Daddy?

1.5K 71 4
                                    

"Aku akan melakukan apapun, jika itu demi Aku, Kamu, Kita.."

~Lael~






Perhatikan typo...😉😉

Jangan lupa votenya..😊😊






Qila sudah dalam perjalanan ke Singapore, ia dan Asya mengambil flight pagi. Dan sebelum berangkat Qila sudah terlebih dulu memberitahu Kael perihal El.

Qila juga menelfon Nadine memberitahu jika hari ini ia tidak masuk, karena ada suatu kepentingan. Ya meski memang sulit mencari alasan yang pas agar tidak membuat Nadine curiga, akhirnya Qila memilih alasan jika ada urusan keluarga di luar kota.

Terlalu sibuk dengan pemikirannya Qila sampai lupa jika masih ada Asya disebelahnya yang sedari tadi memperhatikannya. Tatapan Qila jatuh pada sekumpulan awan putih yang terlihat dibalik jendela dihadapannya.

"Jangan terlalu bersedih sayang. Kita akan segera menemui El." Asya yang sedari tadi melihat raut sedih Qila membuka suara.

Qila mengulas senyum tipis, perlahan ia mengahadap ke samping dan memeluk mamahnya, "El baik-baik aja kan mah..." Nada Qila terdengar lirih.

"Pasti. El akan selalu baik," ucap Asya tegas meyakinkan putrinya.

Seperti mantra ucapan itu mampu membuat Qila sedikit tenang. Perlahan kedua mata sayu itu kian menutup, entah karena lelah akibat terlalu lama menangis atau karena sedari tadi ia belum tidur. Sehingga membuat si pemilik mata semakin lelap disertai usapan lembut yang datang di pucuk kepalanya.

*******

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 1 jam 45 menit Asya dan Qila sudah sampai di Bandara Internasional Changi.

Asya memutuskan untuk menyewa hotel untuk tempatnya tinggal beberapa hari bersama putrinya. Meski beberapa kali terdengar rengekan Qila ingin segera menuju ke Rumah Sakit tempat El di rawat namun Asya tidak menurutinya.

"Mamah.. Ayo kita ke Rumah Sakit.." Kesekian kalinya Qila merengek pada Asya dengan mata berkaca-kaca.

Asya menghela nafas panjang, "Sayang kita baru sampai, dan lagi kamu cuma tidur saat dipesawat. Istirahatlah sebentar.. jangan egois dengan kesehatan kamu sendiri."

Seketika kaki Qila lemas, ia tak mampu menahan beban tubuhnya sehingga membuatnya jadi bersimpuh dilantai.

"Hiks... hiks!"

Qila menangis tergugu, dengan kedua tangan memeluk kakinya sendiri Qila menenggelamkan wajahnya disana.

"Qila kangen sama El.. Mamah bilang Qila harus ada disaat kondisi terburuk El..."

"... bahkan semalam saat El operasi Qi-Qila.. ngg-gak a-ada disana.." Qila berkata dengan suara terbata-bata.

"Kamu boleh begitu mengkhawatirkan El tapi ingat kondisi kamu sendiri.. Bagaimana kamu menguatkan El saat kamu sendiri lalai dengan kesehatan kamu?" Asya berkata lembut dengan mensejajarkan tingginya dihadapan putrinya yang berjongkok.

Qila mengangkat kepalanya dan menatap sendu Asya.., "Qila mau istirahat sebentar.. tapi setelah itu kita ke El yah.." Layaknya anak kecil yang sedang memohon Qila menunjukan ekspresi yang sangat menggemaskan sekaligus menyedihkan.

"Iyah, yaudah sekarang kamu tidur dulu. Mama akan belikan makanan untuk kamu."

Setelah mengatakan itu, Asya segera pergi menuju ke Resto yang terletak dilantai atas sementara Qila berusaha sementar mengenyahkan pikirannya tentang El dan memilih tidur.

*******

Setelah lama berdebat urusan makan, akhirnya Asya dan Qila sudah sampai di Changi General Hospital.

Pasalnya sebelum sampai disini Qila terlalu kekeh untuk menolak makan dan memilih langsung menjenguk El, tapi berkat paksaan dan sedikit ancaman dari Asya akhirnya Qila mau makan.

Asya mengancam jika Qila tidak makan maka ia dan Qila akan kembali ke Indonesia hari ini juga. Dan ya.. berkat ancaman itu putrinya itu akhirnya mau makan meski terlihat tidak bernafsu.

Lihat saja kini Qila berjalan mendahuluinya dan dengan tidak sabar Qila segera menghampiri meja resepsionis dan bertanya pada seorang suster.

"Exusme, where is the Galael Aldemar patient room?"

"Wait... in VIP room 2217"

"Oke thanks,"

Asya sempat menggeleng jengah melihat tingkah putrinya itu, namun batinnya ikut tersenyum menyaksikan senyum yang mulai menghiasi wajah yang sedari tadi tampak lesu tak berdaya kini mulai bersinar kembali.

Semoga kamu yang terbaik buat Qila...

Asya segera mengejar Qila yang hendak memasuki lift. Dengan harapan penuh Asya ikut mendoakan semoga kabar baik yang akan diterima oleh kehadirannya dengan Qila disini.

Semoga..

*******

Setelah pintu lift terbuka Qila sedikit berlari mencari ruang rawat El meninggalkan Asya yang masih terkejut dengan tingkah berlebihan putrinya itu.

Namun ketika hendak mencapai ruangan El, sejenak Qila terpaku akan kehadiran pria paruh baya yang terlihat begitu dingin seperti baru saja selesai bicara dengan Farah.

Saat pria itu berbalik dan berhadapan dengan Qila, ia dapat melihat jelas sorot tak suka yang ditujukan pada dirinya.

Bapak itu kenapa ngeliatin Qila segitunya?

Saat ingin melanjutkan langkahnya ke kamar El, sebuah bisikan membuat tubuh Qila meremang.















"Jauhi putraku."

.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya bisa up lagi,..

Maaf kalo upnya sekarang nggak setiap hari.. Aku lagi USBN jadi nggak bisa sering-sering update dulu..


Btw sengaja di part ini nggak aku buat terlalu sedih hehe abis dari kemaren udah nangis-nangis melulu..

Besok sore tunggu aku up kelanjutan part ini..

So tunggu terus ya

See yaaa...

❤❤❤

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang