"Bukan Angin yang membuat Daun terjatuh" - Daniel
"Daun seperti halnya sepotong hati, dia akan terbang kemanapun cintakan membawanya" - Ong
Hanya sepenggal kisah dari mereka yang berjuang untuk saling mempertemukan, tanpa takut terjatuh tanpa ragu t...
Kami berjalan bersisian, menikmati angin sore ditaman didekat apartemen kami. Jari kami saling bertautan, dan Daniel mempereratnya. Beberapa orang juga lewat melkukan aktivitasnya, tanpa perduli dengan kami. Didekat taman kita bisa melihat sungai themes dengan indah.
"Mau duduk?"
Aku mengangguk.
Kami mejulurkan kaki didekat pohon dan menikmati pemandangan disana. Aku kaget saat tiba tiba ada sekotak bludru disodorkan padaku.
"Kau meninggalkannya kali terakhir kita makan bersama diresto"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku membukanya perlahan dan tampaklah sepasang kalung cantik itu. Jika dilihat sekilas seperti siluet kucing dimana ada 2 telinga dan ekornya yag melengkung. Tapi saat disatukan. Siluet ini membentuk hati.
Aku meraba bandul itu yang sekarang bertengger di dadaku. Rasanya ada kehangatan disana. Daniel mengecup puncak kepala ku dengan lembut dan memeluk ku dari belakang. Katakan saja aku gila, karena entah kenapa aroma dan sentuhan Daniel bagaikan mimpi nyatanya. Kenyamanan ini sungguh mendamaikan hati ku.
"Udara akhir musim gugur mulai dingin ya" gumamnya
"Beberapa hari lagi pasti akan turun salju. Kau suka sekali salju. Kau suka dingin"
Daniel terkekeh.
"Ya aku suka. Tapi mungkin nanti malam tidak"
Aku melepaskan pelukannya dan menoleh kearahnya, menatap matanya yang sekarang merajuk.
"Memang kenapa?"
Daniel mendesah sambil memajukan bibirnya. Ohhh... Kang Choding is back. Dia hampir lupa sisi lain daniel yg kekanak kanakan dan manja ini.
"Jisung hyung sudah pindah kamar dengan sungwoon"
Aku sengaja diam mendengarkan
"Akan sepi rasanya tinggal di kamar utama sendirian"
Ohhh... Oke, aku paham kemana arah pembicaraan ini.
Daniel mulai bermain dengan lengan baju ku bergelanyut manja
"Di korea juga kau sendirian"
"Tapi ada Ussan yang menemaniku" entah kenapa aku masih suka gemas melihat mukanya seperti ini. Mungkin diluar sana dia CEO berbakat. Tapi entah kenapa dia tak melihat tanda tanda itu, yang aku lihat hanya seorang anak kecil yang terperangkap di tubuh besarnya.