1...2...3...
Annyeong..
Maaf ya slow update, aku harap kalian suka..
Maaf part kali ini agak ngasal, tapi semoga suka..
Jangan lupa
VOTE AND COMMENTHappy reading..💕💕
........
"Mm boleh aku bertanya?"-Nara"I..iyaa silahkan"-Yuri
"Kau tak perlu se formal itu, mulai sekarang kita teman"-Nara
Yuri hanya senyum mendengar itu penuturan Nara, dia tak habis pikir dengannya. Nara yang baru ia kenal terasa sangat asik. Yuri suka sifat Nara.
"Apakah Jungkook punya kekasih?" Tanya Nara. Yuri kaget mendengar pertanyaan Nara. Ia menundukkan pandangannya lalu kembali ke posisi semula.
"Kalau itu, aku tidak tahu Nara-ssi" jawab Yuri seadanya. Ia memandang wajah Nara, berusaha mencari jawaban apakah ia marah atau kecewa, tapi sama sekali tak di temukan.
"Aaah begitu ya? Mmmm..dimana Jungkook?"-Nara
"Dia ada di dalam, mau aku panggilkan?"-Yuri
"Boleh, tapi kalau dia sibuk lebih baik tidak"-Nara
"Ah..baiklah biar aku cek dulu" Yuri melenggang menuju kearah kamar Jungkook. Ia sempat tertahan di depan pintu, bukan karena ia takut pada Jungkook. Tapi mendengar pertanyaan nara tadi membuat dia gelisah sendiri.
"Aah apa yang kau pikirkan Yuri-ah" gumam Yuri pelan dengan tangan kanannya memukul-mukul kepalanya yang tak sakit sedangkan tangan kirinya memegang gagang pintu.
Baru saja ia hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya. Yuri melongo karena kaget. Ia menarik tangan kirinya dari gagang pintu.
"Eoh? Sedang apa kau disini?" Ujar Jungkook yang kaget saat melihat Yuri berdiri di depan pintu kamarnya.
"Sa..saya ingin memanggil tuan, di depan ada Nara" jawab Yuri sambil menunduk. Ia benar-benar takut kali ini. Ia takut Jungkook berpikir bahwa ia mengintip Jungkook di dalam kamarnya.
"Nara?" Tanya Jungkook memastikan.
"Iya tuan"
"Baiklah terimakasih" Jungkook melenggang meninggalkan Yuri di depan pintu kamarnya. Ia bergegas menuju Nara.
"Heol.. Hanya begitu? Apa dia tidak berniat mengajakku pergi menemui Nara bersama?" gumam Yuri kesal.
"Ya ampun yuri-ah, tak seharusnya kau begini. Itu tidak akan mungkin, ingat posisimu" gumam Yuri, lagi. Ia menepuk-nepuk kepalanya dan berniat berjalan menuju dapur. Entahlah apa yang akhir-akhir ini ia rasakan.
_____
"Hai Nara-ssi sudah lama menunggu?" Sapa Jungkook.
Nara menoleh ke arah sumber suara, ia mendapati Jungkook yang terlihat santai dengan setelan kaus hitam dan celana trainingnya. Ia terlihat sangat tampan.
Nara tersenyum melihat Jungkook yang kini tengah berjalan menuju dirinya.
"Aah tidak, aku baru saja sampai" ujar Nara. Ia membetulkan posisi rambutnya.
Jungkook duduk di samping Nara dan masih dengan senyuman manisnya.
"Mau minum apa?" Tawar Jungkook.
"Tidak perlu, aku kesini hanya ingin memastikan apakah alamat yang kau berikan tadi itu benar hehe" kekeh Nara pelan.
Jungkook ikut terkekeh, ia tak habis pikir dengan teman barunya yang satu ini.
Berbicara tentang teman, ia jadi teringat akan Taehyung."Kalau begitu aku pulang dulu ya Jungkook-ah" ujar Nara. Ia berdiri dan membungkuk kearah Jungkook.
Jungkookpun melakukan hal yang demikian.
"Dimana adikmu?"
"Adik?" Jungkook balik bertanya.
Nara menyipitkan matanya sebentar. "Iya, Go Yuri, yang kau ceritakan padaku" jelas Nara.
"A..aahh Iya dia ada di dalam, mau pamitan dengannya?"
"Mmm tidak perlu,sepertinya ia sedang sibuk, tolong sampaikan pada Yuri aku pulang ya Jungkook-ah"
"Iya, mau aku antar?" Sekali lagi Nara kaget, ia kaget terhadap sifat Jungkook yang begitu baik, dan manis.
"Tidak. Biarkan aku pulang sendiri saja, annyeong!" Ujara Nara, ia melambaikan tangannya dan berlalu di balik pintu apartemen.
Yuri datang membawa dua gelas minuman di tangannya. Ia berjalan dengan wajahnya yang menunduk.
"Ya! Mau kemana kau? Dia sudah pulang"
"Eoh?" Yuri yang sedari tadi berjalan akhirnya menghentikan langkah kakinya. Tepat di depan Jungkook.
"Ma..maaf tuan"
"Tidak perlu minta maaf, letakkan minuman itu" pinta Jungkook dengan nada suaranya yang datar. Kali ini ia ingin mengerjai Yuri.
Mendengar penuturan tuannya, Yuri meletakkan dua gelas minuman yang di bawanya ke atas meja.
Terlihat Jungkook memajukan badannya. Maju dan maju. Yuri yang menyadari tingkah tuannya itu semakin takut. Ia mundur dengan perlahan, masih dengan kepalanya yang tertunduk. Ia terlalu takut menatap Jungkook.
"T..tuan, apa yang a..anda lakukan?" Tanya Yuri gugup. Ia semakin memundurkan badannya, hingga menabrak dinding. Dirasakannya jantungnya berdetak tak semestinya.
Jungkook terus saja memandangi wanita yang lebih pendek darinya itu.
"Ternyata kau cukup cantik" ujar Jungkook yang berhasil membuat wajah Yuri memerah.
Jungkook meletakkan tangan kanannya ke atas bahu Yuri. Ia mulai membetulkan rambut yang menghalangi wajah Yuri.
Yang di perlakukan begitu hanya terdiam dan semakin gugup. Wajah Yuri makin memerah.
Jungkook memundurkan dirinya, ia kemudian berjalan meninggalkan Yuri sendiri.
Kali ini Jungkook merasa puas dengan aksi jahilnya. Tapi ia tak sadar, ada hati yang telah berharap karena sifat manisnya.Melihat Jungkook pergia, Yuri mulai memegang kedua pipinya yang terasa memerah.
"Ya Tuhan, apa-apaan itu tadi" gumam Yuri dalam hati.
Disatu sisi ia merasa senang dengan pujian dan perlakukan manis Jungkook, tapi di sisi lain ia merasa tak pantas mengharapkan Jungkook. Mengingat statusnya hanya sebagai pesuruh.
TBC....
Hola..
Gimana? Agak gaje ya😆 maafin😭💕
KAMU SEDANG MEMBACA
(JK) MINE ✔
Fanfiction"Kalau saja Tuhan hanya menciptakan aku dan kamu, aku yakin kita tak akan sejauh ini"