"Cepat kemasi barang-barangku!" Suara Jungkook kini mendominasi kamarnya. Dan hal itu sangat tidak Yuri suka.
Cara bicaranya.
Ekspresinya.
Semuanya Yuri tak pernah menyukai laki-laki itu.
Dengan kesal, Yuri mengambil koper dan mulai memilah dan memilih baju yang akan Jungkook bawa berlibur ke jeju.
"Nah, baju itu.. Eh jangan yg itu, itu jelek. Celana itu, bukan, bukan itu. Nah yang itu" titah Jungkook seenak jidat. Membuat Yuri memekik kesal.
Serentak Yuri mengarahkan pandangan dan memasang mimik kesalnya kepada Jungkook yang kini tengah asik ngemil di atas sofa.
Melihat Yuri yang menatapnya seperti itu, Jungkook bangkit dan memasang muka garangnya.
"Kenapa memandangku seperti itu?" Tanya Jungkook, dengan ekspresi sombongnya.
"Aah, ti..tidak Tuan,, hehe" Yuri mengubah mimik wajahnya dan memaksakan tersenyum semanis mungkin guna menghindari omelan dari majikannya itu, namun sama sekali tidak berhasil.
"Hei, tak usah berbohong dengan tersenyum begitu aku tak terpengaruh, kau kesal padaku? Aishh... kau memang sangat kurang ajar"
Kini Jungkook berhasil memarahi nya.
"Kau ini bekerja padaku, tak seharusnya kau marah jika aku marahi, sudah cepat ambilkan aku minum aku haus" kembali Jungkook mendudukkan badannya di sofa.
Terlihat ekspresi Yuri yang mulai kesal kembali.
"Jika saja kau bukan anak majikanku, sudah aku tinju kau dari dulu Jeon Jungkook jelek!" Kata Yuri setengah berbisik.
Masih dengan kekesalan yang memuncak, Yuri bangkit dari duduknya dan berjalan kearah dapur.
"Mentang-mentang orang kaya, sok tampan, sok keren, padahal wajahnya sebelas dua belas dengan pantat panci.. Ibunya saja tidak pernah menyuruh aku sampai bentak-bentak seperti itu.. Memangnya dia siapa? Apa dia yang menggajiku? Seingatku dulu aku melamar kerja pada Ibunya bukan padanya" ucap Yuri kesal sambil berjalan menuruni tangga.
"Dasar laki-laki jelek, taunya cuma menghabiskan uang, tidak mau berhemat,. Heeh.. Andai aku ibunya sudah aku racuni dia" gerutu Yuri sambil berjalan menuruni tangga.
Seketika dia mendapat ide bagus, cemerlang dan cerdik tentunya. Ide apa? Tentunya ide untuk mengerjai Jungkook.
"Tunggu saja kau Jeon Jungkook.. Hehe" seringai Yuri. Dengan ekspresi jahil kini dia meracik minuman jus jeruk kesukaan Jungkook, masih dengan resep yang sama, namun ada sedikit penambahan bahan disana.
Iya, penambahan. Bukan perubahan. Yuri dengan teganya menuangkan dua sendok garam pada minuman Jungkook.
"Hahaa,, rasakan, kau akan tahu akibatnya karena suka membentakku dan menjahiliku" ucap Yuri, kini dia memasang muka jenius dan tak lupa smirk nya.
____
Kini Yuri sudah berada dikamar Jungkook. Beberapa kali dia memanggil majikannya itu, namun tak dijawabnya, karena Jungkook tak ada dikamar.
Sudah sekitar dua menit Yuri mencari-cari Jungkook dikamarnya.
"Kau mencariku?" Suara itu muncul dari arah pintu.
Kaget, Yuri membalikkan tubuhnya yang masih setia memegang minuman yang Jungkook minta sekitar tujuh menit yang lalu.
"Kau mengambil minum kedapur apa ke laut ha?" Laki-laki itu doyan sekali marah-marah. "Apa kau tidak merasa lama? Ini sudah tujuh menit." Jelas Jungkook masih dengan nada marahnya.
"Aku tidak mau tahu, sekarang kau habiskan minuman yang kau buat itu.. Aku sudah minum tadi, kau ini lama sekali" Jungkook melangkahkan kakinya ke sofa yang sepuluh menit lalu dia duduki. Yuri nampak kaget dengan pernyataan Jungkook.
Dilihatnya minuman Jus jeruk yang dia buat tadi, dia menelan ludahnya. 7 menit yang lalu dia membayangkan Jungkook akan muntah dan berakhir dengan ekspresi memelas, dan......
blank!
Semua itu harus dirinya sendiri yang merasakan.
Jungkook memasang smirknya. Sebenarnya dia sudah tahu akan dijahili oleh Yuri. Karena beberapa saat yang lalu dia iseng mengikuti Yuri saat mendengar dia mengoceh dan mengatai dirinya.
Dia tahu persis apa dan berapa jumlah takaran garam yang ada diminuman itu, dan sudah pasti itu sangat asin.
"Hei,, kau Yuri-ssi, cepat minum, atau..kau sedang sakit hati karena minumanmu tak diminum olehku? Oleh lelaki tampan sepertiku? Ooo..jadi selama ini kau mengagumiku yaa.. Hmmm" goda Jungkook.
Yuri yang mendengar itu serasa ingin muntah saja. Bagaimana mungkin dia mengagumi orang yang dibencinya.
Ingin rasanya Yuri mencakar Jungkook dengan kuku-kukunya.
Ingin rasanya Yuri menendang bokong Jungkook sekarang juga.
Kini amarahnya memuncak. Tak sampai disitu, Jungkook terus saja menggoda dan sesekali menyepelekan Yuri. Bahkan dengan jahilnya, Jungkook mengatakan Yuri adalah wanita jelek yang mengharapkan lelaki tampan, yaitu dirinya.
Dengan terpaksa dia pun meminum jus buatannya sendiri, dengan dalih perintah oleh seorang Jeon Jungkook.
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik..
Byuuurr...
Jus itu berhasil terbang dari gelas dan mendarat wajah Jungkook.
Mau tahu kenapa jus itu terbang dari gelas dan mengenai wajah Jungkook?
Jawabannya adalah karena Yuri menyiramnya dengan sengaja pada wajah pria jangkung itu.Dengan puasnya Yuri tertawa, namun berbanding terbalik dengan Jungkook yang kini mengusap wajahnya yang basah.
Tawa Yuri terus saja mendominasi ruangan itu. Yuri terpingkal-pingkal melihat Jungkook basah secara tidak terhormat.
Jungkook bangkit dari duduknya. Wajahnya yang tadinya ceria kini berubah.
Dia mendekatkan wajahnya pada wajah Yuri.
Yuri diam, kini dia merasakan aura-aura aneh. Dan udara terasa panas secara mendadak.
"Kau" telunjuk Jungkook kini mengarah pada Yuri, dan dia merasa umurnya tak akan lama lagi saat ini.
Jungkook marah besar.
"Tunggu pembalasanku, cepat bereskan sofaku yang basah, setelah selesai keluarlah"
Kini nada Jungkook tak seperti biasanya. Tak ada nada marah disana. Dia terkesan dingin.
Entahlah dia sedang merencanakan apa. Yang pasti dia tak akan tinggal diam.
Asiapppp~
Ehek :v
KAMU SEDANG MEMBACA
(JK) MINE ✔
Fanfiction"Kalau saja Tuhan hanya menciptakan aku dan kamu, aku yakin kita tak akan sejauh ini"