Spesial Part #1

27 9 0
                                    

Dua minggu setelah UAS selesai, akhirnya hari ini Yooa bebas dari kata belajar. Selama 4 bulan lamanya ia belajar tanpa henti, demi nilai yang menjadi ketentuan untuk melanjutkan beasiswa di semester selanjutnya. Program itu sangat ketat, tidak ada kata toleransi bahkan jika ipk hanya kurang satu angka, percayalah, beasiswa yang didapatkannya akan dicabut oleh pemerintah. Dan Yooa tidak ingin hal itu terjadi.

Ia menghempaskan tubuhnya ke kasurnya, senyumnya lepas, dan moodnya sangat bagus hari ini, di pikirannya hanya ada kata, yaitu tidur, mengingat akhir-akhir ini dia kehilangan begitu banyak waktu tidurnya.

"Kau tidak keluar hari ini?" tanya teman sekamar Yooa yang sudah siap dengan pakaian musim dinginnya.

"Kau keluarlah, aku akan tidur seharian" jawab Yooa dengan malas, ia menarik selimutnya hingga ke dadanya, dan mulai memejamkan matanya.

"Mentang-mentang UAS sudah berakhir kau balas dendam dengan waktumu" cibir Jiho.

"Oh, Australia begitu kejam bagi penganut scholarship" jawab Yooa dengan cengirannya, matanya terpejam namun ia masih mampu menjawab semua perkataan yang dilontarkan Jiho.

"Yasudahlah, aku keluar dulu" ucap Jiho menekan handle pintu.

"Oh, hati-hati" jawab Yooa.

Mungkin benar rancana Yooa adalah tidur seharian, namun mata dan pikrannya tidak sesuai dengan rencananya. Dia hanya dapat membolak-balik tubuhnya, bahkan kantuknya tidak lagi ia rasakan.

Ia pun duduk, menyerah untuk tidur. Ia mengambil laptopnya dan meletakkan di atas bantal di pangkuannya, ia membuka berbagai situs web, mencari tahu perkembangan Korea, dan bahkan ia menonton video kesukaannya di Naver.

Notifakasi muncul di screen bar pojok kanan, sebuah pemberitahuan dari email-nya yang pernah ia gunakan sewaktu di Korea, ia mengkliknya siapa tahu itu adalah email dari Jun memberitahu kabar keluarganya di Korea.

Namun dadanya bergetar saat layar itu menampilkan beranda emailnya, banyak kotak masuk yang belum ia buka, dan pesan itu kebanyakan dari Jieun, Lee Jieun teman yang sangat ia rindukan.

Ia sengaja sewaktu ia sampai di Autralia ia mengganti alamat emailnya, dan hanya Jun yang mengetahui alamat barunya.

Tangannya gemetar saat men-scroll down kotak masuk, begitu banyak kotak masuk yang dikirim oleh temannya itu, bahkan kotak masuk itu hanya satu yang dari Jun, yaitu saat Jun mengingatkan dia harus jaga kesehatan di Austrlia. Selebihnya kotak masuk itu dari Jieun.

Ia membuka satu persatu kotak masuk dari Jieun.

Saat membaca pesan dari Jieun ia pun meresponnya dengan berdialog dengan laptopnya.

Ia juga tertawa jika mendapati cerita konyol yang Jieun sampaikan, merasa sedih saat Jieun mengatakan bahwa dirinya sedang sedih, atau bahkan ia marah pada orang-orang yang membuat Jieun marah dan sedih. Pun ia menangis saat ada kata yang membuat ia terharu dan merasa bersalah pada Jieun.

Lee Ji Eun

Ke Saya

6 bulan yang lalu

Yooa-yah, hari ini aku bertengkar dengan Wonwoo, hanya sepele namun aku tidak suka jika Wonwoo menolong cewek itu, kau tahu kan siapa yang aku maksud? Lee Minhee, adik tingkat kita, yang sangat menyukai Wonwoo, meski niatnya hanya sekedar menolong, tapi aku sangat yakin kalau Lee Minhee mengahrapkan yang lebih dari Wonwoo, aku memarahinya tapi Wonwoo malah membelanya. Aku tidak tahu harus bercerita pada siapa saat kau tidak disini.

Smile AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang