16. PriTi .16

221 25 15
                                    

Hujan yang tengah turun di luar rumah mengisi keheningan kami. Air air beningnya merayap melalui jendela kaca. Angin riuh menggoyangkan pepohonan, membuat kesan menyeramkan.

Gue terduduk kaku di sofa ruang tamu dengan kaus dan treening yang gue kenakan, mengamati pintu depan yang tertutup. Hyunjin juga duduk anteng di sebelah, di sofa panjang. Pupil matanya bergetar, gue tahu dia merasa aneh dengan keadaan ini. Begitupun gue.

15 minutes ago.

"Kak Hyunjin ngapain disini?"
Mata gue masih terbuka lebar mengamati lekat-lekat lelaki pembawa botol yang sudah kosong dihadapan gue ini.

Mendengar nada gue yang naik, ia ikut bingung. Menggaruk tengkuk.

"Eh anu,"

"Anu gimana kak?" Balas gue tak sabar.

Gue berusaha membenarkan jubah handuk, takut terbuka barang sedikitpun.

"Kamu ganti baju dulu deh. Nanti saya cerita."

Gue menuruti Hyunjin. Segera berlari keatas dan berganti baju secepatnya.

Setelah rapi, gue segera turun, menuntut penjelasan. Menemui Hyunjin yang sudah duduk anteng di sofa ruang tamu.

Setelah mendekat kearahnya, gue menyadari sesuatu yang aneh. Rumah nampak kekurangan sinar cahaya.
"Kak, itu kenapa pintu depannya ketutup ya?"

Hyunjin menggeleng.
"Saya juga ga tau, Yuqi. Pintunya kekunci."

"Heh?"

"Coba deh kamu hubungi Kak Jisoo."

Gue lari lagi keatas untuk mengambil HP. Lirik sana sini pasang mata elang mencari keberadaan benda kotak itu.

"KAK JISOO KEMANA? KENAPA PINTU DEPAN DIKUNCI? TANTE JUGA GA ADA."
Mulut gue udah nyerocos aja begitu telepon diangkat.

Kaki gue cekatan kembali ke lantai bawah tidak ingin membiarkan Hyunjin sendirian.

"Astaga!" Jawaban kak Jisoo nampak lebih kaget dari gue yang menyadari tertutupnya pintu beberapa menit yang lalu.

Gue mencium aroma aroma ganjil nih.

"Kuncinya aku bawa! Mama lagi ke rumah temennya yang punya hajatan."

"YA GUSTI. Yaudah pulang! Ini kasihan Kak Hyunjin gabisa balik."
Hyunjin sedikit mendongak karena gue masih berdiri, mengamati gerak gerik dan pembicaraan antara gue dengan Kak Jisoo.

"Duh gabisa nunggu? Ini aku ada client penting. Atau ga nanti nunggu papa pulang dari kantor."

"Si Om pulangnya pasti larut kak. Aduh, lagian mana ada client di hari libur gini sih. Atau jangan-jangan Kak Jis keluar sama Kak Jin ya?!"

"HEH SEMBARANGAN!"

"Yaudahhh makanya cepet pulang kak."
Gue merajuk.

"Ih. Hyunjin yang gabisa pulang kok kamu yang masalah?"

Gue mengerlingkan mata. Yaiyalah, ntar seatap berdua gimana dong Jissss.

"Mana Hyunjin?"

"Di sebelah."

"Kasihin teleponnya ke dia!"

Tanpa bertanya lagi, gue segera menyerahkan ponsel ke Hyunjin. Baru duduk setelahnya.

"Halo Kak Jisoo?"
Buset, alus bener suaranya kalo sama Jisoo.

"....."

"Oh gitu ya kak."

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang