11

6.4K 723 10
                                    

Hujan gerimis membuat moodku hari ini buruk, bagaimana tidak tadi pagi Aku tidak sarapan karena perutku bergejolak dan imbasnya saat mengajar Aku merasakan perih di lambungku.

Suasana pagi ini agak tenang di kantin karena belum dipenuhi mashasiswi seperti biasanya.

Segelas cappuccino pengganti sarapan kusesap hingga tidak bersisa. Sejenak melupakan masalah rumah tangga yang mulai menapaki alur berbeda dangan keinginanku.

Sekitar jam sebelas Aku sudah selesai mengajar, malas pulang kerumah Aku berniat ke gramedia dulu.

"Wi, temenin Aku ke Gramedia."

"Ngapain?"

"Makan," jawabku asal.

"Gue masih ada Satu matkul lagi."

"Ya udah, Aku sendiri."

Saat sedang membereskan meja kerjaku ponselku bergetar, Mas Abi,Kenapa dia telepon? Belum sempat kuangkat, telepon Mas Abi mati dan muncul sebuah notice pesan.

(Mas Abi)
Nanti Aku jemput

Tidak lama Aku membalas pesannya.

(Me)
Aku sudah pulang.

Lima menit, sepuluh menit Mas Abi tidak membalas pesannya.

Tidak menunggu lagi Aku meninggalkan kampus.

Kebiasaanku saat pikiran dan hati sedang galau, ya baca novel. Hitung-hitung mengisi waktu saat dirumah.

Tiga buah novel cukup Sepertinya. Setelah membayar Aku tidak langsung pulang.
Duduk di sebuah bangku yang yang ada di pojok ruangan Aku mengambil satu novel dan mulai membacanya.

Hampir dua jam di Gramedia Aku memutuskan untuk pulang.

Setelah membayar ongkos taksi Aku masuk.

"Baru pulang?" Mas Abi duduk di sofa.

"Iya."

Kulihat Mas Abi sekilas masih mengenakan Pakaian kantor.

"Tadi, Aku chatt kamu nggak balas ."

Kok Aku?

Bukannya dia yang tidak membalas lagi.

"Bukannya kebalik?"

"Apa?" Mas Abi sudah berdiri.

pakek nanya lagi, ya chatt Aku lah.

Karena capek, Aku malas meladeninya.

"Nggak usah ganti," Mas Abi menarik lenganku saat Aku mau naik ke atas.

"Kita makan diluar."

"Anak-anak?" Tanyaku.

"Mereka sudah makan, Kalau Alya belum pulang."

"Tapi Aku sedang nggak selera makan," Ujarku. Memang iya kan, dari tadi pagi Aku nggak sarapan. Di kantin cuma minum segelas cappuccino.

"Aku mau makan Nasi Soto."

Itu kamu Mas. Aku lagi nggak pengen apa-apa.

"Aku masak aja."

"Masak apa?"

"Soto."

"Enggak usah, Aku mau nasi soto di warung Pak Imam." Mas Abi masih kekeuh.

Ini orang kenapa sih.

Sudahlah, dari pada berdebat lagi kuikutin saja maunya.

Tiga puluh menit kami sampai di warung yang dimaksud Mas Abi dan langsung mendapat sapaan ramah pemilik warung.

SEKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang