7. foOd StReEt .7

289 41 10
                                    

Hari ini gue main ke kafe tempat lucas bekerja. Mau di traktir kopi katanya.

Gue iyain aja. Toh rezeki gaboleh ditolak kan.

Lucas tersenyum dari balik mejanya mendapati gue masuk membawa beberapa buku ditangan.

"Hai."

Gue nyengir.
"Kenapa senyum senyum gitu lo? Bahagia banget."

"Ketemu lo soalnya."

Gue nyengir lebih parah.
"Dih."

Gue tau Lucas bercanda. Memang begitu orangnya. Kemarin waktu makan pizza aja dia nggibahin cewe cantik di meja seberang.

"Gue mau latte."

Lucas mengangguk.

"Nambah kue boleh?" gue menawar, melihat cheese cake di etalase membuat gue tergiur.

Lucas mengangguk lagi.

Gue segera mencari tempat duduk. Tentu saja di kursi biasanya. Udah PW.

Tak lama Lucas datang membawa pesanan gue. Meletakkannya di meja.

Ia melepas apronnya di punggung kursi lalu duduk di hadapan gue.

"Lo mau ngapain?"

"Duduk lah." jawab Lucas.

"Nggak. Maksud gue, lo nggak balik kerja?"

Lucas melambaikan tangannya enteng.
"Alah. Kan ada tuh ciwi ciwi yang gantiin."

Gue menghela napas panjang untuk menjawab. Terserah.

"Eh kemarin kemana lo nggak kelihatan?"

"Langsung pulang gue."

Lucas mengangguk.

"Eh gue minta nomer lo napa."

Lucas menyodorkan ponselnya, gue menyambarnya lalu mengetikkan nomer gue.

"Yuqriting." Ucapnya tiba-tiba setelah menerima ponselnya kembali dan mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

"Hah apaan?"

"Yuqriting. Yuqi kriting."

Dia ngesave nomer gue dengan nama itu. Plz.

"Bangke."

Lucas tertawa kecil. Mematikan ponselnya lalu memasukkannya ke saku.

"Eh btw nih, lo dari kota mana sih? Kepo gue."

"Eh iya, tanggal lahir lo brapa? Ya siapa tau kan sama kaya gue." Lanjutnya.

"Eh sekalian alamat lo sekarang dong."

Gue mengerlingkan mata berasa di sensus.

Gue membuka tas, mengambil dompet lalu membukanya. Mencari kartu biru yang mulai dimiliki seluruh wni berumur 17 itu.

Lucas mendelik melihat gue menyodorkan ktp kearahnya.

Ia tertawa tidak percaya gue sebegitunya, tapi tetap saja diambil.

"EH!"

Gue hampir tersedak karena nada tinggi Lucas.

"Kita dari kota yang sama dong bego!"

Gue ikutan mendelik mendengar perkataan Lucas barusan. Beneran?

"Lo SMA mana?" Tanya Lucas antusias.

"Satu. Lo?"

"Ah gila ya. Gue dari SMA 2 dong!"

Gue masih mangap mangap aja ga percaya. Tapi setelah kami saling mencocokkan dan sedikit bernostalgia akhirnya masing masing dari kami saling percaya bahwa kami dulu sekota.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang