28. Takdir selanjutnya?

714 60 2
                                    

Untuk yang ke tujuh kalinya, Yuri mendapat kiriman paket dari orang yang tak dia ketahui identitasnya.

Dia sungguh heran.

"Apa pria itu tidak punya kerjaan? Bapak, tolong beritahu aku siapa yang mengirim ini padaku"

Yang di tanya menggeleng tanda tidak akan pernah memberitahu.

"Dia tidak ingin nona tahu identitasnya, jika nona ingin tahu, nona bisa langsung menemui nya sendiri"

"Tunggu!" Cegah Yuri saat maniknya menangkap presensi orang yang akan di depannya berniat meninggalkan dirinya.

"Akan aku beri kau beberapa uang, ini bukan menyogok. Hanya saja sebagai upah jika kau memberitahu aku identitasnya"

"Saya tidak menerima itu nona"

"Berapapun"


________


"Kook-ah, bisakah kau membantuku membawakan barang barang ini ke atas? Kakiku sungguh pegal"

"Sudah berapa kali aku mengatakan padamu untuk berhenti menghamburkan uang"

"Ini hanya beberapa baju saja, tidak masalah kan jika aku membeli ini, lagipula untuk apa kau bekerja jika bukan untukku"

"Bawa sendiri, aku tidak mau repot-repot membawa benda konyol itu"

Jungkook memutar badannya saat ia telah merasa jengah dengan kelakuan istrinya. Akhir-akhir ini Nara sangat boros, hampir setiap hari ia pulang dengan beberapa kantong belanjaan yang tertaut di jari lentiknya.

Ia sungguh jengah.

"Kook, tolong aku"

Jungkook menghela napasnya pasrah, beruntung dia tidak tega kepada Nara yang tengah terkulai lemah di atas sofa.

"Gendong aku juga" pinta Nara.

Jungkook memutar bola matanya malas. Ini adalah permintaan yang biasa anak-anak minta, dan Nara bukan anak-anak.

"Jangan kekanak-kanakan, kau bisa berjalan sendiri. Aku hanya akan membawakan belanjaanmu itu, berdirilah dan bawa sendiri tubuhmu itu"

Saat Jungkook hendak berjalan meninggalkan Nara, tiba-tiba tangannya di tarik oleh Nara.

Jungkook mematung, dia merasakan hawa panas mulai menjalar ke seluruh ruangan.

Mau apa lagi wanita ini. Tidak cukupkah ia berhenti bertindak semaunya.

"Aku ingin bicara denganmu"

Jungkook menoleh kepada Nara. Dilihatnya wajah serius Nara yang terlihat sedikit menankutkan. Baru kali ini ia melihat ekspresi Nara seperti ini.

"Yaa..Nara-ya, jangan menatapku seperti itu"

"Besok, jam 12 di tempat biasa nee?, oiya aku ke atas dulu. Terimakasih sudah mau membawakan belanjaanku, aku menyayangimu kook-ah"

"Yaya, terserah kau saja"

Jungkook berdecak kesal saat maniknya menangkap keberadaan Nara yang sudah tidak terjangkau olehnya.

____________

"Benarkah begitu? Wah, hebat sekali dia"

"Hebat apanya, itu sama sekali tidak lucu dan aku harus mengeluarkan beberapa uangku yang berharga hanya karena ingin tahu siapa orang itu"

"Tapi kan kau sudah mengetahuinya Yuri-ah"

"Memang benar..... Haaaah andai saja aku tidak bertemu Jungkook, lalu jatuh cinta padanya, lalu di usir oleh Nyonya Jeon, lalu bekerja disana, pasti aku sudah sangat bahagia sekarang. Kau tahu sendiri kan jika aku ingin menjadi buruh pabrik saja, gajinya juga sudah lumayan"

"Hei..berhenti mengoceh, kau tidak perlu menyesal seperti itu. Anggap saja ini bonus"

"Bonus apanya, ini sama sekali tidak membahagiakan untukku, ah sudahlah aku tutup dulu teleponnya Serin-ah, sampaikan kepada Ibu dan Ayah jika kau sudah pulang, aku merindukan mereka"

"Iya, pasti aku sampaikan. Bibi dan Paman pasti sangat senang"

Yuri tersenyum mendengar penuturan sepupunya itu. Dia memutuskan sambungan teleponnya itu dengan perlahan.

Yuri masih terus saja berpikir tentang kejadian tadi.

Kejadian dimana dia harus merelakan beberapa lembar uang berharganya, hanya untuk mengetahui orang yang selalu mengiriminya paket.

Dan setelah ia tahu, ingin rasanya ia berhenti bekerja.

Bagaimana mungkin orang itu adalah managernya sendiri.

Ia juga teringat bagaimana sikap managernya itu padanya.

"Ishh..bahkan dia tidak bersikap baik padaku, bagaimana bisa dia menyukaiku" monolog Yuri sendiri.

"Eh, apa yang aku pikirkan? Bagaimana bisa aku berpikir jika seseorang mengirim sesuatu untukku itu berarti dia menyukaiku? Aahh kau ini sungguh sangat kekanak-kanakan Yuri-ah" lanjut Yuri sembari memukul pelan kepalanya yang tak sakit.

"Ternyata setelah beberapa bulan berlalu aku masih tetap bodoh"

___________

"Bibi, aku ingin memberitahumu sesuatu"






















To be Continued

Tetep stay yah sayang2 aku

Purple heart buat kalian yang udah stay baca dan vote ceritaku
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Bonus bunga
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

(JK) MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang