19. bLusH .19

246 33 10
                                    

Matkul gue baru aja kelar. Lengan kanan kiri gue masih membawa peralatan buat ospek. Asal tau aja sih, ospek gue itu setiap hari sabtu sampe satu semester. Jadi di hari jumat begini ya lembur.

Gue membawa setumpuk buku dan map di lengan kanan, lantaran totebag gue terlalu kecil untuk menampung benda benda ini.

Mata gue melirik kearah kantin. Memutuskan beristirahat sejenak di salah satu meja.

Gue membuka botol minum yang tadi berada dalam tas. Meneguknya hingga tandas sambil mengamati lambang batere ponsel yang sudah merah.

Mata gue menyorot sekitar, masih ramai. Jam makan. Gue teringat ada janji ketemu sama Lucas. Mau minta nemenin nyari barang buat ospek besok.

Karena matkul gue juga udah kelar, gue segera keluar dari kampus, berjalan kearah kafe seberang.

Senyum gue urung setelah mendorong pintu kaca kafe itu, dan tidak menemukan sosok Lucas di balik mejanya.

Gue melangkahkan kaki malas ke tempat pojok seperti biasa. Memesan latte dengan raut datar ke pelayan perempuan yang sedang jaga.

Gue menyalakan laptop, menyambungkannya ke wifi lalu menyumbat telinga dengan headset sambil menunggu Lucas. Mencoba fokus mengerjakan tugas untuk besok.

Hampir separuh tugas untuk ospek kelar, dan Lucas belum menampakkan batang hidungnya.

Gue melirik pergelangan tangan. Sudah pukul 4 sore yang artinya gue udah duduk berdiam disini selama 5 jam.

Layar laptop membuat mata gue perih. Gue menunduk sambil memejamkan mata, menyentuh kelopak mata untuk membuatnya lebih dingin.

Gue greget pengen ngehubungin Lucas. Sudah hampir 4 jam dia telat. Tapi apa daya batere gue habis, dan gue ga ada charger.

Tiba tiba ada orang yang berdiri di sebelah gue, bayangan dari ekor mata gue menunjukkan kalau dia sedang membungkuk, mengamati gue yang sedang duduk.

Gue segera mengangkat wajah, mendapati Hyunjin yang setengah menunduk, tersenyum.

"Hai kak!" Gue berseru.

"Halo. Ngapain disini?"
Hyunjin meluruskan punggungnya, ia berdiri tegak sekarang.

"Ah lagi ngerjain tugas ospek ini."

Hyunjin mengangguk angguk.
"Sendirian?"

Ganti gue yang mengangguk.

"Saya boleh duduk sini Qi?"

Gue tersendat, wajah gue kaku seketika.

"Eh ga boleh ya-"

"BOLEH KAK. BOLEH BANGET." Potong gue sebelum dia berubah pikiran dan memutuskan untuk pergi.

Gue mengelap meja depan gue dengan tangan, mempersilahkan Hyunjin yang sedang tertawa ini untuk duduk.

Hyunjin meletakkan tasnya di bawah, menyeruput kopi yang tadi dibawanya.
"Katanya ospeknya FK nyusahin ya?"

Gue mengangguk semangat dengan muka sebal, mengabaikan kertas dan buku yang berserakan diatas meja.

"Gabung teknik aja sama saya." Hyunjin cekikikan.

Gue menggeleng.
"Ga mau. Nanti disuruh gundul." Lalu tertawa.

"Gapapa. Biar makin glowing."

Kami tertawa terbahak-bahak. Banyak sekali yang kami bicarakan, sepuluh persen bahasan penting, sisanya tidak sama sekali.

Jam di dekat meja pelayan menunjukkan pukul 6. Gue menepuk jidat, lupa bahwa gue harus mencari perbekalan untuk ospek besok.

"Ada apa?"

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang