Yooa's Pov
..
Sudah dua jam aku hanya berbaring di atas tempat tidur, menerawang plafon putih kamarku.
Perasaanku sangat gelisah. Semua yang terjadi padaku, rasa sukaku pada Wonwoo, atau rasa cemburuku pada Jieun. Rasa bersalah dan perilaku dingin Wonwoo kepadaku.
Aku masih mengingat jelas bagaimana aku sangat bertekad menjauh dari keributan hatiku dulu, mungkin benar, aku terlalu pengecut untuk berlari dari kenyataan. Tetapi, aku mempunyai alasan sendiri mengapa aku melakukan itu. Ini semua demi kebaikanku, dan juga Jieun.
Aku tahu bagaimana Jieun, jika seandainya aku masih menetap di negeri ginseng itu, maka Jieun akan melakukan hal bahkan membuat dirinya lebih terluka.
Aku tahu, rasa Jieun kepada Wonwoo adalah hal yang sangat tulus. Tapi Jieun hanyalah Jieun, yang akan merelakan perasaannya demi sahabat bodoh seperti diriku ini.
Aku tidak tahu pasti apa usahaku ini berhasil sepenuhnya, tetapi, aku yakin usahaku menghasilkan buah.
Pernahkah kalian mendengar, "rasa sayang akan kalah dari kenyamanan?" . seperti itulah yang aku rasakan akhir-akhir ini.
Aku nyaman saat aku melihat Jieun dan Wonwoo bersama, tertawa dan bahkan saling mengungkapkan perasaannya. Meski aku sendiri tidak pernah mendengar ungkapan-ungkapan geli dari mereka.
Dan aku merasa nyaman saat aku berada disisi lelaki tinggi itu, yang berperan sebagai kakak untukku.
Meski jujur saja, hatiku menolak kenyataan bahwa Jun Hui adalah kakakku-seperti yang selalu ia katakan- aku benci kata itu.Karena saat aku berasamanya, aku merasakan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan saat bersama Wonwoo.
Berhubung aku membahas lelaki tinggi itu, mengapa ia tidak memberiku kabar sama sekali? Mengapa ia seolah-olah sengaja melakukannya.Apa dia sudah membaca suratku? Tentu saja kan? Dia selalu melakukannya setiap aku memberikannya pesan.
Tapi kenapa dia tidak menghubungiku?
Memikirkan semua itu membuat aku menjadi gila.
Aku menutup kepalaku dengan bantal dan memukulnya berulang-ulang kali.
Bodoh Yooa bodoh!
Bagaimana mungkin Jun akan membalasnya sedangkan bagi Jun, aku adalah adik kecilnya?Jika kalian ingin tahu, tentang apa isi surat itu, tentu saja surat itu adalah pengakuanku, bahwa aku merasa nyaman saat berada di sampingnya. Bukan sebagai kakak beradik, melainkan namjaga geurigo yeojaga.
Aku mengecek ponselku, siapa tahu aku mendapatkan email dari lelaki jangkung itu.
Tetapi sudah lima menit aku menatap beranda email, sama sekali tidak ada pesan apapun yang masuk.Aku melempar ponselku ke sembarang arah.
Pintu kamar tebuka, Jiho dengan rambut panjangnya muncul dari balik pintu. Dia melihatku, keningnya mengerut.
Dia duduk di tepi kasurnya setelah menutup pintu kamar, ia melepas sepatunya dan meletakkannya di bawah tempat tidur.
"Bukannya kau ada tugas hari ini?" tanya Jiho menyelidiki.Aku duduk menyila menatap Jiho.
"Eoh" jawabku masih memperhatikan Jiho.Jiho sangat terlihat cantik bahkan saat ia sedang mengikat rambutnya.
"Lalu kenapa kau masih di sini?" tanyanya lagi, kali ini ia membersihkan make up di wajahnya."Geunyang," ucapku pelan, "Jiho-yah" panggilku.
Jiho menoleh kearahku, dengan wajah yang natural.
So pretty the way she is.Aku menelan salivaku sebelum aku bertanya padanya.
"Jiho-yah, jika ada seorang perempuan memberikan surat pengakuan kepada lelaki yang selalu mengatakan kita adalah kakak-adik tidak lebih kepada perempuan, dan dia tidak menjawabnya, apa lelaki itu sedang menolaknya?"Setelah mengajukan pertanyaan itu, aku menggigit bibir bawahku, menunggu jawaban Jiho cemas.
Jiho menganggung sambil terlihat berfikir. "Bisa jadi, geundae Yooa-yah. Aku punya dua opsi untuk itu" ujar Jiho.
Perasaanku menjadi gelisah, cemas menunggu kata yang akan keluar dari mulut Jiho.
"Mwondae?"
"Pertama, karena lelaki itu menganggap perempuan itu adiknya, dia tidak ingin membalas surat perempuan itu karena takut akan mengecewakannya, jadi dia biarkan saja seperti air yang mengalir"
"Apa itu berarti dia menolak?"
"Tentu saja, tapi dengan cara yang halus"
"Kedua, dia belum membaca isi surat itu"
Mendengar opsi kedua Jiho aku pun cemberut dan bergumam, mana mungkin dia tidak membacanya.
"Apa itu yang kau cemaskan akhir-akhir ini?" tanya Jiho menggoda.
"Entahlah, aku juga tidak tahu"
Tawa Jiho pun keluar, sontak aku melempar bantalku kearahnya.
"Bersabarlah mungkin dia sama bingungnya denganmu" redam Jiho sambil lalu mengedipkan matanya menggodaku.
---Maaf karena baru sempat update. Maaf jika tidak memuaskan.
Semoga kalian tetap menyukainya. Dan terimakasih yang sudah menunggu.. "
By. Moonbiieng
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Angel
FanfictionMalam mendengar kisahku, Malam melihat airmataku, Rasa sakit untuk kesekian kalinya, melihatnya dengan hangat berbincang dan tersenyum lembut pada seseorang selain aku. Aku ingin sekali membawa kakiku menjauh dari tawa hangat mereka, Sehingga mat...