1

27.7K 1.2K 6
                                    

"Pulang lah mas, istrimu pasti sedang   menunggumu." kutatap wajah mas Abi yang sedari tadi hanya diam di sofa rumah kami.

"Ingat perjanjian awal kita mas, kita sudah berkali-kali membahasnya". tak ada respon.

  Aku menghela nafas kuat- kuat.  Sudah hampir 1 jam lebih aku dan mas Abi berdiam diri. Tidak tau lagi bagaimana cara menyuruhnya pulang. Meninggalkan mas Abi aku masuk kekamar.  Kubiarkan mas Abi berpikir.  Apa yang akan dilakukannya setelah aku menasihatinya. 

Bukan,  bukan aku mengatur mas  Abi. Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu.  Aku hanya ingin menjaga hubungan kami yang telah berjalan selama satu minggu ini. Seandainya pernikahan kami sama seperti pernikahan pada umumnya,  kami tidak akan seperti ini. 

"Ris." pintu kamarku diketuk.  Aku mendengar mas Abi memanggilku. Kepalaku pusing. Apalagi yang akan dikatakan mas Abi. Ku buka pintu kamar setelah mas Abi memanggilku lagi.

" Iya mas." aku menatap matanya.  Mata yang teduh. Siapapun yang menatapnya akan merasa nyaman. Senyaman posisiku selama satu minggu ini.  Tidak ada yang tau status kami. Namun aku tidak pernah tau apa yang akan terjadi setelah hari ini.

"Aku tidur disini malam ini." nyaris mulutku terbuka. Pikiranku mendadak gelisah. 

"Aku tidur disofa." lanjutnya.

Ya Allah...Bagaimana lagi aku menyikapinya.  Apa yang harus kulakukan sekarang. 

"Ada apa denganmu mas?" hanya itu yang keluar dari mulutku.

"Aku hanya ingin istirahat disini ". Dia melirik ku sekilas.

"Lagian ini sudah larut."

Aku diam terpaku.  Namun mataku tetap menatapnya. Kata-kata yang ada di kepalaku mendadak hilang.
Kulihat mas Abi masih berdiri didepanku.  Namun netranya tidak memindaiku. 

"Terserah mas." aku menutup pintu kamar. Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita mas. 

Batinku mulai gundah. Kutelusuri kamar yang hampir satu minggu ini kutempati. Apa yang akan dipikirkan istri mas Abi kalau malam ini suaminya tidak pulang. Apakah seorang Abimanyu Laksmana tidak memikirkan hal itu?  Ck... Ini terasa sangat sulit. Lebih sulit saat aku tidak bisa membayar hutangnya yang berlipat ganda itu.

SEKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang