His mother

2.3K 117 0
                                    

Jangan salahkan rasa yang hadir terlalu cepat, karena itu adalah cara tuhan untuk memberitahuku kalau kamu jodohku

~Galael~

Hari ini, tepat hari minggu El sudah berada di depan teras rumah Qila, semalam ia menelfon akan mengajak Qila pergi

Semenjak kejadian kemarin saat di UKS membuat ia jadi lebih memikirkan Qila, bahkan sampai saat ini meski sudah di rumah gadis itu ia masih memikirkannya. Entahlah seperti bayangan gadis itu tak mau enyah dari pikirannya

Flashback on

Saat seorang gadis masih menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya dengan mata terpejam dari atas balkon sebuah sentuhan hangat dipundaknya membuat matanya terbuka kembali

"sayang...masuk yuk nggak baik kelamaan kena angin malem"

"mah...apa udah saatnya Qila melupakan dia?" tanpa Qila sadar ia melontarkan pertanyaan itu tepat dengan sebulir air mata jatuh

Terdengar helaan nafas berat dari Asya, sungguh ia tak sanggup melihat putrinya terus seperti ini, ia memeluk Qila membuat putri semata wayangnya itu menangis dalam pelukannya

"apa Qila sudah mendapatkan tempat untuk memindahkan hati Qila?" tanya Asya lembut

"Qila masih ragu" jawab Qila seadanya sambil menggelengkan kepalanya lemah

"Siapa calonnya?" tanya Asya sambil mengurai pelukannya dan menghapus jejak air mata dipipi Qila

Namun Qila tetap diam hanya melempar tatapan seolah menyiratkan semuanya dapat dilihat dari sorot matanya

"mantapkan hati Qila, jangan buat dia hanya sebatas pelampiasan" ucap Asya lagi seraya memeluk Qila kembali

Selagi masih meredakan tangisannya dalam pelukan hangat Asya, dering telfon berbunyi segera Qila berjalan ke meja disudut balkon dan melihat layar handphonenya

Manusia batu calling...

Qila mengambil nafas panjang kemudian menetralkan suaranya

"hallo" ucap Qila dengan suara yang dibuat sebiasa mungkin

"jam 9 gue jemput" to the point El disebrang sana

"sekarang?"

"besok pagi"

"kemana?"

"liat besok"

"gue tutup" ucap El langsung memutuskan sambungan telfon

"siapa sayang?" tanya Asya mengahampiri putrinya

"El mah, besok katanya mau jemput Qila jam 9 tapi nggak ngasih tau mau kemana" cerita Qila jujur

"mama izinin, yaudah sekarang istirahat dan jangan lupa minum obatnya" Ucap Asya lalu mengecup kening Qila singkat

Flashback off

Suara derap langkah mengalihkan perhatian El dari handphone-nya terlihat seorang gadis dengan dress selutut tanpa lengan yang menampilkan bahu mulusnya dengan rambut pirangnya yang dibiarkan tergerai serta sepatu sneakers putih membuat kesan anggun dan sedikit boyish

Tatapan El dibuat kagum oleh wajah Ayu gadis didepannya, dengan make up yang tidak berlebihan dan juga penampilan yang sederhana namun sangat memukau bagi El

Dipandanginya setiap inci pahatan indah itu mulai dari manik mata yang memberi keteduhan, hidung runcing, pipi tirus dan bibir tipis itu adalah sebuah karya indah yang telah Tuhan ciptakan

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang