"Kamu kenapa si dek?"
"Gak papa Mas."
"Gak papa gimana? Kamu kayak dikejar-kejar."
Adifa pikir, memang Adifa harus jujur.
"Iya, jadi..." Adifa ceritain semua kepada Masnya, apa yang sebenarnya terjadi. Dari Renjun merokok lalu Adifa melaporkan hal itu ke Guru BK dan Renjun yang mengancam Adifa.
"Astaghfirullah, kamu gimana si ikut campur masalah orang?" Mas Adit jelas-jelas marah.
"Mas... Daripada nyimpen masalah orang, aku gak mau ah. Apalagi itu kesalahan, masa aku nyimpen kesalahan orang."
Mas Adit merasa kalo yang diomongin adiknya emang bener. Mas Adit jadi serba salah.
"Kamu diancem gitu... Nanti kamu kenapa-kenapa..." Mas Adit khawatir.
"Insyaa Allah aku gak kenapa-kenapa Mas. Mas jangan takut, aku selalu minta penjagaan dari Allah. Inget Allah aja terus."
Adiknya bicara kayak gitu, membuat Mas Adit jadi agak tenang.
"Pokoknya kalo ada apa-apa kamu harus bilang ke Mas juga." Pinta Mas Adit.
"Iya, Mas, siippp... Yaudah Mas, aku mau ke kamar." Adifa langsung ke kamar.
...
Adifa sebenarnya agak gak tenang juga. Tapi, Adifa selalu inget Allah. Allah yang nenangin hati hamba-hambaNya, dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Ketika Adifa udah mau tidur, dia inget sama Mamahnya. Adifa pun bangkit dari tidurnya lalu mengambil hpnya. Lalu menelpon Mamahya.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumussalam, Mamah..."
"Sayang, ada apa? Bagaimana kabar kamu?"
"Aku baik-baik aja kok Mah." Tak terasa tiba-tiba Adifa mewek.
"Loh, sayang, kok nangis?"
"Aku kangen sama Mamah."
"Hmm.. Mamah juga kangen sama kamu. Gak usah mewek kayak gitu."
"Hehe..."
"Oiya, bagaimana sekolahnya? Enak gak? Pasti beda banget."
"Ya, begitulah Mah. Enak-enak aja, hehe... Iya Mah, beda bangettt."
"Semoga kamu betah, baik-baik di sana."
"Ya Mah. Oiya, maaf ya Mah, aku ganggu. Mamah udah ngantuk ya?"
"Belom kok. Di sini masih jam 8."
"Iya, di sini jam 10."
"Yaudah. Kamu tidur deh, besok kamu kan sekolah."
"Yaudah deh Mah."
"Oiya, Mas Adit, udah tidur?"
"Udah mungkin."
"Yaudah, kamu tidur. Semangat belajarnya ya."
"Ya Mah. Kalo disemangatin Mamah aku makin semangat. Mamah do'ain aku ya sama Mas Adit."
"Gak usah diminta, Mamah pasti do'ain kalian."
"Yaudah Mah. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Adifa langsung mematikan teleponnya dan meletakkan hpnya di meja tempat biasa ia belajar. Lalu Adifa kembali ke kasur.
...
Sudah hampir 6 bulan Adifa di sekolah barunya. Sedih, senang, dia lewati. Adifa pikir, namanya juga manusia ada yang suka sama dia, ada juga yang enggak. Kayak Renjun aja, ya karena masalah itu, Renjun membenci Adifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain (Islam Fanfiction) ✔
Fanfic"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd : 28) #3 in jungdabin 4 Feb 2019 Happy reading~