Too hurt

1.7K 72 3
                                    

"Anda bukan tuhan yang bisa menentukan takdir saya, termasuk sisa umur saya."

~Galael~





Perhatikan typo.. 😉😉

Jangan lupa klik bintangnya..😆😆







"Dont leave me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dont leave me..."

Don't forget play mulmed

.
.
.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, seminggu telah berlalu itu artinya besok tepatnya hari senin waktu dimana event empat pilar digelar.

Sedari tadi Qila mengecek handphonenya memastikan apakah El membalas pesannya, Qila memang sudah menjalin hubungan semestinya dengan El. Selayaknya orang pacaran.

Rasanya masa lalu akan tetap beriringan dengan masa depan kita, jadi untuk apa berlama-lama bersemayam dengan sedih? lebih baik berdamai meski sulit untuk memulai kembali.

Sabtu sore El pergi ke Singapore, ia bilang ingin mengunjungi ayah dan adiknya disana yang memang kondisi ayah dan ibunya sudah bercerai.

Sebenarnya minggu lalu El sudah kesana, namun El bilang ayahnya meminta El untuk kesana lagi karena ada suatu hal penting.

"Hei kenapa ngelamun terus?"

"Eh, enggak kok mah." Qila kembali mengalihkan perhatiannya ke atas langit.

"Masih mikir El?" Asya bertanya lagi.

"Sedikit."

"Nanti El pasti ngasih kabar..."

"... udah cinta sama El?" Kali ini pertanyaan Asya berhasil membuat Qila menoleh.

"Mungkin perasaan Qila baru sampe sayang mah, tapi... Qila bener-bener nggak mau kehilangan El." Kalimat terakhir Qila terdengar parau.

"El nggak akan ninggalin kamu begitupun sebaliknya." Asya membawa Qila ke dalam pelukan hangat seorang ibu.

"Qila nggak mau ninggalin dia mah..." Suara Qila semakin terdengar serak

"Nggak ada yang tau rencana-Nya." Asya pun tak bisa menahan getar pada suaranya.

Qila melepaskan diri dari pelukan Asya kemudia mendongak sambil menggenggam tangan Asya.

"Qila boleh tanya sesuatu?" Asya menjawabnya dengan anggukan.

"Belakangan ini Qila lebih sering mimisan... apa itu pertanda kalo penya--"

"Cukup. Kamu kuat. Jangan buat mama sedih..." Asya tak kuasa untuk tidak menangis.

"Maaf.. maafin Qila... Qila sayang sama mama.. amat sangat.. Qila nggak akan ninggalin mamah.."

LaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang