Hope & Lily

1.5K 67 5
                                    

"Harapan baru akan segera datang, harapan yang akan membawa kebahagiaan yang bukan hanya untuk sementara"

Lael















Perhatikan typo 😉😉

Jangan lupa klik bintang 😆😆😆

Kini tepat hari ketiga pasca operasi transplantasi jantung yang dijalani El, namun hingga kini si pemilik mata biru safir itu nampaknya masih betah dengan tidurnya.

Padahal menurut pernyataan dokter efek obat bius yang digunakan mungkin hanya sampai dua hari lamanya, tapi entah kenapa hingga kini El masih enggan membuka matanya.

Dan semenjak peperangan dingin yang terjadi dua hari lalu antara Qila dengan Hans sepertinya membuat Hans enggan kembali ke Rumah Sakit ini. Sebenarnya Qila sendiri cukup jika harus berhadapan dengan Hans yang terkesan sangat tidak menyukainya.

"Hei... kapan bangun? Nggak bosen tidur terus?" Qila menatap sendu ke arah wajah pucat El.

"Sahabat kamu, mamah kamu, Aku.. udah nggak sabar liat kamu bangun... Kamu nggak kasian liat kita terus khawatir berharap kamu cepat sadar? Ayok bangun.. demi kita semua." Kalimat panjang itu diakhiri dengan helaan nafas tersirat lelah.

Qila menyandarkan kepalanya disisi lengan El, ia lelah menanti harapan yang tak kunjung datang, tapi ia percaya harapan itu akan tepat terwujud meskipun butuh waktu lama dan Qila akan bertahan demi hal itu.

Aku harap saat aku buka mata nanti harapan itu sudah terwujud

*******

"Daddy, kapan kita jenguk kak El?" seru gadis remaja yang sedang berdiri didepan Hans yang masih terfokus ke layar laptop.

"Dia belum sadar," jawab Hans acuh.

"Itulah alasannya, kita harus kesana men-support Kak El agar segera siuman. Bukan malah menunggu dan seolah tidak peduli seperti ini." Gadis itu sedikit menaikan nada bicaranya.

"Jangan membuat Daddy marah Raya! Cukup patuhi ucapan Daddy dan jangan membantah." Hans yang memilih mengacuhkan putrinya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Selalu seprti ini, Daddy egois! Itulah yang membuat Mom memlih pergi.. dan sekarang Daddy juga mau Kak El pergi kah?" Raya yang tak lain gadis remaja itu mencoba mengungkapankan perasaan yang telah lama ia pendam.

"Apa Daddy tahu? Betapa terlukanya aku untuk jauh dari Mom, dari Kak El.. saat anak seusia ku masih bisa menikmati keharmonisan keluarganya sedangkan aku? Aku harus menangung derita akibat keegoisan Daddy.. dan sekarang Daddy kembali egois dengan menentang hubungan Kak El dengan kekasihnya? Apa lagi yang Daddy harapkan atas keegoisan Daddy huh?! Ingin Aku semakin menderita? Menderita menyaksikan kepergian Kak El untuk selamanya akibat keegoisau Dad.."

"Tutup omong kosongmu Raya!" Hans naik pitam akibat penyataan panjang putrinya.

Raya tersentak mendengar bentakan yang cukup keras membuat ia berjingkat kaget. Rasanya teramat sesak menyaksikan keegoisan Daddy yang tak pernah mau dibantah.

"But that's the fact that! Keegoisanmu membuat Kak El tidak akan hidup lebih lama." Raya berujar diantara sesak di dadanya kemudian beranjak pergi.

*******

Hamparan hijau menyapu pemandangan indah, dengan gadis cantik yang berjalan pelan memakai gaun putih bersinar terus menengokkan kepalanya ke kanan-kekiri.

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang