Take off
Yooa duduk di tepi kasurnya melihat ke luar jendela, menatap langit malam tanpa bintang.
Pedih. Satu kata jika menggambarkan kehidupannya. Pikirannya menyapa lembut pada kenangan kelam bersama keluarganya sebelum takdirnya menetapkan dirinya menjadi anak yatim piatu.
Ia merindukan masa itu, masa di mana hanya ada tawa dan kehangatan dalam keluarganya.
Pelukan ayah dan ibunya yang selalu membuat ia tenang dan merasa nyaman.
Dekapan dan ciuman yang selalu diberikan saat ia akan menutup matanya.
Tapi itu hanyalah sebuah kenangan indah yang lama berakhir. Meski ia tetap menerima semua kasih sayang dari keluarga barunya, itu tidak dapat dibandingkan dengan semua perlakuan ayah ibunya saat itu.
"Appa, eomma" lirih Yooa dengan suara lirih, matanya mulai berair karena perih yang ia rasakan dan rindu yang mencekam, "bogossipda" lanjutnya dengan airmata yang meluncur bebas dan senggukan kecil yang mengguncang sedikit bahunya. (Ayah, ibu/aku merindukamu)
Bibi Choi menatap punggung Yooa di balik pintu kamar Yooa yang sedikit terbuka, hatinya sangat nyeri mendengar rintihan Yooa malam itu, airmatanya jatuh membasahi pipinya, meski Yooa bukanlah anak kandungnya tetapi rasa sayang yang ia miliki pada Yooa tidak ada bedanya dengan Heekyoung putranya.
Setelah kepulangan kedua orangtua Yooa, Bibi Choi mengambil hak asuh atas keponakannya-Yooa- ia merawat dan memberikan semua hak yang Yooa miliki tanpa sedikit pun kekurangan. Bahkan Bibi Choi rela bekerja keras untuk membahagiakan Yooa, tetapi mala mini ia merasakan kegagalan dalam memberikan kebahagiaan itu. Hatinya begitu terpukul dan sesak.
Bibi Choi menutup pintu kamar dengan sangat pelan agar tidak mengganggu Yooa. Ia memberikan keleluasan pada Yooa agar dapat menenangkan dirinya, karena Yooa pun butuh saat dimana ia harus sendiri tanpa diganggu siapapun.
Bibi Choi keluar dari dalam rumah dengan mantelnya, tepat di depan pagar rumahnya ia mendapati Jun bersama dengan seseorang lelaki, mereka saling memberikan tatapan tajam satu sama lain lalu irisnya beralih pada posisi Heekyoung yang menatap Jun dan lelaki itu bingung.
"Heekyoung-ah" panggil Bibi Choi.
"Eoh? Eomma" balas Heekyoung sedikit terkejut. Ia tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi kepada kedua hyungnya yang sejak tadi hanya memberikan tatapan dingin yang mengerikan.
Menyadari hal itu kedua lelaki itu mengakhiri perang tatapan dingin mereka lalu menoleh kea rah Bibi Choi yang memandang keduanya intens.
"Jun-ah apa yang kau lakukan disini?" tanya Bibi Choi.
Jun tersenyum dan berjalan pelan menghampiri Bibi Choi, "Melindungi ahjumma dari tamu pengecut" jawabnya dengan penuh penekanan di setiap katanya, irisnya menatap pada Wonwoo yang sejak tadi hanya berdiri.
Baik Heekyoung atau pun Bibi Choi, mereka tidak mengerti apa maksud dari ucapan Jun. tetapi mereka menyadari bahwa tidak ada yang beres dengan Jun dan Wonwoo.
"Eomma, bolehkah aku mempersilahkan Wonwoo hyung masuk? Sepertinya ia ingin bertemu dengan noona?" tanya Heekyoung dengan polosnya.
Mendengar nama Wonwoo, Bibi Choi menatap Wonwoo penuh selidik, dadanya penuh dengan rasa sakit hati dan kekecewaan yang besar. Bibi Choi tahu yang membuat putri sulungnya seperti itu adalah lelaki itu, lelaki itu penyebab Yooa murung dan terus menyakiti dirinya. Tentu saja Yooa tidak pernah bercerita apapun pada Bibi Choi, namun setiap kali dia melihat Yooa saat tertidur, nama yang selalu disebutkan adalah nama lelaki itu, lelaki yang saat ini berdiri di depannya, lelaki yang membuat Yooa menangis bahkan saat matanya terpejam. Lelaki itu telah menguasai seluruh jiwa Yooa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Angel
Hayran KurguMalam mendengar kisahku, Malam melihat airmataku, Rasa sakit untuk kesekian kalinya, melihatnya dengan hangat berbincang dan tersenyum lembut pada seseorang selain aku. Aku ingin sekali membawa kakiku menjauh dari tawa hangat mereka, Sehingga mat...