Like or Love

1.9K 88 3
                                    

"Siap mencintai berarti harus siap pada konsekuensi yang terjadi seperti rasa yang tak berbalas"

~Galael~

Perhatikan typo...

Jangan lupa voment!! 😘😘



Saat sedang mengikuti pelajaran dengan serius, tiba-tiba pintu kelas terbuka dan menampilkan sesosok pria jangkung dengan wajah datar sedang berjalan tegap menghampiri Bu Fisya.

Huaaaa gila ngapain dia kemari?

Astaga tambah ganteng aja suami gue

Jangan-jangan dia mau ngajak gue lagi

Pekikan terdengar bergemuruh membuat seisi kelas gaduh berbeda dengan seorang gadis yang justru malah bertingkah gelisah karena kehadiran pria itu, kini ia hanya menyembunyikan wajahnya di balik buku paket yang ia tegakkan.

"DIAM!!" Seketika kelas kembali tenang mendengar teriakan bu Fisya.

"Permisi, kepsek meminta saya memanggil seseorang." Ucap si pria tenang dengan tetap memasang wajah datarnya.

"Siapa El?" Bu Fisya bertanya sambil mengerutkan dahi.

"Syaqila Deolinda Abela." Ucapan itu membuat si gadis terkejut dan langsung mengangkat wajahnya.

"Qila." Seru Bu Fisya

"I-iy-iya bu." Qila semakin gelisah di tempatnya, insiden jam istirahat tadi membuat dirinya malu bertemu El.

"Apa yang kamu tunggu Qila? kamu ingin El menjemput ke mejamu? cepat keluar Qila." Kali ini Bu Fisya berseru tegas karena tak ingin pelajarannya terganggu jika El masih berdiri di situ.

"Iyah bu Qila permisi." Kemudian Qila melenggang lebih dulu meninggalkan El.

El sendiri sangat gemas melihat tingkah gadisnya, sedari tadi ia mencoba mensejajarkan langkah tapi gadis itu malah berlari seolah tak ingin beriringan.

El sudah tak tahan lagi, ia segera mengejar gadisnya dan menahan untuk kembali berjalan.

"Kenapa menghindar?" El berkata dengan masih memegang erat sebelah tangan Qila namun tidak kasar.

"Jawab Qila." El frustasi, mengangkat dagu gadisnya yang masih setia menunduk.

"Qi-Qi-Qila malu." Qila langsung memalingkan wajahnya karena kali ini kedua tangannya ditahan oleh El

Astaga apa ini? Sedari tadi gadisnya menghindar hanya karena malu? Cobaan apa ya tuhan?.

El menghela nafas kemudian sebelah tangannya melepaskan cekalan pada tangan Qila dan mengarahkan wajah manis Qila ke hadapannya.

"Malu kenapa hm?" El mencoba bertanya baik-baik.

"Se-sejak kejadian di kantin Qila malu... soalnya tadi mereka liat El sentuh Qila" Sungguh Qila merasa kedua pipinya memanas apalagi dengan jarak sedekat ini.

"Gini?" El sengaja menguji gadisnya dengan membelai lembut pipinya dan kini pipi Qila semakin memerah bahkan lebih merah dari tomat.

Qila refleks menepis tangan El karena tak mau terlihat jika ia salah tingkah di hadapan El.

"nanti ditungguin pak kepsek." Ujar Qila tak sepenuhnya berbohong kemudian segera berlari kecil meninggalkan El.

Lagi dan lagi El dibuat tertawa oleh tingkah lugu dan menggemaskan gadisnya itu.

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang