The truth

2K 126 8
                                    

"Jangan pernah sekalipun membohongi perasaanmu meski kejujuran itu teramat sakit untuk di dengar dan teramat pahit untuk dirasakan"
~Galael~

20 vote + 20 coment..

"El berhenti disana" tunjuk Qila ke arah taman komplek

"nggak" tolak El

"please berhenti dulu, kita ngomong disana" pinta Qila lagi

"gue cuma anter lo pulang" jawab El tak mau menuruti Qila

"apa lo nggak butuh jawaban setelah lo bilang lo sayang sama gue?"

El menghela nafas sejrnak kemudian menepikan mobilnya di pinggir taman, tapi setelahnya El sama sekali tidak membuka suara ia justru mengambil Handphone dari saku celananya dan hal itu membuat Qila takut. Apakah pertanyaannya tadi menyinggung El?

El masih terfokus pada Handphone-nya sedangkan Qila menundukan wajahnya dalam sambil menautkan jari jarinya karena takut membuka suara

"E..El.. gu..gu"

"turun" titah El sambil keluar dari mobil

Qila pun mengekori El hingga ia terduduk di sebuah kursi panjang, namun Qila masih menundukan wajahnya tak berani menatap El. Hingga terdengar pergerakan yang membuat sisi bangku sebelahnya terangkat

"tu..tunggu dulu" ucap Qila sambil menahan tangan El

"ck, lo mau nunduk terus huh?" decak kesal El karena gadis itu sedari tadi terus menunduk

"gue mau ngasih tau perasaan gue ke lo, ta..tapi lo.. Jangan marah"

"to the point"

Qila pun memejamkan matanya sesaat kemudian menghela nafas panjang hingga ia berani menatap El

"sorry El gua nggak ngerasain hal yang sama kayak lo, gue nggak sayang sama lo, gue nggak bisa bales perasaan lo" ucap Qila dan kembali menunduk taku takut El marah

Walaupun ini menyakiti dan menyinggung perasaannya namun Qila rasa El harus tau perasaannya

"yaudah" balas El kemudian berbalik

"cuma yaudah?" tanya Qila membuat langkah El berhenti

Qila tak habis pikir dengan jalan pikiran manusia itu

"cuma yaudah setelah lo bilang gue first love lo, setelah beberapa jam yang lalu lo bilang sayang sama gue dan sekarang lo cuma bilang yaudah?" sahut Qila dengan mata yang sudah memanas

Dada Qila sesak mendengar penuturan El, ia menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata

El membalikan badannya memandang tajam kearah manik mata Qila dengan rahang yang mulai mengeras namun bibirnya masih terkatup rapat tak mau berucap

"gue nggak mau nyakitin perasaan lo El, dan gue fikir lo adalah typical orang yang nggak mudah nyerah tapi apa? nyatanya baru gue jujur sama lo tentang perasaan gue tapi lo langsung pergi dan bilang yaudah" rasanya begitu menyesakan melihat El masih setia membungkam mulutnya

"bukan berarti lo fist love gue dan lo berhak ngatur hati gue" jawab El kemudian

Secepat itu? Saat dia baru bilang sayang tadi dan sekarang memilih mundur? Entahlah Hati Qila mencelos mendengarnya

"apa arti omongan lo?" tanya Qila dengan nafas Qila tercekat

"tetep sama rasa lo dan gue akan musnahin rasa ini" jelasnya kemudian pergi

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang