Really Bad Boy.
Hari ini adalah hari senin, hari terkutuk bagi semua umat, ah mungkin tidak. Mungkin hanya bagi anak sekolahan.
Aku dan semua teman kelasku sudah berkumpul dilapangan sekolah, menunggu instruksi dari guru olahraga kita.
"Hari ini kita akan melaksanakan olahraga lempar lembing, karena keadaan lapangan sekolah yang mungkin tidak memungkinkan kita melaksanakan kegiatan tersebut disini, kita akan melaksanakannya dilapangan yang lebih besar di dekat sini, kalian tau kan?" guru olahraga kami mulai memberi instruksi.
Kita semua serempak mengangguk.
"Kalau begitu ketua kelas pimpin doa, setelah itu jalan beriringan dan jangan terpisah" lalu guru olahraga kami pergi, mungkin dia akan naik kendaraan kesana, dan kita hanya diperbolehkan jalan kaki. Huh dasar tidak adil.
Setelah kami berdoa sesuai keyakinan masing-masing, kita lalu berjalan menuju lapangan yang disuruh guru kami tadi.
Aku yang memang terlalu semangat memilih berjalan lebih dahulu bersama Yeri. Aku berjalan sambil memegang tablet milik Yeri, sebenarnya Yeri tidak ingin membawanya tapi aku yang memaksanya dan memegangnya sekarang.
Aku dan Yeri berjalan melewati parkiran yang ada di dekat pos satpam, dan lagi-lagi suara seseorang mengganggu aktivitasku akhir akhir ini, aku bahkan sudah hafal dengan suara beratnya itu. Siapa lagi kalau bukan si Lucas itu.
"Lo tuh mau main hp apa olahraga, Hahaha" celutuknya lalu tertawa kencang bersama ketiga temannya.
Aku hanya berjalan melewatinya.
"Orang gaje" komentar Yeri disertai decakan sebal.
Dasar bodoh, bahkan dia punya mata yang besar, tidak liat kah dia aku memegang sebuah tablet bukannya sebuah ponsel? Oh dan bahkan apanya yang lucu sampai dia dan teman-temannya harus tertawa sekencang itu.
Mungkin karena merasa tak dihiraukan, dia kembali bersuara setelah tawanya selesai.
"Kalau jadi cewek jangan sok jual mahal dong, nanti gak ada yang mau" dia lalu kembali tertawa bersama teman temannya.
Membuatku berdecak sebal, jujur saja emosiku sudah tersulut dengan ucapannya barusan. Menyadari perubahan ekspresiku, Yeri lalu menarik tanganku dan membawaku menjauh.
"Sabar Qi, gue tau batas sabar lo udah abis tapi coba lo pikir lagi, orang yang kaya gitu kalau di ladenin makin menjadi tau gak, jadi gue saranin lo lebih sabar" ucap Yeri panjang lebar.
Aku lalu menghela nafas mencoba sabar "iya Yer, makasih ya udah ngingetin"
Kami lalu melanjutkan jalan seperti tujuan sebelumnya.
Really Bad Boy.
Kegiatan olahraga kami sudah selesai dan kami disuruh kembali kesekolah untuk bersiap siap dan pulang kerumah masing-masing.
Oh iya, jam olahraga kami bukan pagi malah mungkin siang hampir sore(?) karena olahraga kami dimulai jam 14.30-16.00. gila gak tuh, panas panasan kita olahraga nya.
Aku sekarang berjalan lebih dulu kesekolah bersama Mina. kami berjalan layaknya orang yang dikejar sesuatu yang penting. Iya, kalau kata Mina yang mengajakku berjalan cepat seperti ada yang urgent saja, tapi saat sampai dikelas aku tak berhenti berkomat-kamit hanya karena Mina membohongiku. Ternyata dia hanya ingin cepat cepat mengadem di dalam kelas.
"Sialan ya lo, gue sampe ngos-ngosan tau gak!" bentak ku padanya.
Dia hanya menyengir tanpa dosa sambil terus saja mengatur posisinya agar dapat merasakan angin yang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Bad Boy✔
أدب الهواة❝Jangan datang kalau kau hanya menjadikanku sebagai mainanmu.❞ Really Bad Boy, 2019. A story by Gelapitto.