30. J a F .30

170 31 13
                                    

Lucas mencoba mengontrol mukanya yang sedari dulu tampan tapi absurd itu. Entah mengapa wajahnya memerah, entah karena pantulan sinar atau memang begitu adanya. Atau mungkin manusia satu ini diam-diam mengoleskan blush on ke pipinya?

"Just a friend ya?"

Gue mantab mengangguk membalasnya.

"Lagu ini akan saya persembahkan kepada seseorang yang dengan bangsatnya menolak saya." Telak. Seisi ruangan riuh mendengar satu kalimat itu.

Semua wajah menganga, menampilkan wajah tak percaya mereka bahwa ada orang segila dan senekat gue. Satu dua ada yang takjub, menyemangati gue biar ga sampe frustasi atau bahkan bunuh diri karena cinta sepihak yang gak ngehasilin duit ini.

Tiba-tiba gue kebingungan ketika melihat Lucas mengangkat tangannya kearah temannya yang berdiri di tengah ruangan dengan membawa kamera hitam. Lucas mengangguk, temannya itu balas mengangguk.

Alunan suara gitar Lucas mulai memenuhi ruangan. Gue mengangguk angguk keasyikan, sesekali menyembunyikan senyum gue yang ilang timbul.

Bangsat gue makin kepincut pas lirik-lirik kearah Lucas.

Why you gotta hug me like that every time you see me?
Why you always making me laugh
Swear you're catching feelings
I loved you from the start
So it breaks my heart


Gue melirik Lucas disebelah kiri yang duduk dan terfokus dengan gitarnya. Sebagai manusia yang disusupi makluk halus agresif, gue gabisa diem aja dong dapet kesempatan kayak gini.

Gue berjongkok, duduk dibawah sambil mendongak menatap Lucas yang anteng duduk di kursinya. Wajahnya semakin jelas dari bawah sini karena tadi ia hanya menunduk menatap gitar.

Teriakan kembali riuh, entah cemburu entah mengumpati gue karena kegilaan gue yang terang-terangan menatap Lucas dengan tatapan cinta. NAJIS WOE REDAKSI GUE OMG.

When you say I'm just a friend to you
Cause friends don't do the things we do
Everybody knows you love me too


Lucas yang awalnya benar-benar gamau ngeliat gue, kini mulai tergoda. Tingkah gila gue sayang banget dong kalo dilewatin.

Tryna be careful with the words I use
I say it cause I'm dying to
I'm so much more than just a friend to you

Gue bangkit, menyandarkan siku gue ke bahu Lucas. Gue merasakan tubuhnya tersentak. Gue mah senyum licik aja. Kaget kan lo seorang Yuqi Song bisa gini?

Mata gue menyisir penonton. Wajah mereka makin merah. I swear ini marah deh mereka. Siap banget gue ditimpuk pas turun panggung.

Karena Lucas stan sepertinya semakin memanas, gue memilih untuk menyelesaikan tingkah gila gue sampai akhir lagu. Menutupnya dengan sikap wajar.

Setelah bait terakhir tersampaikan dan alunan gitar Lucas selesai gue segera membungkuk kearah audience. Demi apa gue gamau mati muda.

Tepuk tangan terdengar. Gue menegakkan tubuh kembali. Respon mereka gak seburuk yang gue kira, malah ada beberapa yang sibuk mengarahkan kameranya ke gue.

Dan gue ga tau kalo itu bakal jadi sebuah malapetaka dan boomerang yang bikin gue gabisa hidup normal suatu saat.

"Ati-ati lo abis ini." Ujar Lucas ketika kami udah di dalam mobil. Dia tampak sibuk mengatur setir mobil, memundurkan mobil.

"Ati-ati apa?" Gue ikut ngintipin spion, jadi takut dia nabrakin mobilnya.

"Bentar lagi hidup lo ga tenang kayaknya."

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang