Saat seseorang yang kau dambakan, secara terang-terangan menyatakan cintanya pada temanmu sendiri. Bagaimana perasaanmu?
Jika kau dapat menebak rasanya atau pernah merasakannya sendiri, hal itulah yang saat ini Yuri rasakan.Sesak, sakit, hancur. Mungkin hanya itu.
Pikirannya kalut, ia tak habis pikir dengan hatinya sendiri. Mengapa hatinya memilih untuk tetap menaruh hati pada majikannya sendiri? Mengapa hatinya memilih untuk tetap menaruh hati pada orang yang tak sedikitpun merasakan rasa yang sama dengannya? Mungkin kata bodoh pantas mendeskripsikan diri Yuri.
Iya, dia bodoh.
Bodoh dan bodoh.Jam menunjukkan pukul delapan malam. Ia berdiri di atas balkon kamarnya. Angin malam yang menerpanya membuat ia merentangkan kedua tangannya sebentar lalu mulai memejamkan matanya.
Dirasaknnya angin malam ini sangatlah sejuk. Taman yng terletak di depan apartemen menambah kesan indah pada malam ini.
Sejenak yuri dapat menghilangkan rasa penyesalannya. Ia tersenyum. Sangat tulus.
Jauh dari perkiraan Yuri, dua mata dari arah atas balkonnya mengamati Yuri dengan jantung berdebar. Hatinya hangat dan nyaman.
Dia Jungkook. Laki-laki itu tengah berdiri di atas balkon kamarnya. Saat sedang melihat-lihat tiba-tiba pikirannya menyuruh dirinya melihat kearah bawah. Dan..Yuri disana. Sedang menikmati sejuknya udara malam ini.
Ingin sekali laki-laki itu mengatakan bahwa dirinya menyukai yuri, tapi dia terlalu cemen untuk ukuran seorang lelaki. Haah shit.
Yuri menyeka air matanya yang tiba-tiba saja turun.
"Kau kuat, kau tak akan jatuh hanya karena cinta" monolog Yuri pelan. Tiba-tiba perutnya merasakan lapar. Ia berjalan menuju dapur dan memasak ramen untuk mengganjal perutnya yang lapar, ia memang masih belum makan. Ia enggan makan bersama dengan Jungkook saat laki-laki itu masih membungkam mulutnya.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya ramennya pun matang. Ia segera menyisihkan ramen dan menaruhnya kedalam mangkuk yang sudah terdapat bumbu di dalamnya. Sejenak ia mengaduk dan mulai memasukkan ramen kedalam mulutnya. Saat hendak menyantap suapan keduanya, tiba-tiba saja Yuri merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Ia berhenti sejenak dengan aktivitasnya. Yuri menelan ludahnya kasar. Waswas, yang ia rasakan adalah takut. Ia takut jika makhluk yang di belakangnya adalah sejenih makhluk astral.
Perlahan ia mendengar bunyi kulkas yang mulai terbuka dan tertutp lagi. Yuri semakin merinding. Ia masih tetap sama seperti posisi semula.
"Kalau makan duduk! Nanti makananmu tidak berada di tempatnya" ucap Jungkook menasihati yuri yang masih mematung dengan keadaan yang sama. Laki-laki itu kini membuka tutup botol minumannya dan menegak isinya sampai habis. Ia lempar botol minumannya ke tempat sampah dan berlalu.
Yuri masih mencerna apa yang di katakan Jungkook.
Jungkook yang mulai berjalan kini menghentikan laju jalannya.
"Nanti makananmu akan turun ke pahamu" ujar Jungkook lagi seakan tau apa yang di pikirkan oleh Yuri.
Samar Yuri tersenyum mendengar penuturan Jungkook secara tiba-tiba.
"Ah sial" monolog Yuri dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JK) MINE ✔
Fiksi Penggemar"Kalau saja Tuhan hanya menciptakan aku dan kamu, aku yakin kita tak akan sejauh ini"