Hari ini gue memutuskan mengurung diri di rumah. Hari ini sial banget gue, sesial kemarin.
Tadi pas mau ngampus jam pagi, gue kesiangan. Ga sempet sarapan karena takut telat. Terus baru aja gue turun dari gojek, tiba-tiba dapet kabar kalo kuliah hari ini di cancel. Akhirnya pulanglah gue setelah buang ongkos di gojek.
Sampe rumah, gue celingukan cari makanan. Sialnya, magic jar tante tiba-tiba error. Jadi nasinya berubah jadi kerak semua.
Akhirnya gue masak pop mie. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro.
Gue merasa dikutuk hari ini. Gue merasa kalo semisal gue keluar rumah hari ini, semua cobaan bakal diujikan ke gue. Mungkin gue kualat abis nyium bibir orang sembarangan kemarin.
Jadi, untuk keamanan bersama gue memilih mengunci diri di rumah.
Setelah popmie gue jadi, gue segera membawanya ke ruang tengah yang ada TVnya. Memutuskan menonton drama bergenre triller, Voice.
Gue bukan penggemar triller. Lebih mudah bagi otak gue untuk menerima informasi cerita semacam romansa komedi. Tapi berhubung gue lagi ga pengen ketawa, triller lah solusi terbaiknya.
Mata gue menyisir keberadaan remote untuk mengganti program. Segera, gue memindah channel TV menjadi USB yang telah gue pasang sebelumnya.
Tatapan kosong gue lemparkan kepada kedua tokoh yang tengah berdebat itu. Lo pada ngeributin apa sih? Pikir gue dalam hati sambil menghisap kuah popmie.
Tiba-tiba gue kepikiran masalah kemarin sama Hyunjin. Itu gila sih. Gue kesambet sundel cabe mana sampe berani beraninya nyium dia.
Dan asal tau aja, kemarin dia tetap menutup mulut rapat sampe gue balik pulang sekalipun. Jadi posisi gue pamit, dia cuma mengangguk aja.
Kalo sadar gue segila ini, rasanya pengen cukur alis aja, biar bisa liat tuyul terus nyuruh dia nyuri hati hyunjin buat gue miliki.
Gue memutuskan kembali menatap adegan drama yang gue tonton.
Ga lama, ponsel gue yang tadi tergeletak di sofa samping berdering, gue mengangkatnya.
"Halo."
"Halo sayang,"
"Kenapa?"
"Sibuk nggak kamu?"
"Mau lo apa? Gue ga minat bercanda, Lucas."
Suara diseberang berubah nada, menjadi lebih waras.
"Kenape lo?!?""Ya elo ada apa nelpon?"
"Ga jadi ah. Lo judes begini."
"Ngomong ga? Ato gue kirim bom ke kos an lo."
"Bom cinta mau dong Qi."
"Edan cuk." Karena emosi gue udah di ujung, dan daripada gue sembur Lucas lewat ponsel, mending gue tutup aja.
Hampir jempol gue menutup panggilan, Lucas berteriak menghadang dari sana.
"APA LAGI?!?" Sergah gue.
"Anu, gini."
"Gini gimana?"
"Anu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]
FanfictionGini aja deh. Kalo lo jadi Yuqi, mending milih Hyunjin apa Lucas?