Part 20 ~ Regret

94 11 0
                                    

"Oh iya, tugasnya aku udah kumpulin ya, tadi." kata Adifa kepada teman seperkelompokannya.

"Ok Dif." jawab mereka, kecuali Renjun.

"Eh, minjem pulpen dong." Renjun ke Jaemin.

"Padahal kamu udah manggung sana sini loh. Pulpen aja gak ada." Jaemin.

"Yehh... Kalo gak mau minjemin bilang... Gak usah ngomong kayak gitu."

"Gak ada cuma satu."

"Masa manggung sana sini pulpennya cuma satu..."

"Daripada kamu, gak punya kan?"

"Bukannya gak punya. Ilang."

Jaemin memutar bola matanya malas.

"Hmm..." Renjun.

"Jeno, Haechan pulpen kekk..."

"Aku aja minjem Jeno. Lupa bawa..."

"Yahhh... Jen---"

"Udah dipinjemin Haechan. Gak ada lagi." jawab Jeno tanpa melihat Renjun.

"Somse amat si." Renjun kesel.

"Coba tanya Dabin." goda Jaemin.

Renjun menjitak kepala Jaemin.

"Isshh, Renjun..."

Akhirnya Renjun kepikiran Adifa. Gengsilah dia kalo mau minjem ke Dabin.

"Dif, ada pulpen gak? Pinjem dong."

Adifa langsung mengeluarkan pulpen dari tempat pensilnya dan diberikan kepada Renjun.

"Nah, kayak gini dong." Renjun mengambil pulpen yang dipinjemin Adifa dan langsung menulis.

Tiba-tiba Adifa menoleh lagi ke Renjun. Renjun langsung mendongak.

"Kenapa? Gak jadi minjemin? Apa mau bilang kayak Jaemin manggung sana sini---"

"Bukan..."

Adifa langsung mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Yaitu pensil warnanya Renjun yang dipinjem Yusuf, keponakannya Adifa.

Adifa langsung menaruh pensil warnanya Renjun di mejanya.

"Makasih ya..."

"Oh... Ya udah si, aku juga punya banyak."

"Pensil warna dibanyakin... Pulpen dibanyakin..." celetuk Jaemin.

"Berisik... Berisik..." Renjun mukul Jaemin.

Jaeminnya malah bales eh jadi pukul-pukulan. Tapi ya pukul-pukulan anak kecil gitu.

"Gak ganteng lagi abis ini... Liat aja..." Jaemin ke Renjun.

"Eh apa sih kalian... Udah isshh... Belajar... Dimarahin nanti..." tegor Adifa.

Renjun dan Jaemin langsung berhenti karena baru sadar ada guru ketika Adifa negor mereka.

...

-Istirahat-

"Jun, kamu gak coba minta ulangan lagi sama Bu RaeYoo?" tegur Jeno ke Renjun.

"Udahlah... Kata Bu RaeYoo aku gak dapet nilai. Ya mau gimana?" Renjun pasrah.

"Harusnya kamu berjuang juga Jun... Kan nilai itu yang butuh kamu juga. Barangkali Bu RaeYoo ngasih kamu kesempatan." jelas Adifa kepada Renjun. Sambil siap-siap buat Sholat Dhuha.

"Berarti kamu harus bantuin aku dong..." kata Renjun kepada Adifa.

"Bantu apa?" tanya Adifa bingung.

Rain (Islam Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang