu pulang" ucap wahyu

"Iya ijah. Makan yang enak enak ya." wahyu pun tersenyum tatkala mendengar balasan dari syavila. Rupanya syavila cukup kuat untuk memanipulasi perasaannya.

"SIAPPP TUAN PUTRI YANG CANTIIK" Ucap wahyu antusias.

"Iss ijah. Aku ga cantik tauu" ucap syavila

"Ijah sama neng lebih cantik neng tauu" ucap wahyu meniru gaya bicara syavila

"Isss gabolehhh jah. Lebih cantik ijah tau"

"Iyain deh takut nangis. Aku gapunya balon. "

Setelah cukup lama, mereka pun tiba di mamang mie ayam langganan. Seperti biasa, 2 mie ayam yang satu tanpa sayur.

Wahyu pun ingin bertanya banyak tentang apa yang didengarnya tadi. Namun melihat kondisi syavila ia harus menahannya. 

"Syav sama mereka dulu teman baik, sangat baik" syavila mulai bercerita. Namun wahyu bingung. Mereka? Siapa mereka?

"Tapi setelah kesalahan fatal yang syav buat mereka pergi satu persatu"

'Kalo cewe lagi curhat, cukup dengerin gausa di komen nanti jadi singa' -batin wahyu

"Syav gahabis pikir, kenapa saat syav pingin damai semuanya sulit. Apalagi zahra, sampe jadian sama ijah buat ngehancurin syav. Salah syav sebesar itu ya jah?"

"Sampe sampe semuanya ninggalin syav sendiri. Semuanyaa pergi. Gaada lagi yang sayang sama syav. Syav sendirian jah. Syav sendiriaan. Syav ga pantes dijadikan sahabat. Aku ini orang macam apa? Sahabatnya down aku malah ninggalin dia" ucap syav

"Nenngg, neng kuat. Ijah yakin neng bisa ngalahin itu semua. Ijah selalu di samping neng, ijah selalu ada buat neng, jangan pernah anggap neng sendiri. Ijah sayang sama neng" ucap wahyu spontan.

Pesenan mereka pun datang, membuat syav yang awalnya terisak kini mencoba untuk berhenti.

"Dimakan dulu ya, biar tenang oke?"

Mereka pun makan dalam keaadan hening. Sesekali wahyu berbicara berusaha membuat syav lebih baik mood nya. Tetapii nihil

Setelah makan, wahyu membawa syav pulang. Sepanjang perjalanan. Syavila hanya diam dan memeluk wahyu. 

"Neng jangan pernah anggep kalau neng itu sendirian. Masih ada ijah neng, ijah ada buat neng, selalu adaa kapan pun, dimana pun, syav masih punya ijah yang sayang sama syav." Ucap wahyu

Syavila berusaha menelusuri perkataan wahyu, ia tidak menemukan kebohongan disana.

Wahyu khawatir melihat syavila dengan kondisi seperti ini. Hanya diam dengan tatapan kosong.

"Ijah pulang ya neng, hati hati dijalan" ucap wahyu

"Kan harusnya syav yang bilang gitu" ucap syav sembari menyerngit

"Hehe lupaa maapp" ucap wahyu

"Terimakasih jah, goodbay gelii" ucap syav.

Syavila pun masuk kedalam rumah. Ia buru buru ke kamar tak ingin mama nya tau bahwa ia tengah kacau.

Cukup aku yang kacau, orang lain jangan.

Syav pun masuk ke kamarnya, menaruh tas dan hp nya diatas nakas. Melepas jilbab dan bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti baju tidur. Ia harus istirahat. Ia harus bermimpi agar kenyataan tak terus menerus menyiksanya.

Syav pun memejamkan mata, membiarkan tenangnya malam menyapa nya, membiarkan angin menerpa kulitnya. Tidakk, dia tidak boleh lemah. Ia harus kuat.

Baru saja ia bertemu dengan mimpi, dering hp membuatnya tersadar. Terpampang nama "ijah". Ia pun mengangkatnya

"Halo"

"Eh tidur yaa"

"Kalo tidur mah ga ngangkat telpon dari ijah"

"Maaf yaa ijah bangunin syav, ijah cuman mau mastiin, neng baik baik aja kan?"

"Syav baik baik aja jah, gaada yang perlu di khawatirkan terimakasih"

"Neng, jangan sedih sedih lagi ya, masih ada  ijah yang selalu ada"

"Iyaaa ijah terimakasih"

"Iyaudah, selamat tidur tuan putrii"

"Good night"

Sambungan telpon pun terputus, syav menaruh hp nya dinakas, ia tersenyum. Setidaknya ia masih mempunyai ijah, alasan untuk ia tersenyum.

Terimakasih ijah.

----

Hai💗
Maaf ya baru update:(
Untuk yang tanya kenapa, akuuu sedang hilang mood:(( jadi maaf ya. Oh iyaa banyak juga yang tanya kenapa "SyaDimas" gapernah update lagi, akuuu lagi pingin fokus ke Satu Kelas dulu temen temen. Itupun di Satu Kelas kadang ga fokus🤕 Mohon pengertiannya ya:)

Buat kalian yang pingin lebih deket dengan aku, bisaa follow ig @Syavila.lz_ trus Dm aku deh. Aku pastiii bales kok wkwkw😆

Jangan lupaa klik tombol bintang dipojok kiri ya, dan tinggalkan komen. Terimakasih❤

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang