#SEKAT_Extrapart.
Kabut masih menyelimuti suasana pagi mendung dengan gerimis yang berjatuhan.
Melihat ke sampingnya, Farah tersenyum.
Sepertinya Suaminya sangat kelelahan karena baru sampai ke rumah jam satu pagi.
Macaroni dengan roti panggang isi selai strawberry menemani sarapan paginya.
"Kenapa nggak bangunin Aku?"
Farah mendongak ketika sepasang lengan kekar memeluknya dari belakang.
"Tidurnya pulas banget, kasian dibangunin."
"Roti buat Aku mana?" Kini suaminya sudah duduk di kursi pantry.
Farah mengoleskan selai strawberry di lembaran roti dan meletakkan di meja.
"Suapin dong,"
Farah mendelik, suaminya pasti akan manja kalau lagi bersamanya.
Berbeda ketika berhadapan dengan pegawai ataupun kliennya.
"Hari ini jadi jenguk anak-anak?" Suaminya bertanya disela suapan.
"Jadi, Mas kali ini bisa ikutkan?"
Suaminya mengerling jahil. "Bisa nggak ya?"
Farah langsung mengerucutkan bibirnya.
"Iya deh, yang belum bisa move on," Ledek suaminya.
Farah berdecak, setiap kali mengajak suaminya mengunjungi anak-anak, pasti tidak bisa ikut, karena sebagai jaksa, Raffa Darmahensyah, Suami Farah disibukkan oleh berbagai kasus.
"Kalau belum bisa move on, nggak lagi sama kamu sekarang."
Raffa terkekeh, asal berdebat dengan istrinya, ia pasti kalah.
"Iya juga ya, apalagi ingat waktu Aku pulang, nggak sabar buat... aww, Sakit sayang," Raffa mengusap pinggangnya yang dicubit Farah.
"Mulut, asal ngegas." Sewot Farah.
"Kan benar yang Aku Aww," Raffa kembali meringis dengan tangan yang mengusap pinggang yang dicubit Farah untuk kedua kalinya.
Ini benar-benar sakit, batinnya.
"Mau lagi?" Tantang Farah.
"Mau, tapi yang mesra, kalau ini mah KDRT namanya."
Farah mendengus.
"Aku mau siap-siap dulu," Farah masuk ke kamarnya meninggalkan suaminya dengan otak yang gagal fokus.
Raffa tergelak melihat Farah salah tingkah, ia gemas sendiri.
Raffa tersenyum geli, di usia yang sudah sangat matang seperti ini mereka masih seperti pasangan muda yang baru menikah, Apalagi melihat Farah yang sering tersipu saat digoda.
Mata Raffa masih setia melihat pintu kamar yang bahkan sudah tertutup dari tadi.
Mobil Raffa membelah keramaian lalu lintas.
Di musim penghujan, jalanan tetap padat oleh semua jenis kendaraan.
"Nanti, ajak Adiba ya sayang."
"Hm, kalau dia mau," Jawab Farah seadanya.
"Kalau nggak, Aku yang ngomong nanti, siapa tau mau," Kata Raffa lagi.
Farah yang sedari tadi melihat ke samping, menoleh.
"Kenal aja belum, yakin dia mau?" Tanya Farah.
Raffa memgendikkan bahu sambil mengulum senyum.
Farah menatap geli suaminya yang kepedeannya tingkat Dewa.