8. Merindu

1.3K 139 0
                                    

Sudah seminggu lebih Daniel dijepang. Ong mengira setelah 'sedikit aktivitas panas' mereka akan membuat daniel lebih dekat padanya.
Namun kenyataanya, sampai detik ini dia bahkan tidak menerima pesan apapun dari daniel.

Harus Ong akui dia sangat rindu pada sosok yang dia kagumi. Tapi apa daya, dia hanya karyawan biasa ayng selalu disibukkan dengan tugas nya.

Justru ong bersyukur atas kesibukannya sehari-hari yang membuatnya bisa menyalurkan fikirannya untuk hal-hal aneh yang berkaitan dengan rindunya yang ta tertahan.

Siang ini ada skype bersama daniel untuk review bulanan project resort. Kata jisung hyung, perijinan di jepang agak alot. Dia bahkan tak mampu berbuat apa-apa untuk membantu daniel.

Kami bersepuluh sudah duduk di meja oval tempat kita meeting. Sambungan video terhubung ke sebuah tv ukuran besar. Terdengar suara batuk seseorang. Dan bahkan tanpa melihatnyapun ong tau itu suara daniel.

*Ong POV*

Apa dia sakit? Apa dia baik baik saja?

Apa dia sakit? Apa dia baik baik saja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siang semua. Bagaimana kabar kalian?" Daniel muncul di video dengan senyum kecil.
Ong dapat melihat mata daniel yang semakin menyipit. Bibirnya sedikit pucat dan terlihat sangat lelah.

"Siang Niel. Kau sudah minum obat. Sepertinya kau flu!" cemas jisung hyung

Ong tak mampu berkata apa-apa. Hanya menatap sendu kearah layar. Entah hanya perasaannya atau memang daniel sedang memandangnya.

"Aku baik baik saja. Tak perlu khawatir! Lalu bagaimana dengan perkembangan project kita?"

Daniel tetaplah daniel.. Semua orang tau fakta dia gila kerja.

Selama hampir 2 jam kita membahas project itu. Aku hanya mengikuti alur. Tak banyak berkomentar karena bibirku kelu. Sedih melihat orang yang kita rindukan disana. Tak bisa kita sentuh. Juga tak bisa mengungkapkannya.

Saat meeting selesai. Aku berlama lama dirungan yang hanya tinggal jisung. Aku ijin merapikan berkas dan laptop. Daniel masih terhubung di video. Sesekali ku mencuri pandang padanya yang ada dilayar.

Yaa... Hanya untuk melepas rinduku

"Apa handphone yang rusak mu sudah jadi? Aku kesusahan jika harus menelfon hitomi untuk bicara dengan mu"

Aku mendongak menatap daniel dengan terkejut mengetahui bahwa handphone nya rusak

Apa itu alasan dia tak bisa menghubungi ku

"Kau tidak memberitahu ong kalau handphone ku rusak hyung??"

Ungkap daniel dengan suara agak tinggi. Kalau saja dia tidak flu. Aku bisa membayangkan seperti apa amarahnya.

"Astaga niel.. Aku lupa. Ong tidak mencari mu. Jadi ku fikir itu tidak terlalu....."jisung menggantungkan kalimatnya melihat ku sudah berlinang air mata.

Masih diposisi sama aku hanya menatap daniel pilu.

"Ohhh.... Aku benar benar tidak tau situasi kalian. Aku merasa sangat bersalah"

"Bisa tinggalkan kami hyung" pinta daniel melemah

" ehmmm... Aku... Aku keluar skrg. Sekali lagi maafkan aku ong" ucap jisung meninggalkan kami.

"Jangan menangis. Aku sungguh tak bermaksud membuat mu seperti ini"

"Ku kira... Ku kira kau sudah melupakanku disana." ucapku semakin terisak

"Saat melihat mu muncul di video dengan kondisi seperti itu.. Aku mencoba bertahan tidak menangis. Aku hampir hilang akal dan berlari kearahmu." jujurku masih menangis

"Jangan menangis... Kau harus tau. Bahwa,meeting ini hanya alasan ku agar bisa melihat wajah mu. Aku butuh melihat mu agar kewarasanku tetap terjaga. Aku melupakan fakta jisung hyung lupa pesanku. Aku benar benar ingin sekali menelfonmu tapi tak ada kesempatan"

Aku hanya mengangguk sambil mengusap air mata.

"Aku merindukan mu" ungkapku

"Aku juga rindu....." ucap lemah daniel terakhir sebelum ambruk di meja nya

Ong panik dan berlari ke luar ruangan mencari jisung hyung

"Hyung ... Hyung.... !!!Jisung Hyung!!" teriak ong ke ruangan sperti orang gila

"Ada apa ong kenapa kau menangis?" sergap minhyun

"Iya ong.. Ada apa??" jisung berdiri dari kursinya

"Daniel hyung... Daniel !!! Dia pingsan saat masih bicara tadi.. Tolong.. Tolong telfon ke jepang. Apa ada orang disana!" racau ong menarik jisung kembali keruang meeting.

Minhyun, jihoon, woojin dan daehwi mengekor ikut bergegas juga. Dan terkesiap melihat layar.

Posisi daniel masih seperti semula.

"Hitomi.. Cepat telfon hitomi"
Jisung panik

"Sepertinya telfonnya sibuk hyung" ujar jihoon juga berkaca-kaca

"Sakuraaa... Ganti telfon sakura"

" Sakura juga tidak bisa dihubungi hyung" balas woojin

" Demi Tuhan... Telfon siapa saja yang ada di Jepang. Kasian daniel!" teriak putus asa jisung

Semua kalang kabut. Ong masih berdiri sambil menangis disana mencoba mengeluarkan handphone untuk mencari relasi mereka dijepang. Tangannya gemetar hebat bahkan tak bisa memencet dengan benar. Handphone nya terjatuh dan diambil jisung.

"Ohhh my...!! Biarkan mereka yang mencari orang untuk membantu daniel.. Kau gemetaran ong.. Kau duduklah" pinta lembut daehwi membantu menenangkan

"Tapi daniel... Daniel disana..  Dia.. Dia sendirian"
Tangis ku semakin keras

"Mosi mosi... Ne nako chan. Ini mihyun. Daniel pingsan diruang konference. Apa?? Kau sedang diluar!"
Kami terkesiap bersama. Lalu siapa yang akan membantu daniel

" oke Nako.. Mohon bantuannya segera"

"Nako bilang akan telfon ke satpam. Mengecek keadaan daniel dan menelfon ambulance."
Tepat saat minhyun berbicara. Tiba tiba layar mendadak mati.

"Ada apa.. Ada apa ini.. Kenapa mati??!"

"Tenang hyung.. Mungkin konektivitasnya terganggu. Coba aku lihat" ucap woojin cekatan mencari sumber masalah

"Sepertinya sambungan dijepang yang bermasalah. Semoga saja daniel segera tertolong"

Tuhan tolong selamatkan orang yang ku rindukan.

.
.
.
.
.
.
.


To be Continue

Huaaaaa....mewek😭😭
Inget jaman daniel sakit dulu

Aku ga bisa bayangin gimana perasaan ong waktu daniel sakit

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang