Part 9 ~ Freak

113 15 0
                                    

Kini Adifa dan Jeno sudah di UKS. Adifa duduk di pinggir kasur sedangkan Jeno sibuk mencari obatnya di lemari.

"Jeno, udah gak usah repot-repot... Kamu ke kelas aja." Adifa sebenarnya agak risih.

"Sebentar..." tak lama Jeno menemui obatnya. Jeno langsung menghampiri Adifa.

"Ini obatnya---" Jeno meletakkan obatnya di samping Adifa.

"Iya... Iya. Biar aku obatin sendiri." Adifa langsung ambil obatnya.

"Ini ada perban juga, lukanya ditutupin."

"Iya, makasih Jeno kamu baik banget."

Ceklek

Suara pintu terbuka, masuk si Dabin.

"Alhamdulillah..." Adifa agak lega.

"Jeno kamu balik ke kelas aja. Biar aku urus Adifa. Aku sama Adifa harus ke ruang BK." jelas Dabin.

"Oh gitu. Ok. Aku tinggal dulu." pamit Jeno.

"Iya, makasih banyak Jeno." ucap Adifa.

Jeno tersenyum dengan senyuman khasnya.

Lalu Jeno langsung keluar dari UKS menuju kelas.

"Dif, sini biar aku obatin." Dabin langsung mengambil obat yang dipegang Adifa.

"Biar aku sendiri aja Dabin." kata Adifa.

Dabin tetap mengobati Adifa pelan-pelan.

"A..." Adifa meringis kecil.

"Aduh... Iya pelan lagi." Dabin.

"Renjun itu emang bener-bener deh. Nyakar kamu sampe berdarah dan perih kayak gini." Dabin kesel.

"Iya, mungkin dia gak sengaja." respon Adifa.

"Ya, mungkin sebenarnya dia mau nyakar aku tapi malah kena kamu. Maafin aku ya."

"Kok kamu yang minta maaf si?"

"Ya, malah kamu yang terluka. Tapi, aku sangat berterima kasih sama kamu. Kamu baik banget."

Adifa hanya senyum.

Akhirnya selesai juga, Adifa diobatin, lalu diperban.

"Aku masih heran aja sama Renjun, cakarannya sampe bikin kamu terluka. Kuku-kukunya pasti panjang-panjang. Kayak setan."

"Dabin..." Adifa menegur Dabin.

"Emang bener, kan setan kuku-kukunya panjang-panjang."

"Udah... Udah... Kita harus ke BK kan?"

"Iya, padahal ini bukan masalah kamu. Tapi kamu malah dipanggil juga." Dabin merasa bersalah.

"Udah lah... Kajja!" Adifa langsung bangkit untuk keluar UKS menuju ruang BK dan diikuti Dabin.

...

"Jadi, cerita awalnya Renjun dan Jaemin mencontek tugas kamu, Dabin?" tanya guru BK.

"Iya. Karena aku kesel banget, aku langsung jambak mereka. Lalu Adifa mau leraiin, tapi dia malah kecakar Renjun." akui Dabin.

"Kenapa kamu nyakar Adifa?" tanya Guru BK pada Renjun.

"Emm, sebenernya... Aku mau cakar Dabin." akui Renjun dengan raut wajah yang tidak menerima kenyataan.

Guru BK pun membuang nafasnya kasar.

...

"Hyung mau pergi kemana?" tanya Jaehyun pada Hyungnya, Taeyong ketika melihat Taeyong merapikan diri lalu menuju pintu.

"Aku mau keluar." jawab Taeyong.

"Kemana?"

"Ke sekolah. Mau jemput Mark Mark dan kawan-kawan. Udah ya... Ppai..." Taeyong lalu cepat menghilang.

"Hyung... Tunggu..." Jaehyun yang memanggil Taeyong namun Taeyong cepat menghilang.

"Tumben, Taeyong Hyung mau jemput Mark dkk... Aneh..." Jaehyun heran.

...

"Hahhh... Kamu kena cakar Renjun?" Mark terkejut sambil menaikkan kacamatanya lalu menelan ludahnya. Ketika mendengar cerita dari Jeno. Kebetulan Mark dan Jeno sedang bersama Adifa di depan ruang OSIS.

"Dia sampai beraninya main tangan sama kamu Dif..." Mark kesel.

Adifa pun hanya diam.

Lalu Jeno menghela nafasnya.

"Ya, gak tau juga sih Hyung... Entah dia sengaja apa gak sengaja. Soalnya dia cakar Adifa pas dia lagi berantem sama Dabin. Aku belum bicara sama Renjun atau Jaemin semenjak dia dari ruang BK." jelas Jeno.

"Tapi, pas di ruang BK, Renjun bilang sebenarnya dia mau cakar Dabin. Bukan cakar aku." jelas Adifa.

"Memangnya kenapa Renjun bisa berantem sama Dabin?" tanya Mark kembali.

Adifa pun menjelaskan semua kejadian tadi.

"Kasihan juga Jung Dabin..." Mark.

"Tapi kamu kasihan juga Dif... Kamu padahal pengen jadi penengah tapi kamu malah yang terluka." Mark prihatin.

Adifa tetap menunjukkan ketenangan.

"Kamu sabar banget ya Dif..." Mark akui.

"Ya... Ya sudahlah." Adifa terlihat pasrah.

"Tapi, kamu bisa ikut rapat OSIS sekarang kan?" tanya Mark ke Adifa.

Tiba-tiba Haechan datang.

"Jeno, Hyung." panggil Haechan lalu menghampiri Mark dan Jeno.

"Eittt... Ada Adifa juga." Haechan.

Adifa pun tersenyum.

"Jadi, gimana Dif?" tanya Mark ke Adifa lagi.

"Bisa kok Oppa, ini juga mau masuk. Lagi pula ini gak kenapa-kenapa kok Insyaa Allah." jawab Adifa lalu tersenyum.

"Aku masuk duluan ya." pamit Adifa sambil tersenyum lalu masuk ke ruang OSIS.

"Kenapa? Kamu gak langsung pulang?" tanya Mark ke Haechan.

"Tau... Kita soalnya ada rapat OSIS." Jeno.

"Taeyong Hyung, nelpon aku. Katanya dia mau jemput kita..." Haechan girang.

"Jemput?" Mark kaget.

"Ada angin apa?" Jeno.

Haechan hanya mengangkat bahunya.

"Samperin aja yuuk..." ajak Haechan langsung meninggalkan Mark dan Jeno.

Mark dan Jeno mengikuti Haechan.

>>>>>>>
Tbc

Hehe, sudah lama tak berjumpa. Maaf yawww,sekarang di vote aja dolo...
Thankssss

Rain (Islam Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang