Bad Situation 2

1.5K 75 2
                                    

"Aku butuh kamu untuk menguatkanku tapi bahkan aku pun belum sanggup untuk menguatkan diriku sendiri"

~Syaqila~

Perhatikan typo..😉😉

Jangan lupa klik bintangnya..😄😄








Qila melihat jam dipergelangan tangannya yang menunjukan angka sembilan lebih empat puluh, itu artinya hanya tinggal 20 menit kesempatan Qila untuk bertemu dengan El.

Bertahan El...

Jangan pergi dulu Qila mohon...

Tunggu Qila...

*******

Setelah mobil Kael terparkir di depan rumah sakit, Qila langsung keluar dan menerobos masuk mencari ruang rawat El.

Sedari diperjalanan air matanya tak henti-hentinya menetes, rasa penyesalan yang terpendam menuntutnya untuk melawan ego yang sekian lama terpenuhi.

Hingga dengan langkah pasti kakinya langsung membawanya ke depan pintu rawat prianya, terpangpanglah pria yang sejak lama ini dihindari itu semakin lemah tertidur di ranjang.

Alat alat medis memenuhi bagian depan dadanya, dan juga alat bantu pernafasan yang terpasang sempurna di bagian hidung dan mulutnya.

Dipandanginya sosok yang selama ini tak pernah hadir ditiap hari-harinya. Sungguh Qila semakin terisak melihat keadaan El yang terlihat begitu rapuh. Dengan pasti Qila mengambil salah satu tangan El yang juga terdapat pulse oximeter diujung jarinya.

"El... bagun.. Qila disini..." Qila yang semula menangis semakin terisak.

"Maafin Qila... ayo bangun.. Qila dateng buat El..." Perlahan tangan Qila mengusap rahang kokoh itu dengan pelan.

"Maafin Qila.. Qila mohon jangan siksa Qila kayak gini..."

"... Please El.. Please wake up..."

Qila semakin mendekatkan dirinya ke wajah El, menangis disana dengan bibir tertempel di kening El.

"Apa harus dengan cara seperti ini kamu baru dateng?" Pertanyaan tegas itu mengalihkan perhatian Qila dari El.

"Bunda..."

"Apa saya harus membohongi kamu? Apa  El harus lebih sekarat lagi agar kamu mau disisinya? Iya?!"

"Bunda... nggak gitu..." Qila menjawab disertai gelengan lemah.

"Apa sudah sebegitu jijiknya kamu melihat kondisi anak saya? Sampai Alice bahkan Kael pun tak mampu membujuk kamu kesini... Apa sebegitu rendahnya El dimata kamu kini?"

"Bahkan El mencintai kamu sebegitu dalam... tapi disaat kondisi terpuruknya kamu nggak pernah ada untuk dia!" Farah semakin lepas kendali untuk meluapkan amarahnya.

"Bunda... Qi-Qila mohon... dengerin Qila..." Qila semakin mendekati Farah mencoba menggapai tangannya namun segera ditepis oleh Farah.

"Sebagai seorang ibu apa yang harus saya lakukan? Saat kondisi anak saya kian memburuk namun kekasihnya seolah enggan menemani disaat masa-masa sulitnya! Apa yang harus saya lakukan?! Saya selalu memberitahu kamu mengenai perkembangan El.. tapi apa yang saya dapat? Bahkan setiap pesan saya pun tak pernah kamu balas, padahal saya sangat berharap untuk kamu bisa hadir memberi support untuk El... tapi apa?!"

Qila semakin menangis tersedu mendengar amarah Farah, jujur saja apa yang Qila lakukan memang salah tapi ada alasan dibalik perbuatannya itu.

"Kesabaran seorang ibu ada batasnya Qila... jika kamu sudah tidak mau bersama El..." Farah menghela nafas sesaat.

"...lepaskan dia untuk selamanya.." Kalimat tegas itu seolah menghantam uluh hati Qila.

Deg

Deg

Deg

"Bunda... Qila mohon dengerin Qila... tolong bunda..." Bahkan Qila sudah bersimpuh dilantai memegang tangan Farah yang sepertinya sudah tidak ada kehangatan pada sosok itu.

"Qila sayang sama El bunda... tolong jangan seperti ini... Qila mohon kasih Qila kesempatan... Qila mohon.." Namun seolah percuma Farah menghempaskan tangan Qila dan berjalan menjauh dari ruangan itu.

"Memang benar kesabaran seorang ibu ada batasnya. Seperti saya yang sudah tidak sabar menghadapi kamu yang memperlakukan anak saya seperti seorang yang paling jahat pada situasi ini." Farah terkejut mendengar Asya yang tiba-tiba datang dan menghalangi jalannya yang ingin keluar.

Sebenarnya sejak Farah datang dan meluapkan emosinya, Asya sudah ada disana berdiri di depan pintu rawat El. Ia mendengarkan semua perkataan Farah yang ditujukan untuk Qila. Bahkan hingga Qila berlutut memohon untuk Farah mendengarkan penjelasannya pun Asya melihatnya dan mencoba menekan emosinya, hingga kini emosinya sudah tak tertahankan lagi.

Asya masuk menghampiri Qila yang masih setia bersimpuh dilantai. Dan memeluknya memberi kekuatan.

"Apa pernah kamu tanya seberapa tersiksanya Qila harus menjauhi El? Seberapa sedihnya Qila harus meninggalkan El? Dan apa alasan yang paling mendasari semuanya? Apa kamu pernah mencoba menanyakannya ke anak saya?" Asya tak mampu membendung emosinya hingga satu cairan bening lolos dari matanya.

Farah tertegun mendengar omongan Asya, Farah baru menyadari kalau tadi Qila datang kemari dengan keadaan yang bisa dibilang cukup kacau, dengan rambut sedikit berantakan dan juga pipi basah akibat linangan air mata . Lantas apa Qila juga begitu tersiksa? Apa Qila juga merasakan sakit? Tapi kenapa Qila memilih keputusan ini?.

"Jika Qila sama tersiksanya kenapa ia memilih menjauhi El yang jelas-jelas itu melukai perasaannya sendiri?" Farah tetap mencoba mendatarkan ekspresinya.

"Qila sakit dan bah--"

"Apa penyakit itu lebih mematikan dari anak saya?! Apa penyakit itu akan lebih mengenaskan dari kondisi El kini? Iya?!" Farah kembali emosi bahkan kini ikut menangis karena omongannya si diri.

Farah hanya bingung menanggapi perkataan Asya. Sebelum Qila meninggalkan El Qila bilang jika ia sakit, dan kini Asya juga mengatakan demikian. Sebenarnya sakit dalam artian seperti apa? Jika Qila memiliki penyakit, apakah penyakit itu lebih parah dari kondisi El kini?

Akibat pertengkaran itu membuat Alice dan Kael yang sedari tadi hanya menunggu diluar ikut masuk kedalam, mencoba menengahi keduanya.

"Aunty... cukup.. kita masih di rumah sakit." Alice yang baru datang langsung mengusap pundak Farah dan mencoba menenangkan sedangkan Kael mendekati Asya dan Qila yang masih terduduk di lantai.

"Apa salah jika saya menginginkan kebahagiaan untuk anak saya? Apa salah? Saya hanya ingin yang anak saya bahagia..." Kini ucapan Farah terdengar lirih.

"Qila mengidap Leukimia."

.
.
.
.
.
.
.

Sorry part kali ini pendek, ini cuma lanjutan kemarin..

But besok bakal up buat lanjutannya kok

Makasih udah support El sejauh ini

Coment next dong..

Jangan lupa voment

See yaa...

❤❤❤

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang