Lael

Please...

"Dengan atau tanpa kamu aku akan baik-baik aja"
~Lael~

Perhatikan typo...😉😉

Jangan lupa klik bintangnya....😊😊

"Please... say it..."

Play mulmed biar feelnya berasa

Qila sudah selesai memakai seragamnya, ia segera menuruni undakan tangga menghampiri mamahnya.

"Eh.. Kamu mau dibuatkan apa sayang?" Asya bertanya pada Qila yang baru turun.

"Qila bawa bekal aja mah, mau sarapan di sekolah.." Qila menyahuti dengan suara yang terdengar serak sehabis menganis semalam.

"Kamu sakit? Wajah kamu pucet lho, suara kamu juga serak." Asya yang hendak mengambil kotak bekal segera menghampiri Qila.

"Enggak mah, cuma kecapean ajah." Qila tersenyum tipis.

"Yaudah mama buatkan dulu bekalnya."

Sembari menunggu Asya membuatkan bekal untuknya, Qila hanya termenung sambil menopang dagu.

Aku Alice...

Tunangan El...

Kata-kata itu terus-menerus bersarang di otak El, dan seolah sulit untuk enyah dari sana.

"Sayang ini bekalnya udah jadi."

"Sayang..."

"Qila." Asya menguncang bahu Qila pelan.

"Ehh.. Iyah."

"Kamu ngelamun?" Asya bertanya heran.

"Nggak kok mah, yaudah Qila berangkat dulu." Qila menyalimi tangan Asya.

"Kamu dianter El kan? Kok El nya nggak keliatan?." Asya kembali bertanya.

"Qila dianter Pak Urip aja mah."

"Qila berangkat... Assalamualaikum..." Qila langsung pergi seolah tak ingin Asya bertanya lebih lanjut lagi.

"Walaikumsalam... Hati-hati sayang," ucap Asya terdengar sedikit berteriak.

*******

Selama pelajaran berlangsung Qila tak pernah fokus akan penjelasan yang tengah disampaikan, fikirannya menganggu konsentrasi belajarnya.

Seharian ini ia terus melamun dan diam dari mulai bel masuk. Saat Nadine bertanya pun hanya diam dan menjawab seperlunya.

Kotak bekal yang ia bawa dari rumah sama sekali tidak tersentuh. Membuat paras ayu itu kini semakin tampak pucat pasi.