"Mau apa lagi kau? Semua uang yang kau minta sudah aku berikan, jangan meminta lagi"
Nara menghentakkan kakinya dengan deru napas yang terengah. Dia menyeka rambutnya kemudian menggenggam erat handphone yang tertempel di telinganya.
"Nara-ya, kau sedang apa di toilet. Lekaslah, aku mau ganti" terdengar suara Jungkook yang mulai mengetuk pintu pelan.
Nara terlonjak, dengan gugup dia membalas ucapan Jungkook.
"Iya Jungkook-ah sebentar" ujar Nara sambil menyembunyikan handphone yang dia pegang ke arah belakang badannya. Takut-takut Jungkook masuk dan si pria brengsek tuan Min akan mendengarnya.
"Sudahlah, nanti siang aku hubungi lagi. Jangan macam-macam dengan adik, ibu, dan suamiku" waspada Nara dengan ucapannya yang sedikit membentak. Nara lekas-lekas mematikan sambungan telephonnya dan mulai membetulkan posisi rambut dan ekspresi wajahnya pada kaca wastafel.
Sedangkan di seberang sana, pria brengsek atau sebut saja Tuan Min hanya mengangguk di sertai kekehannya yang lantang.
Nara menghela napasnya dan mulai berjalan keluar dari kamar mandi. Dia membuka pintu dengan hati-hati dan mencari sosok Jungkook dengan pandangannya.
"Jungkook-ah aku sudah selesai"
Jungkook yang semula duduk di pinggir ranjang pun mengalihkan pandangannya di sertai tubuh nya yang mulai berdiri.
"Ah baiklah" ucap Jungkook "O iya, tadi ibu berpesan agar kita menemuinya besok, tapi sepertinya aku tidak bisa. Aku harus menemui klien ku, jadi bisakah kau pergi sendiri? Jika tidak bisa, kita pergi bersama lusa saja" lanjut Jungkook. Dia berdiri dengan tatapannya yang terfokus pada Nara.
"Akankah lebih baik jika kita pergi bersama. Aku takut ibu berpikir hubungan kita tidak harmonis"
"Eoh baiklah, terserah kau saja" putus Jungkook yang mulai berjalan menuju kamar mandi, meninggalkan Nara yang masih berdiri dengan rasa gugupnya.
___________
Kriiinggg~~
Terdengar lantang bunyi alarm yang terpasang pada handphone Yuri.
Wanita itu memang terbiasa memasang alarm di handphone agar ia bisa bangun lebih pagi, namun nyatanya tidak.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit.
Yuri kembali menenggelamkan wajah dan tubuhnya kedalam selimut setelah selesai mematikan alarm nya.
Tidak, dia tidak mematikan.
Dia hanya menunda.
Dan kini alarm kembali menyala. Dengan terpaksa dan mengantuk Yuri pun bangkit dari tidurnya. Rambutnya nampak berantakan.
Kali ini dia tidak bisa mentolerir rasa kantuknya. Malam tadi dia tidak lekas tidur karena harus menyelesaikan pekerjaan tambahannya, yakni membuat pesanan kue kering.
Yuri membetulkan posisi rambutnya yang berantakan. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi, tanda seseorang tengah ingin bertamu.
Yuri mengerjap.
Seketika kesadarannya kembali.
Dia sontak menyingkirkan selimutnya kesamping dan membetulkan rambutnya di depan kaca. Di raihnya benda yang berfungsi sebagai pengharum mulut dan dia mulai menyemprotkan isinya ke dalam mulut.
Untuk yang kedua kalinya, Yuri membetulkan posisi rambutnya dan tak lupa dia mengikat nya.
Dengan tergesa ia pun berjalan menuju pintu rumahnya, berniat menyambut orang yang hendak bertamu ke rumahnya.
"Annyeong Nyonya...Jo Yuri, betul?" Ucap seorang laki-laki setelah Yuri membuka pintunya.
"Ah...nee, saya sendiri""Ada paket untuk anda" mendengar penuturan laki-laki yang notabene nya adalah tukang pos, Yuri mendesah kesal. Pasalnya ini sudah yang ke enam kalinya ia mendapat kiriman paket.
Bukan tidak mensyukuri atau apa, Yuri hanya jengah karena dia tidak pernah tahu siapa yang mengiriminya. Ini seperti teror bagi dirinya.
Yuri bergidik ngeri sambil sesekali melihat keadaan sekitar rumahnya setelah bapak tukang pos tadi pergi.
Dengan perasaan was was, dia masuk kedalam rumahnya, lagi.
Yuri mendaratkan bokongnya keatas karpet berbulu dan meletakkan paket yang ia dapat tadi ke atas meja.
Beberapa menit dia habiskan hanya untuk memperhatikan bentuk paket yang ia terima. Sekilas dia juga melihat beberapa paket yang lain, yang ia letakkan di sebelah kulkas.
Huuuhhh
Yuri menghembuskan napasnya sedikit kasar.
"Kenapa banyak sekali paket, dan aku juga tidak memesannya.. Lagi pula apa orang yang mengirim ini tidak punya kerjaan?"
Setelah memandangi paket yang tertumpuk, Yuri akhirnya berdiri dan berniat meninggalkan karpet berbulu yang dia duduki.
Namun, langkahnya terhenti saat rasa penasaran mulai menggerogoti pikirannya.
"Aishhhh" keluh Yuri.
Dengan terpaksa dia berbalik dan berjalan cepat kearah tumpukan paket lalu membawanya menuju meja.
Setelah ia merasa semua paket itu berada di depan matanya, lantas Yuri segera mengambil satu persatu paket itu dan membukanya asal.
"Tapi bagaimana jika ini bomb?"
Seketika pikiran anehnya pun hadir, sedikit menyapu rasa penasarannya.
Namun bukan Yuri namanya jika dia tidak bisa menangani pikiran kalutnya.
"Ahh tidak mungkin"
Bantah Yuri pada pikirannya sendiri.
Dengan cepat akhirnya Yuri berhasil membuka satu paket yang berbalut kertas warna pink.
"Mwo? Sebuah topi?"
Setelah mengetahui isi dari satu paket yang ia buka, akhirnya rasa penasaran Yuri semakin membuncah. Sigap dia membuka beberapa paket yang lain.
Dan..ttaraaa...
Beberapa isi paket yang ia terima yakni topi, novel, bunga mawar yang sudah mulai mengering, sneakers, anting, dan yang terakhir adalah sebuah dress berwarna putih tulang.
Yuri semakin tidak mengerti kenapa ia di kirimi paket seperti itu.
Tapi, seakan tidak terjadi apa-apa Yuri justru menyukai beberapa barang yang dia terima.
"Apa yang harus aku lakukan dengan barang-barang ini? Semuanya bagus. Aaishhh ya sudahlah, aku terima saja, lumayan gratis hehe" kekeh Yuri sendiri di sela rasa penasarannya.
______
"Kau tahu, aku sering mengiriminya paket. Tapi aku menyembunyikan identitasku, itu keren kan?"
"Yayaya, keren. Tapi itu bisa membuat wanitamu takut"
"Aishh nanti juga aku akan mengaku..haaahhh sudahlah, lebih baik kau lanjutkan pekerjaanmu. Jangan lupa lusa kita bertemu di rumah bibi"
______
Kira kira yang suka ngirim paket ke Yuri siapa yah?
😅😂😂
Jawabannya
To be Continued😍
Don't forget to like and comment yeorobun!!!
Purple heart buat kalian yang masih setia dengan ceritaku..
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
(JK) MINE ✔
Fanfiction"Kalau saja Tuhan hanya menciptakan aku dan kamu, aku yakin kita tak akan sejauh ini"