43) Kertas Merah Muda

256 5 0
                                    

Jangan pergi, untuk yang kesekian kali. Tetaplah disini bersamaku, hingga mereka tau kau memang ditakdirkan untukku.

SyavZahira

----

Pagi ini masih dengan suasana yang sama. Seperti kemarin dengan ruangan serba putih. Moodku sedang tidak baik hari ini. Aku masih bingung dengan sikap ijah kemarin yang dengan tergesa gesa pergi. Bisanya dia akan sangat santai jika ada janji dengan orang lain apabila masih bersamaku.

Ditambah lagi aku yang seharusnya ikut seleksi tari untuk opening event di kotaku hilang sudah karena keadaan. Menari adalah hobiku. Sejak aku duduk di taman kanak kanak pun aku sudah suka menari. Menurutku dengan menari aku bisa mengekspresikan apa yang kurasa tanpa harus ku ceritakan. Mengikuti event itu adalah salah satu impianku.


"Selamat pagiii" ucap seorang perempuan bersamaan dengan suara decitan pintu.


"Gimana keadaan nya vi? Avi Masih sakit? Mendingan apa gimana?" Ucap suster intan, suster yang cantik dan putih. Mungkin berusia 30 tahun-an. Tetapi wajahnya masih seperti 17 tahun. Dia memanggilku Avi, diambil dari namaku syavila, karena Avi adalah nama anaknya. Dia bilang bahwa aku mirip dengan anaknya itu.

"Baik suster, sudah mendingan" ucapku

"Oh iyaa tadi ada titipan, dari itu loh mas mas yang kemarin ngajak kamu jalan-jalan ke taman?" Ucapnya dengan wajah yang lucu


"Ijah sus?" Ucapku

"Lah namanya ijah? Kok cowok romantis gitu namanya ijah sih? Emang dia jual jamu ya?" Ucapnya

"Nggak sus, itu panggilan khas dari saya suster" ucapku


"Ealaah gitu" ucapnya sembari tertawa

"Yaudah nih, katanya dia masih ke planet mars dulu ngambil jemurannya" ucapnya sembari menyodorkan paperbag berwarna pink dangan gambar Flamingo. Terdapat sebuah note kecil berwarna senada dengan tulisan "For my pretty girl♡"


"Dia titip salam, katanya maaf karena nggak jadi datang." Ucapnya kemudian


Aku pun membuka paperbag itu dan menemukan sebatang coklat, susu sapi, dan roti yang di bagian sampingnya terdapat surat merah muda. Seketika senyumku mengembang. Aku pun merapikan kembali makanan dari ijah kemudian membaca suratnya.

Hai my pretty girl, do you miss me?

Apakabar cantik? Maaf ijah nggak bisa nepati janji untuk jenguk neng hari ini. Ijah harus ke mars neng beresin jemuran hehe. Oh iya mama bilang neng sedih karena nggak bisa ikut seleksi nari. Ijah tau itu salah satu mimpi terbesar neng. Bahkan neng cerita kalau tari itu hidupnya neng. Ijah tau gimana usahanya neng buat mewujudkan mimpi itu. Bahkan neng pernah menganggap mimpi itu mustahil. Bagi ijah nggak neng, dan neng punya mimpi yang hebat. Jangan pernah berhenti untuk mengejar mimpi itu

Nanti kalau neng lelah mengejar mimpi itu, pegang erat tangan ijah, neng akan tau sebesar apa cinta ijah untuk membuat neng semangat mewujudkan mimpi itu. Ijah ga pandai buat ngungkapin perasaan teramat sayang nya ijah buat neng, tapi ijah sudah menyiapkan rencana yang indah. Sangat sangat indah. Jangan sedih lagi. Masih ada ijah yang selalu sedia menyemangati.

Ily 10k my pretty girl♡


"Ihh vi sadar jangann senyum senyum gituu. Suster jadi takut nih." Ucap suster membuatku sadar namun senyumku tak henti hentinya memudar.


Perasaan senang juga terharu bercampur jadi satu. Baru kali ini ada yang membantuku bangkit dari sebuah keterpurukan.


"Ini beneran dari ijah kan suster?" Tanyaku

"Iyaaa, ini dari mas ituu" ucap suster



***


"Sayaaangg" suara itu, suara lembut nan halus milik zahra


"Hmm?" Ucap wahyu

"Kitaa jalan jalan yuk. Tapi ke kcf dulu yaa lapar" ucap zahra sembari bergelayut manja.


"Kenapa harus kcf? Kenapa nggak di mie ayam pinggir jalan?" Ucap wahyu

"Ih nggak ah! Jijik tau! Gengsi. Udah dandan cantik gini masak ke mie ayam sih. Nggak banget deh! Lagian disana Udah jorok, gak enak, murahan lagi ewhh" ucap zahra dengan nada jijik

Mungkin kalo yang disini itu syav dia gak akan mikirin gengsi -Batin wahyu

"Yaudah ayo" ucap wahyu

Merekapun segera pergi menuju restoran cepat saji itu. Sesampainya disana, zahra pun memesan makanan 2 porsi dan setelah selesai duduk dii kursi bersama wahyu.

"Kamu tadi kemana yang?" Ucap zahra

"Ga kemana kemana" ucap wahyu

"Kenapa telat? Kamu telat 10 menit tau. Untung aja make up ku nggak luntur"

"Emang biar apasih"

"Ya biar kamu ngga malu lah jalan sama aku. Secara aku kan cantik. Gak kayak mantan sialanmu itu."


"Menjijikkan ewh. Cantik nggak, item, dekil lagi. Kok bisa sih kamu suka sama dia? Eh emang mantan ya? Bukannya kamu nggak kasih dia kepastian? Ya bagus lah seenggaknya kamu udah nyakitin dia dengan cara halus" lanjut zahra

"Maksutnya?" Ucap wahyu kebingungan dengan kalimat terakhir zahra. Telinganya sudah kebal mendengar ocehan tak bermoral zahra tentang syav. Meskipun hati terkecilnya tak terima akan hal itu.

"Kamu kan nggak kasih dia kepastian, itu artinya kamu nyakitin dia. Kalian tuh seolah olah pacaran padahal nggak. Si dekil itu kan berharap sama kamu tapi untungnya kamu nggak kasih dia kepastian. Itu rasanya sakit banget. Tapi syukurlah biar dia tau rasa" ucap zahra penuh kebencian


Tidak ada gunanya melawa ucapan seseorang seperti zahra. Sebab tak akan menang. Namun, jika dicerna ucapan zahra ada benarnya. Ada rasa bersalah dalam diri wahyu. Bahkan dia tak sadar bahwa selama ini dia menyakiti syavila.

---

Hai❤
Maaf ya pendek. Lagi sibuk sekolah, masih adaptasi sama jam sekolah yang baru ehehe.
Jan lupa vote ya dann tetep baca story aneh ini ehehe💗

Satu Kelas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang