"Kamu kalo ketawa gitu kok cantik."
Gue bergeming, mengabaikan komputer jinjing yang memutar running man di hadapan kami.
Tapi lihat wajahnya yang polos itu. Mulutnya gampang banget melemparkan kata seperti itu, seolah sudah seribu perempuan yang diperlakukan sedemikian.
Hyunjin melempar pandangannya kembali ke running man, tertawa setelahnya.
Gue berdehem, mencoba memusatkan pandangan ke variety show itu lagi.
Gagal. Gue gabisa fokus. Kalimat cantik yang terucap olehnya sedetik itu membuat jiwa gue limbung.
Video player belum berhenti sedari tadi, memutar film-film lain. Kami saling diam sambil memasang telinga untuk mendengar suara rintik hujan yang mereda.
Malam semakin larut dan udara kian dingin. Gue melirik jam dinding. Sudah pukul 8 malam rupanya.
"Kak Hyunjin belum makan, kan?"
Hyunjin menoleh.
"Belum.""Kak Hyunjin mau makan?"
"Emang ada makanan ya?"
Gue menggaruk kepala.
"Ga tau juga sih kak."Jari Hyunjin menekan tombol pause, menjeda video player.
"Kamu bisa masak?""Eh?"
Gue kelagepan. Masalah utamanya adalah, tangan gue ini aja gapernah gue pake buat nyentuh bahan makanan.Ngebedain laos sama kencur aja gabisa gue tuh.
Hyunjin terkekeh, matanya menggoda gue yang semakin ciut.
"Gabisa yaaaaaaaaa???""Kita pesen grab food aja ya, kak?"
Hyunjin menunjuk kearah jendela.
"Emang makanannya mau dimasukin lewat mana, Yuqi? Orang jendelanya aja kaya gitu."Pandangan gue beralih ke jendela. Tau kan jendela yang dalamnya dipasangi besi gitu?
Nggue mendengus.
"Kalo masak mie instant saya bisa kak."
"Semua orang juga bisa, Yuqi."
Gue tersenyum getir.
"Permisi ya." Hyunjin melangkah melewati gue. Kakinya melangkah mantap kearah dapur. Gue mengikuti dari belakang.
Ia mencuci tangannya di wastafel, entah untuk apa. Tiba-tida dia noleh.
"Kamu mau makan apa?""Eh?" Gue kaget dong tiba-tiba ditanya gitu.
"Terserah, Kak."Hyunjin membalikkan badannya. Tubuhnya ia sandarkan ke meja wastafel.
"Jangan terserah dong. Kamu bilang mau makan apa, saya bisa masak semuanya.""Kak Hyunjin bisa masak?"
Dia mengangguk semangat.
"Dulu waktu SMA kan saya tinggal sama nenek. Keseringan bantu masak jadi bisa deh."Bibirnya menyinggungkan senyum.
Sebenernya dia tuh muka bad boy, tapi mengapa? TAPI MENGAPA SIKAPNYA BISA SE MANIS INI YA TUHAN?
Gue salah tingkah sendiri kan
"Nasi goreng aja deh kak, yang gampang."
Tanpa basa-basi lagi tangannya cepat memilah bahan di kulkas, menghaluskannya, menyiapkan nasi dan alat-alatnya.
Gue menyandarkan tubuh ke tembok, memilih menjadi penonton.
Aksinya membuat gue tersenyum sendiri. Mungkin gue ga akan pernah tau kalo dia bisa masak, kalo gak kekunci di rumah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]
FanficGini aja deh. Kalo lo jadi Yuqi, mending milih Hyunjin apa Lucas?