Part 22 ~ Alhamdulillah

93 10 0
                                    

🕓03.00 am🕒

Seorang gadis bangun dari tidurnya lalu berwudhu. Gadis itu adalah Adifa.

Setelah berwudhu Adifa langsung Sholat Istikharah.

o
O
o

Setelah selesai, dia pun berdo'a.

"Yaa Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya pada Engkau aku meminta segalanya. Aku bingung Yaa Allah, aku harus keluar dari sekolah atau enggak. Dan lapangkan hati ini agar bisa menjadi pribadi yang pemaaf. Yaa Allah beri hamba petunjuk. Engkau sebaik-baiknya memberi petunjuk. Yaa Allah kabulkanlah do'aku." ucap Adifa dalam do'a nya dengan diiringi air matanya yang turun deras.

...

"Mas, coba yuk ke kamarnya Adifa." bujuk Ica ke Adit.

Adit pun mengangguk.

"Eomma, Eomma mau ke kamar Nuna?" tanya Yusuf.

"Iya sayang. Ayo." Ica mengajak Yusuf juga.

...

"Nuna..." Yusuf langsung membuka pintu kamar Adifa dan menghampiri Adifa diikuti Adit dan Ica.

"Yusuf..."

Sapa Adifa senang dan memeluk Yusuf. Sekarang Yusuf ada di pangkuan Adifa yang kebetulan Adifa lagi duduk di kasur.

Ica pun langsung duduk di pinggir kasur dan Adit tetap berdiri.

"Gimana Dif?" tanya Ica lembut.

"Alhamdulillah. Allah, hanya Allah yang buat hati aku tenang." kata Adifa lalu tersenyum.

Mereka semua pun ikut tersenyum

"Jadi, keputusannya?" tanya Adit.

"Nuna, aku mau main game di hp Nuna." Yusuf tiba-tiba.

"Iya..." kata Adifa lalu dia mengambil hp nya yang ada di sampingnya lalu diberikan ke Yusuf. Yusuf pun langsung memainkan hp nya.

Setelah itu Adifa hanya diam saja.

"Dif, coba pikir? Apa kamu ke sini itu mudah? Enggak kan...  Kamu harus ngorbanin semuuuaanya agar kamu bisa ke sini." jelas Ica.

"Iya Dif... Lihat Mas Adit. Kita sama-sama anak rantau yang mau ngebanggain orang tua, keluarga, orang terdekat kita... Aku pernah juga Dif ngalamin hal bikin aku sedih. Tapi, aku inget... Ada Allah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Sertai Allah dalam hidup kita, hidup kita akan tenang." jelas Adit.

"Ya, apalagi kita di Korea Selatan. Memang, muslimnya minoritas. Tapi, bagaimanapun kita harus berusaha." lanjut Adit.

"Iya, sayang. Kamu liat Renjun kemarin, menurut Eonni dia benar-benar berusaha biar kamu maafin dia." kata Ica.

Lalu Adifa melihat Adit dan Ica secara bergantian lalu tersenyum.

"Ini, pasti jawaban dari Allah. Melalui Mas Adit dan Mbak Ica." kata Adifa membuat mereka tersenyum.

"Ya... Aku mau masuk sekolah. Aku akan bersiap-siap." ucap Adifa lalu tersenyum.

"Alhamdulillah..." kata Adit dan Ica bersamaan sambil tersenyum bahagia.

Rain (Islam Fanfiction) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang