About Us

1.6K 81 3
                                    

Perhatikan typo...

Jangan lupa vote+coment!😆😆😆






"Mau nunggu kan? cuma sebulan?" Qila berharap-harap cemas menunggu jawaban El.

"Selama itu aku harus apa?" Pertanyaan El kali ini terselipi nada lemah.

"Mengubah perasaan suka Qila jadi Cinta... karena Qila juga mau terpikat pesona El seperti El yang terpikat oleh Qila..."

*******

"Ehh yang abis dianter pacarnya kok lesu gini?" Goda Asya melihat putrinya yang nampak lemas.

Qila mengangkat pandangannya kemudian sedikit berlari menubruk tubuh Asya.

"Mama... Qila jahat maa..." Qila menangis sendu dalam pelukan Asya.

"Kenapa hm?" Asya mengelus surai putrinya memberi pengertian.

Namun Qila langsung melepaskan pelukannya dan menggeleng sebagai jawaban.

"Yaudah kalo nggak mau cerita. Mandi gihh abis itu kita makan." Asya menghadapi Qila dengan sabar.

Qila mengangguk dan segera berlalu ke kamar miliknya.

*******

Disisi lain seorang pria masih mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tujuannya kali ini hanya ingin menemui seseorang yang bisa membuatnya tenang.

Tak lama mobilnya berhenti di sebuah perumahan elit, ia langsung turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah itu.

"Bunda..."

Sang perempuan yang sedang duduk santai sambil menyesap teh hangatnya segera tersenyum sumringah melihat kehadiran putranya.

"El.. ka--"

"Bunda... tolong El.." Ucapnya sambil memeluk erat bundanya. Satu-satunya orang yang bisa menenangkannya.

"Kamu kenapa nak?" Senyum sumringah itu terganti dengan kecemasan mendengar suara memohon putranya.

"Temenin El tidur, El mohon..." Farah cukup terkejut, pasalnya kebiasaan putranya itu telah lama hilang.

El hanya ingin ditemani tidur saat sedang merasa takut, atau sedang sedih. Dan sepertinya tak mungkin jika hanya karena sebuah rasa takut, tidak mungkin El takut hanya karena seorang penjahat.

Buktinya ia sudah sejak SMP memilih hidup mandiri dengan tinggal di apart sendiri.  Lalu apa yang ditakutkan?.

"Usapin kepala El." Pinta El pada Farah yang duduk disisi ranjang El dengan meletakkan tangan bundanya pada bagian atas kepalanya.

"Kamu kenapa sebenarnya?" Namun lagi lagi hanya gelengan yang diterima.

"Jangan pergi, sebelum El tidur.." Ucap El dengan mata terpejam.

Farah menuruti keinginan putranya, ia terus mengusap lembut kepala El yang seolah memberi ketenangan untuk putranya. Sampai terdengar hela nafas teratur baru Farah beranjak.

"Sleep tight boy."

*******

Paginya Qila telah bersiap menunggu El didepan rumah. Tak lupa Qila membawakan nasi goreng yang ia buat sendiri untuk El.

5 menit

12 menit

20 menit

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang