/Friend/
"Yooa-yah" panggil Jieun lirih setelah lama mereka hanya berdiam diri, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Yooa mendongakkan kepalanya dan melepas gigitan di bibir bawahnya, menatap Jieun penuh dengan kerinduan dan sinar kilat yang terlihat di matanya.
"Bogossipeo" ucap Yooa dengan suara serak menahan airmatanya. (Aku merindukanmu)
Jieun berlari memeluk Yooa erat, di sana, di bawah rembulan dan cahaya malam, persahabatan mereka kembali, dan melepas semua kerinduan sejak setahun terakhir tak tersampaikan.
"Yak! Kenapa kau tidak pernah membalas email-ku, huh?" sembur Jieun saat pelukan erat mereka terlepas.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu" jawab Yooa dengan cengirannya.
"Apa kau tahu aku selalu menunggu balasan emailmu?"
"Molla" jawab Yooa menggeleng cepat, lalu dengan cepat pula Jieun memukul lengan Yooa dengan tasnya, membuat Yooa berlari dan melindungi dirinya dari pukulan Jieun.
Mereka berdua menatap langit dengan menyandarkan tubuhnya di tebing, menatap betapa indahnya malam itu dan mensyukuri bahwa kesempatan untuk kembali selalu tersedia untuk mereka.
"Apa kau tahu? Selama setahun ini aku selalu marah kepada diriku sendiri, karena aku lah penyebab kamu pergi Yooa-yah, aku memang pantas untuk ditinggalkan, karena bagaimanapun aku adalah sahabat yang buruk untukmu" Jieun menghela napasnya, tatapannya masih menatap langit itu, sedangkan Yooa mulai menundukkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya di sana, menahan sesak dan rasa bersalah yang semakin bertambah.
"Tapi, aku belum bisa dan tidak akan bisa kamu tinggalkan, maafkan aku Yooa" lanjut Jieun bersamaan dengan airmatanya yang lolos ke pipinya.
"Jieun-ah?" panggil Yooa, kali ini ia mendongakkan kepalanya menatap langit "Aku tidak pergi bukan karena kamu sahabat yang buruk untukku, tetapi, aku pergi karena waktu itu aku piker hanya dengan ini aku bisa memaafkan diriku, maaf karena aku menjadi sahabat yang buruk untukmu" Yooa menutup matanya sebelum melanjutkan jedanya, "Jieun-ah" lanjutnya lembut. Airmatanya lolos membasahi pipinya, menyusul isakan Jieun yang terdengar halus di telinganya.
"Tidak bisa kah kita bersahabat seperti dulu, sebelum aku mengetahui hubungan kalian" ucap Yooa dengan tulus.
Jieun mendengar itu langsung mengangguk dan tersenyum senang, "tentu, aku tidak ingin kau tinggalkan. Kapan pun itu aku tidak ingin"
Lagi. Mereka memeluk tubuh mereka satu sama lain, memberikan kepercayaan dan berjanji akan menjadi sahabat yang lebih baik.
Setelah itu mereka mengisi waktu mereka dengan bercerita dan bercanda satu sama lain, saling melepas tawa dan kebahagiaan yang sempat tertunda sejak setahun terkahir.
Hingga kedua sosok tertangkap oleh indera mereka. Dengan tangan kosong tanpa satu pun kantong plastic berisi makanan dan minuman di tangan Jun dan Wonwoo.
Menyadari hal itu mereka pun kesal dan memarahi keduanya.
"Kau sudah akur sama Jun?" goda Yooa menyenggol lengan Wonwoo saat Jun kembali menghilang dari pandangan mereka.
"Tidak, tentu saja tidak" elak Wonwoo cepat.
"Tapi sepertinya aku tidak berpikir seperti itu"
"Apa yang kau bicarakan Yooa-yah!" Wonwoo menaikkan satu oktaf suaranya dan melototi Yooa yang langsung di balas dengan pelototan Yooa.
Tidak lama kemudian Jun datang dengan sekantong kresik putih di tangannya.
Mereka pun sepakat pulan bersama menaiki mobil Jun.
Yooa dan Jieun dibuat terkekeh dengan kelakuan kedua sosok adam di depannya yang selalu berdebat satu sama lain.
"Yooa, apa kau tidak akan pergi lagi?" tanya Jieun penuh harap.
"Mian, aku harus kembali ke Australia, aku harus melanjutkan study ku di sana" jawab Yooa menyesal.
Mendengar hal itu Jieun menghembuskan nafas berat dan kembali sedih.
"Kapan kau akan kembali?" tanya Wonwoo
"Besok malam, maaf aku hanya pulang sebentar" jawab Yooa penuh dengan rasa bersalah.
"Tidak apa, suatu saat kita bisa berkumpul lagi, setelah kau lulus aku akan buat Cafee di daerah Hongdae untuk kita" tutur Jun.
"Untuk kita?" tanya Wonwoo membelelakkan matanya.
"Bukan untukmu, aku Yooa dan Jieun, tidak untukmu" kesal Jun yang membuat Wonwoo mengejekknya.
Jieun dan Yooa hanya bisa tersenyum samar karena ulah mereka.
Begitulah mereka habiskan malam mereka dengan kehadiran Yooa dan ulah kekanakan Jun dan Wonwoo.
Ini benar ungkapan tulus dari aku yahhh
Sebelumnya terimakasih banget untuk kalian yang sudah meluangkan waktunya buat baca cerita pertama kita, bahkan untuk kalian yang sudah menyempatkan diri untuk mengevote cerita kami...
Kami minta kalian memberikan vote atau komen bukan karena kita gila hal itu, sungguh!
Cuma kita ingin kalian menghargai karya yang sudah susah payah kami ciptakan.
Kita menulis di publik seperti ini karena ingin dibaca lalu di berikan komentar agar tahu mana yang menjadi kekuarangan dalam hal menulis.
dan kami meminta vote kami hanya ingin meminta dukungan dan apresiasi kalian,,,
Kami tahu kami banyak kekurangan dalam menulis cerita ini.
Tapi kami selalu berusaha untuk selalu melakukan perubahan cerita agar lebih menarik meski masih terlihat bosan..
Maaf kan kami
Dan terimakasih..
Okey, maaf kalau terlalu baper, wkwkkw..
Silahkan membaca..
By: Moonbiieng
Love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Angel
Fiksi PenggemarMalam mendengar kisahku, Malam melihat airmataku, Rasa sakit untuk kesekian kalinya, melihatnya dengan hangat berbincang dan tersenyum lembut pada seseorang selain aku. Aku ingin sekali membawa kakiku menjauh dari tawa hangat mereka, Sehingga mat...