4. LucAS .4

360 43 2
                                    

Gue menyukai goodboy. Itulah mengapa kak Hyunjin begitu tepat.

Gue tahu segalanya tentang kak Hyunjin. Tentu saja semua informasi itu ga mudah buat gue dapetin.

Adi tiap hari pengen muntah lihat kelakuan gue. Ngintilin dia hampir kemanapun dia pergi, termasuk ke toilet. Meski gue cuma nangkir didepan.

Adi tentu tahu banyak soal kak Hyunjin, karena mereka ada dalam satu oganisasi yang sama.

Awalnya dia iseng menceritakannya ke gue, memuji betapa baiknya cowok satu ini karena seringkali menolong juniornya.

Dan awalnya pun gue tidak tertarik sama sekali. Sangat jarang ditemukan cowok rupawan yang memiliki hati rupawan pula.

Namun lama-kelamaan, telinga gue terikat. Begitupun alam bawah sadar gue.

Disitulah sosok kak Hyunjin mulai usil nangkir di mimpi gue. Dan pada akhirnya karena keseringan nongol dan bikin cerita romance di mimpi, gue jatuh cinta ke kak Hyunjin tanpa sadar.

Dan anehnya, betapapun dulu gue jatuh cinta, ga pernah sekalipun gue punya fantasi di mimpi dengan orang itu. Seberapa keraspun gue memikirkannya.

Tapi kak Hyunjin berbeda. Apa mungkin gue harus disakiti dulu gitu biar cepat lupa?

Fantasi dan pemikiran gue buyar seketika, mendapati bahwa sekarang giliran gue yang membayar dikasir.

Sore ini gue mendapat tugas untuk membeli peralatan rumah tangga yang habis. Untung saja perum peruri cukup dekat dengan salah satu supermarket di kota ini. Berjalan kaki cukup.

Gue menenteng tas kresek berwarna hitam yang penuh. Berjalan terseok-seok karena bawaan yang terlalu berat. Berharap kak Hyunjin tiba-tiba lewat lalu menawarkan tumpangan.

Tapi nihil. Buktinya, gue sekarang udah sampai didepan rumah dengan peluh yang luar biasa banyak.

Setelah tepat sampai depan pintu, gue iseng melihat kearah pagar. Dan sial, kak Hyunjin beenran lewat. Baru saja. BA-RU A-JAH.

Gue mendengus sebal sambil melangkahkan kaki kedalam rumah. Timing gue jelek banget yak.

Paman gue -yang lagi ambil cuti kerja karena sakit- menatap gue heran. Seperti kesetanan.

"Ada yang salah Yuqi?"

Gue menggeleng. Menyeret barang bawaan sambil mendengus.

Gue meletakkan belanjaan di samping meja makan, mendapati tante yang sedang fokus pada TV. Nggak menyadari eksistensi gue sama sekali.

Kaki gue berjalan cepat diatas tangga, menuju kamar. Menyapa kak Jisoo yang kebetulan berpapasan di depan kamar.

"Lemes banget."

"Ya kakak sih gamau bantuin belanja."

"Maaf ya, aku masih ada kerjaan soalnya." jawabnya sambil berhehe tanpa dosa.

Gue membuka pintu kamar, malas berdebat dengan kak Jisoo.

"Eh iya. Kamu nanti malam bisa keluar?"

Gue berbalik menghadap kak Jisoo.

"Bisa sih, tugas aku udah selesai juga."

"Nanti kamu ikut keluar aku ya, diundang Jin buat makan malem."

Gue mengangguk. Eh tapi,
"Aku jadi nyamuk lagi ini?"

Kak Jisoo menggeleng cepat,
"Ini acara buat kamu kok. Katanya mau minta maaf karena gabisa jemput kamu kemarin."

NO KAK JIN. Dengan lo yang gabisa dateng waktu itu, gue punya kesempatan ketemu kak Hyunjin. Gue berterimakasih sejujurnya.

Gue tersenyum miring, dapat jackpot dua kali.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang