You want give up?

1.6K 59 0
                                    

Perhatikan typo 😉😉

Jangan lupa klik bintang ☺☺








Qila bersenandung kecil dalam langkahnya. Hari ini di dampingi Asya ia bersiap menuju Rumah Sakit. Asya yang sedari tadi melihat tingkah putrinya itu hanya bisa tertawa kecil.

"Mah nanti kita ke toko bunga dulu yahh...
Qila mau bawain bunga buat El," ucap Qila yang kini sedang dalam perjalanan menggunakan taxi.

"Kasian banget sih anak mama, nggak ada yang ngasih bunga sampe sampe harus beli bunga sendiri," sindir Asya pada putrinya membuat senyum diwajahnya berganti raut cemberut.

"Ishh kan El masih sakit, masa iya Qila minta dibeliin." Qila mencebik tak suka.

Sedangkan Asya hanya tertawa lepas, ia hanya mengerjai putri cantiknya ini. Ia sangat menikmati wajah murung putrinya yang telah lama hilang. Walau jauh dalam hatinya ia sangat berterima kasih pada El yang tak lagi membuat hari Qila terasa membosankan seperti dulu.

*******

"Assalamualaikum." Semua orang yang semula sedang bersenda gurau mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Walaikumsalam," jawab serentak.

"Ehh neng Qila bawa camernya bang El." Ben bersiul lalu menaik turunkan alisnya.

"Ben sopan. Ini Rumah sakit," tegur Anneth pada temannya itu yang dibalas ringisan oleh Ben.

"Sudah sudah. Kalian udah makan? tante bawain makanan buat kalian." Asya mengulurkan sebuah plastik jinjing ditangannya.

Sebelum ke Rumah sakit mereka memang sempat makan di resto dan memesankan beberapa makanan untuk teman-teman El.

"Makasih tante. Jadi ngerepotin" Jacob merasa tak enak dengan kebaikan ibu Qila.

"Nggak ngetepitin. Yaudah di makan gihh."

Para sahabat El pun langsung menuju sofa dan mulai menyantap makanan yang di bawakan Asya. Beda dengan Qila yang sedari tadi masih setia berada di sebalah El.

"Kael sama Vero dimana?"

"Balik ke hotel." Qila manggut-manggut mendengar jawaban El dan selanjutnta hening.

"Bunga buat siapa?" El memacah suasana hening yang tercipta.

"Kamu nggak mau emang?" Qila balik bertanya.

"Kasian tuh El anak tante nggak ada yang ngasih bunga jadi beli bunga sendiri deh." Lagi Asya menyinggung hal itu membuat Qila merengek.

"Mamaaa..." Qila kembali cemberut mendengarnya.

"Kalo udah waktunya saya bawa buket bunga dan sepasang cincin untuk meminta anak tante." El mengusap puncak kepala Qila.

Jawaban El tentu saja membuat pipi Qila bersemu merah dengan rasa hangat yang menjalar dari dalam hatinya. Asya yang mendengar hal itu pun ikut menerbitkan seulas senyum.

"Ekhem.. yang disini denger loh bos." Ben mengejek ke El di sela kunyahan mulutnya.

Sindiran itu membuat setiap orang yang ada disana terkekeh gemas. Gemas akan tingkah salting Qila dan juga tak menyangka jika orang sedingin El bisa bersikap seromantis itu.

"Yaudah kalo gitu tante keluar sebentar yah." Ucapan Asya mengalihkan perhatian Qila.

"Loh mamah mau kemana?"

"Mamah sebenernya ada janji sama Tante Farah. Miris kan kalo di negeri orang tapi nggak jalan jalan. Apalagi Tante Farah dari kemarin cuma fokus sama El aja sampe lupa sama dirinya sendiri makanya itu mama mau ajak keluar sebentar buat ngalihin perhatian dia sekaligus nyegerin pikiran sambil sekalian shopping," jawab Asya panjang lebar.

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang