20

4.8K 494 28
                                    

POV ABI

Empat bulan pernikahan, Aku sudah menceraikannya.

Farisya....

Nama itu memenuhi ruang hatiku.

Gadis cantik yang memintaku menikahinya.

Kini dia bukan milikku lagi.

"Tau rumah kamu?" Farah membuka pintu saat Aku menekan bel.

Aku tidak menjawab, hanya melihatnya.

"Mana jalang itu?"

"Farah." Aku tidak suka sebutan Farah untuk Risa.

"Bukankah hanya jalang yang merebut suami orang?"

Aku menatap tajam Farah. "Ada apa denganmu?"

"bukankah kamu sudah Mengizinkan ku menikah lagi?"

"Aku hanya bercanda saat itu."

"Apa?" Aku sedikit kaget.

"Aku tidak menyangka kamu beneran nikah lagi." Cibirnya.

"Aku ibu dari anak-anakmu, kalau kamu lupa."

"Kamu pikir pantas?" Tanyaku.

Farah yang tidak bisa mengendalikan emosi langsung berteriak. "Kamu keterlaluan Mas, Aku yang telah melahirkan anak-anakmu!"

"Lalu dimana mereka?"

Farah terdiam.

Wajah cantiknya pucat.

Hampir lima tahun anak-anak tidak tinggal bersamanya, mereka tinggal bersama Ibuku.

"Aku benci kamu Mas, kamu berubah setelah menikahi jalang itu!" Energinya kembali lagi.

"Dia yang kau sebut jalang lebih baik darimu." Kataku datar.

"Kau...." Farah menunjukku.

Aku menatap wajahnya yang penuh amarah.

"Aku akan membunuhnya Mas, kamu akan lihat itu."

"Jiwanya sudah mati, bersama raga anak kami."

Farah mendesis.

"Kamu benar-benar mencintainya?"

Aku tidak perlu menjawab pertanyaan konyolnya.

"Kamu tidak mencintaiku lagi, Mas?"

"Kenapa baru sekarang?" tanyaku.

"Aku mencintaimu, Mas."

Aku diam saat melihat Farah menangis.

"Mas," Farah memelukku, tidak ada kehangatan lagi di sana.

Sentuhan yang biasa membuat dadaku berdesir, kini hilang.

Hatiku hampa.

"Kamu kejam Mas!"

"Aku apa kamu?"

Farah masuk ke kamar dan membanting pintu kamar.

Ponselku berdering, Ibu Risa telepon.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Nak Abi di mana?" Suara mantan mertuaku terdengar panik.

"di rumah, ada apa bu?"

"Risa sama nak Abi?"

"Tidak."

"Ya sudah, ibu matikan teleponnya ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mendengar kepanikan ibu Risa Aku keluar dan mengarahkan mobilku ke rumah yang ditempati Risa.

SEKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang