Our time

1.4K 60 1
                                    

"Skenario Tuhan selalu berakhir Happy Ending, jika saat ini kita masih berada di posisi sad, itu artinya cerita ini belum selesai"
~Lael~








Perhatikan Typo 😉😉

Jangan lupa klik bintang ☺☺








Kesenangan Qila tiada henti melihat pria kesayangannya sudah kembali, kembali dari tidurnya, kembali dari masa kritisnya dan tentunya kembali seperti kekasih tercintanya lagi.

Hari ini tepat sehari pasca El sadar, Qila tetap setia menemaninya seolah tak ingin kehilangan walau sedetik saja. Bahkan kini tepat pagi hari Qila sudah siaga menyiapkan makanan untuk El.

"Aaaa..." Qila mentitah El agar membuka mulutnya.

El menerima suapa demi suapan Qila dengan kondisi yang masih lemah. Menurut dokter itu efek dari operasi besar yang baru saja dilakukan beberapa hari lalu.

"Udah..." El mengarahkan tangannya menolak suapan Qila.

"Yaudah ini minum dulu." Qila membawakan air mineral lengkap dengan sedotan ke arah bibir El.

"Kamu mau apel?" Qila menunjukan sebuah apel merah ditangannya.

El hanya mengangguk saja, jujur saja bubur yang ia makan tadi sangat hambar di mulutnya dan mungkin dengan memakan apel bisa memberikan sedikit rasa di mulut El.

Setelahnya mereka sama-sama terdiam. Qila sibuk mengupaskan apel untuk El, sedangkan El sibuk memandangi wajah cantik kekasihnya.

"Kenapa?" tanya Qila bingung saat El malah mengambil potongan apel yang Qila arah ke mulut El.

"Buka mulutnya.." lirih El mengarahkan apel tadi ke mulut Qila.

"ak--"

"Kamu juga butuh tenaga untuk rawat aku."

Tak ayal lengkungan bulan sabit terbit di bibir manis Qila. Ia menerima suapan El dan ikut mengarahkan potongan apel lain ke mulut El.

Mereka menikmati masa-masa ini. Masa dimana hanya ada waktu berdua untuk menciptakan romansa indah dan tak mudah terlupa oleh masa.

Sesudah acara makan tadi keduanya tetap pada keterdiaman masing masing, hanya jamari mereka yang saling berpaut dan pandangan satu sama lain yang menyiratkan kerinduan.

"Kenapa?" tanya El saat melihat wajah kekasihnya berubah sendu.

"Maaf..." Satu kata itu lolos dari bibir Qila.

"Maaf ... aku udah ninggalin kamu disaat kamu butuh aku ... maaf udah egois untuk gak mendengarkan penjelasan kamu ..." Air matanya kembali berkumpul di pelupuk mata siap untuk jatuh.

"Udah?" El mengusap lembut pipi Qila.

"Kamu nggak marah? Qila udah salah ninggalin El ..." Qila masih menatap dalam manik biru safir yang ia rindukan.

"Kamu punya alasan untuk itu dan aku nggak akan menanyakannya kecuali kamu sendiri yang bercerita ..."

"... Lagian rasa marah aku hilang saat kemarin kamu jadi orang pertama yang aku lihat saat aku sadar."

Qila tak tahan untuk tidak menangis, sungguh ia pikir El tidak mau lagi menerimanya sebagai kekasih. Tapi nyatanya? Bahkan ia terlalu baik untuk memaafkan Qila.

Andai saja El sudah benar benar pulih mungkin Qila akan langsung memeluk El. Tapi ia paham betul jika bekas operasi di dada El belum kering maka Qila tak berani untuk memeluk El.

"Jangan kecewain aku lagi." El mengusap air mata Qila dengan ibu jarinya.

Qila hanya mengangguk patuh, ia juga tidak bisa memungkiri kalo nyatanya berjauhan dengan El membuat ia seakan kehilangan separuh raganya.

Maka biarlah semuanya terjadi dengan semestinya, meskipun rintangan datang silih berganti dan orang baru datang siap menanti kehancuran hubungan mereka. Mereka tidak akan dengan mudah saling melepaskan.

Karena Qila dan El tahu bahwa skenario Tuhan akan selalu berakhir happy ending, jika saat ini mereka masih di posisi sad itu artinya cerita mereka belum selesai.

.
.
.
.
.
.
.

Untuk part ini emang sedikit karena cuma menggambarkan hubungan Qila dan El.

Nanti malem aku up lagi lanjutan part ini dan mungkin agak malem banget aku upnya ehehe

Pokoknya jangan lupa vote+coment. Dan semoga masih ada yang nungguin cerita ini ehehe

Ok see yaa ❤

Dapet salam dari El niii 😘😘

Dapet salam dari El niii 😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang