Slogan 2021 ganti presiden sedang booming dan banyak kasak kusuk yang yang berkembang terkait huru hara tersebut bahkan tidak sedikit isu dunia politik dinegara ini yang menyimpang.
Apalagi sekarang musimnya para Caleg karena sebentar lagi akan Pemilu.
Hampir semua Telivisi Swasta menyiarkan berita yang sama
Pusing !
"Ganti mas."
Mas Abi menoleh. "sebentar." mas Abi kembali fokus menonton.
Aku berdecak.
"Mau kemana?"
"Masuk." aku meninggalkan mas Abi dan naik ke kamar.
Aku membuka room chat dengan Dewi.
Besok izinin, Aku ada acara!
Centang satu. Kemana Dewi, biasanya juga cepat.
Malam Ris.
Satu pesan masuk dari nomor baru. Malas aku tanggapi.
Setelah hampir lima belas menit menunggu, Dewi membalas.
Okey beib.
Tumben nggak kepo?
"Sudah tidur?" mas Abi masuk.
"Belum, Mas nggak pulang?" tanyaku saat melihat Mas Abi berbaring disampingku.
"Nggak."
"Nanti, Mba Farah marah lho Mas," kataku bergidik ngeri.
Mas Abi mengangkat sebelah alisnya. Aku nyengir.
"Farah keluar kota." mas Abi menghela nafasnya.
"Anak-anak?" Aku masih berusaha membuat mas Abi sadar.
Mas Abi melirik. "Anak-anak bisa tidur tanpa Aku."
Final.
Sepertinya nggak akan berhasil.
"Mas," panggilku
"Shalat dulu sebelum tidur," katanya mengindahkanku dan masuk ke kamar mandi.
sabar.
Selesai sholat Isya aku tidak sempat murottal yang biasanya kulakukan setelah sholat isya karena harus menerima telepon dari ibu.
"Assalamu'alikum Ris" suara yang sangat kurindukan mengalun indah ditelingaku.
"Wa'alaikumsalam Bu," jawabku.
"Bagaimana kabarmu dan Smsuamimu nak?"
"Alhamdulillah, Ibu apa kabar?"
"Baik juga nak, sudah ngisi Ris?"
Aku tersedak mendengar Ibu menanyakan hal yang sama sekali tidak ada dalam pikiranku dan lebih parahnya aku me-loadspeaker volume yang otomatis pertanyaan Ibu ikut didengarkan mas Abi.
Aku melihat mas Abi menatapku datar.
"Belum bu." aku mengecilkan volume hp.
"Jangan pakai KB Ris, umurmu sudah cukup untuk punya anak."
Kenapa jadi bahas soal ini sih Bu?
"Iya Bu," Akhirnya kata itu yang keluar dari mulutku.
Ah....Anak.
Aku tidak pernah memikirkannya. Karena bagiku pernikahan ini hanya ikatan sementara sampai kami menyelesaikan semuanya.
Bukan kami. Tapi aku!